Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Buku Filsafat Ilmu yang Cocok Dibaca Pemula

Buku Filsafat Ilmu yang Cocok Dibaca Pemula/pexels.com

Filsafat ilmu adalah bidang yang penting untuk memahami dasar-dasar dan prinsip yang membentuk ilmu pengetahuan. Bagi pemula, mempelajari filsafat ilmu dapat membuka wawasan tentang bagaimana ilmu dikembangkan, diuji, dan dipahami.

Namun, memilih buku yang tepat untuk mengenal dasar-dasar filsafat ilmu bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang baru memulai perjalanan di bidang ini. Berikut merupakan 7 buku filsafat ilmu yang dirancang untuk membantu pembaca memahami konsep-konsep mendasar tanpa harus merasa kewalahan.

1. The Logic of Scientific Discovery – Karl Popper

The Logic of Scientific Discovery. instagram.com/rarebooksleuth

Karya Karl Popper ini menguraikan konsep falsifiabilitas sebagai kriteria utama dalam menentukan apakah suatu teori ilmiah layak atau tidak. Popper mengkritik metode induktif tradisional, di mana teori dibangun dari observasi dan pengulangan data. Menurutnya, metode induktif ini tidak cukup kuat untuk menjamin kebenaran ilmiah, karena observasi berulang tidak membuktikan bahwa suatu teori selalu benar.

Popper kemudian menawarkan pendekatan deduktif melalui falsifikasi, yaitu kemampuan suatu teori untuk diuji dan mungkin dibuktikan salah oleh bukti empiris. Teori yang baik, menurut Popper, adalah yang bisa diuji dan memiliki potensi untuk dibantah. Dengan falsifikasi sebagai dasar, Popper merombak cara pandang terhadap ilmu pengetahuan, menekankan bahwa pengetahuan ilmiah bersifat sementara dan selalu terbuka untuk ditinjau kembali.

2. Structure of Scientific Revolutions – Thomas Kuhn

Structure of Scientific Revolutions. instagram.com/apatienza

Lewat buku ini Thomas Kuhn memperkenalkan konsep revolusioner tentang perubahan paradigma dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Kuhn berpendapat bahwa ilmu tidak berkembang melalui proses akumulatif yang linier, tetapi melalui perubahan mendasar atau revolusi yang menggantikan paradigma lama dengan yang baru.

Paradigma, dalam hal ini, adalah kerangka kerja yang mencakup teori, metode, dan standar ilmiah yang diterima oleh komunitas ilmiah dalam suatu periode.

Menurut Kuhn, periode ilmu normal adalah ketika para ilmuwan bekerja dalam batas-batas paradigma yang berlaku untuk memecahkan teka-teki ilmiah. Namun, ketika paradigma tersebut gagal menjelaskan berbagai anomali yang muncul, muncullah krisis yang membuka jalan bagi revolusi ilmiah.

Dalam revolusi ini, paradigma baru muncul untuk menggantikan yang lama, membawa pemahaman yang berbeda dan mengubah arah penelitian di masa depan. 

3. What is This Thing Called Science? – A.F. Chalmers

What is This Thing Called Science?/ebay.com.au

What is This Thing Called Science? adalah buku pengantar yang membahas konsep-konsep dasar dalam filsafat ilmu, dengan fokus pada bagaimana ilmu pengetahuan dipahami dan dikembangkan.

Chalmers mengeksplorasi berbagai pandangan tentang ilmu, dimulai dari pendekatan klasik induksi, di mana pengetahuan ilmiah dianggap berasal dari pengamatan dan generalisasi. Namun, ia juga menyoroti kekurangan pendekatan ini, terutama karena tidak semua kesimpulan ilmiah dapat dihasilkan hanya melalui observasi.

Buku ini juga membahas pandangan Karl Popper tentang falsifikasi sebagai solusi untuk kelemahan metode induktif, dan kemudian memperkenalkan pandangan Thomas Kuhn tentang paradigma serta revolusi ilmiah. Melalui pembahasan ini, Chalmers menunjukkan bahwa ilmu tidak selalu berkembang secara linear atau absolut. 

