6 Fakta dalam Dunia Naruto yang Jarang Diketahui

Meskipun menjadi momen yang sangat emosional dan penting dalam cerita Naruto, kematian Kushina Uzumaki terjadi dalam keadaan yang sangat kacau. Serangan mendadak dari murid kesayangannya yang diselamatkan oleh Madara dari kematian di episode 344, yakni Obito,  membuat situasi Konoha menjadi sangat tidak terkendali di malam kelahiran Naruto.

Dalam kekacauan itu, Kushina lebih fokus pada keselamatan anaknya, Naruto, daripada mencoba mengidentifikasi penyerangnya secara pasti. Selain itu, teknik penyamaran yang digunakan Obito sangat efektif, membuatnya sulit dikenali.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah manipulasi yang dilakukan oleh Madara Uchiha. Sebagai dalang di balik serangan itu, Madara memiliki motif kuat untuk menyembunyikan identitas Obito. Ia mungkin telah menggunakan kekuatannya untuk menghapus ingatan Kushina terkait wajah Obito atau memanipulasi kejadian sehingga jejak Obito sulit dilacak.

Terakhir, kematian Kushina sendiri membuat ia tidak memiliki kesempatan untuk melakukan investigasi lebih lanjut dan mengungkapkan kebenaran di balik serangan tersebut. Dengan demikian, kombinasi dari faktor-faktor tersebut, seperti serangan mendadak, penyamaran yang efektif, fokus pada Naruto, manipulasi oleh Madara, dan kematian Kushina, membuat identitas asli Obito tetap tersembunyi hingga akhir.

Hal itu diperkuat dengan kematian Kushina dan Minato yang dibunuh Kyuubi yang sengaja dilepaskan oleh Obito, sehingga membuat seluruh warga Konoha fokus terhadap keduanya ketimbang mengejar musuh.

Konohamaru Sarutobi, cucu dari Hokage Ketiga, sejak kecil mengidolai Naruto Uzumaki. Ia kagum dengan semangat juang dan kekuatan Naruto, sehingga ia memilih Naruto sebagai gurunya, hal tersebut dapat dilihat dalam episode 2 Naruto. Di dalamnya Konohamaru diajarkan oleh Naruto sebuah teknik kagebunshin yang dapat berubah menjadi wanita vulgar atau sexy clone no jutsu.

Obsesi Konohamaru terhadap Naruto juga didasari tekad kuat untuk menjadi seorang Hokage Konoha yang lebih hebat dari kakeknya Hiruzen Sarutobi. Bagi Konohamaru, Naruto bukan hanya seorang ninja hebat, tetapi juga sosok panutan yang menginspirasinya untuk menjadi lebih baik. Di bawah bimbingan Naruto, Konohamaru tidak hanya belajar teknik-teknik ninja, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang penting, seperti kerja keras, persahabatan, dan tanggung jawab.

Hubungan mereka bukan sekadar hubungan guru dan murid, tetapi juga persahabatan yang erat. Keduanya memiliki kesamaan pengalaman, yaitu pernah merasa dikucilkan dan kesepian. Hal inilah yang membuat mereka saling memahami dan mendukung satu sama lain. 

Dari ketiga Sannin legendaris yang ada di anime Naruto, hanya Jiraiya yang tidak menggunakan jutsu awet muda. Hal ini dapat dilihat dari fokus utama masing-masing Sannin yang berebeda.

Orochimaru dikenal sangat obsesif dengan kehidupan abadi dan eksperimen dengan jutsu terlarang. Sehingga hal tersebut membuatnya berkali-kali selamat dari kematian dan tetap eksis hingga masa Boruto.

Sementara Tsunade sebagai keturunan klan Senju memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan orang biasa. Klan Senju dikenal memiliki kekuatan hidup yang besar, yang mungkin menjadi salah satu faktor yang membuatnya awet muda.

Selain itu Tsunade menguasai segel Byakugou yang memiliki kemampuan penyembuhan yang luar biasa. Segel ini tidak hanya mampu menyembuhkan luka, tetapi juga dapat meregenerasi sel-sel tubuh. Kemungkinan besar, segel inilah yang berperan penting dalam menjaga penampilan Tsunade tetap muda. 

Berbanding terbalik dengan kedua temannya, sebagai seorang legenda Sannin Jiraiya lebih tertarik pada petualangan dan mencari kebenaran tentang dunia ninja.

Ada beberapa hal dalam anime yang mendukung pandangan ini, seperti peran sentral Konoha dalam cerita, bangkitnya keempat kage Konoha terdahulu demi mengalahkan Madara Uchiha, konflik berkelanjutan antara klan Uchiha dan Senju sebagai reinkarnasi Indra dan Ashura, serta kemampuan Obito Uchiha untuk memanipulasi informasi. Dengan melihat dari sudut pandang ini, perang dunia shinobi keempat dapat dianggap sebagai puncak dari perselisihan internal Konoha yang melibatkan kekuatan eksternal.

Itachi menggunakan genjutsu yang sangat kuat untuk menyiksa Sasuke secara mental.  Dengan memaksa Sasuke melihat kembali momen tragis kematian orang tuanya secara berulang, Itachi berharap Sasuke akan terdorong untuk membenci dirinya sendiri, klannya, dan semua yang berkaitan dengan Uchiha.

Kebencian yang mendalam ini diharapkan dapat menjadi motivasi yang kuat bagi Sasuke untuk menjadi lebih kuat dan pada akhirnya membunuhnya. Tindakan Itachi yang kejam ini didasari oleh cinta yang besar terhadap adiknya dan keinginan untuk melindungi desa Konoha. Dia berharap bahwa dengan mengorbankan dirinya dan keluarganya, dia dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi desa yang ia cintai.

Masashi Kishimoto pernah mengungkapkan bahwa karakter Hinata Hyuga dalam cerita tersebut memiliki sifat yang mirip dengan istrinya di dunia nyata.

Dalam suatu wawancara, Kishimoto menjelaskan bahwa saat ia mengembangkan karakter Hinata, ia secara tidak sadar menanamkan beberapa sifat dari istrinya ke dalam karakter ini. Wawancara ini diungkap Kishimoto pada 2015 setelah seri manga Naruto selesai, tepatnya dalam rangka promosi film The Last: Naruto the Movie. 

Hinata dikenal sebagai karakter yang pemalu, lembut, dan setia, khususnya dalam hal perasaannya terhadap Naruto. Sifat-sifat ini mencerminkan kepribadian istri Kishimoto, yang menurutnya juga memiliki sikap lembut dan perhatian.