4. Philosophy of Science: A Very Short Introduction – Samir Okasha

Philosophy of Science: A Very Short Introduction. instagram.com/books_fromworld

Melalui buku ini Okasha memandu pembaca melalui beberapa pertanyaan mendasar tentang ilmu pengetahuan seperti apa itu ilmu, bagaimana metode ilmiah bekerja, dan bagaimana kebenaran ilmiah dapat diverifikasi. Buku ini mencakup topik-topik seperti metode induktif dan deduktif, teori verifikasi dan falsifikasi, serta isu-isu penting dalam etika dan realisme ilmiah.

Okasha juga menjelaskan perbedaan antara ilmu alam dan ilmu sosial serta perdebatan terkait apakah keduanya bisa dianggap sama dalam metodologi. Di sepanjang buku ia membahas ide-ide tokoh-tokoh penting seperti Karl Popper, Thomas Kuhn, dan Imre Lakatos, memberikan pandangan singkat namun menyeluruh tentang perdebatan dalam filsafat ilmu. 

5. The Philosophy of Science: The Central Issues – Martin Curd & J.A. Cover

The Philosophy of Science: The Central Issues/abebooks.co.uk

Buku ini berfungsi sebagai kompendium yang menggabungkan pandangan dari para pemikir terkenal, seperti Karl Popper, Thomas Kuhn, dan Imre Lakatos, serta tokoh-tokoh lain yang menawarkan perspektif beragam tentang apa itu ilmu dan bagaimana ia bekerja.

Dengan mengumpulkan teks klasik dan kontemporer, buku ini membahas isu-isu utama seperti metode ilmiah, falsifikasi, konfirmasi teori, dan realisme ilmiah.

Curd dan Cover juga menyusun diskusi mendalam mengenai tema-tema seperti revolusi ilmiah, batas antara ilmu dan pseudoscience, serta perbedaan ilmu alam dan ilmu sosial.

Setiap esai memberikan pandangan kritis tentang bagaimana ilmuwan menghasilkan pengetahuan, bagaimana paradigma terbentuk dan bergeser, serta tantangan yang muncul dalam proses pengujian teori. 

6. The Order of Things – Michel Foucault

The Order of Things. instagram.com/omnibooksla

Dalam buku ini, Foucault menganalisis bagaimana manusia memahami dan mengkategorikan pengetahuan dalam berbagai bidang, termasuk ilmu sosial, ilmu alam, dan humaniora. Ia memperkenalkan konsep episteme, yaitu struktur dasar yang membentuk cara kita berpikir pada periode tertentu dalam sejarah.

Foucault menelusuri perubahan dalam cara pandang terhadap subjek, objek, dan hubungan di antara keduanya, menunjukkan bagaimana klasifikasi dan kategori ilmiah berfungsi untuk mengatur pengetahuan.

Ia mengeksplorasi transisi dari Renaissance, melalui periode klasik, hingga masa modern, dengan menyoroti bagaimana perubahan dalam pemikiran menghasilkan cara baru dalam memahami manusia dan tempatnya di dunia. 

7. In Search of a Method – Jean-Paul Sartre

In Search of a Method. instagram.com/eisiaubooks

In Search of a Method karya Jean-Paul Sartre mengupas pendekatan eksistensialis terhadap metode penelitian dan pemahaman manusia. Dalam buku ini, Sartre berusaha menjawab pertanyaan tentang bagaimana metode yang tepat dapat digunakan untuk memahami realitas manusia yang kompleks.

Ia mengkritik pendekatan tradisional yang terlalu terfokus pada determinisme dan objektivitas, serta menegaskan pentingnya subjek dan pengalaman individu dalam memahami eksistensi.

Sartre mengusulkan metode yang lebih terbuka dan fleksibel, yang mengakui kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan individu. Ia juga menyoroti peran konteks sosial dan sejarah dalam membentuk pengalaman manusia, serta menekankan bahwa tidak ada satu metode tunggal yang dapat menangkap keseluruhan kompleksitas kehidupan manusia.

 

Dari 8 buku filsafat ilmu di atas, mana yang pernah kamu baca sampai tuntas?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rachmaddani Rizki Saputra
EditorRachmaddani Rizki Saputra
Follow Us