Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi perempuan membaca buku. https://www.istockphoto.com/Imgorthand

Dalam dunia sastra, perempuan kerap menjadi sosok yang tidak hanya hadir sebagai karakter, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dan refleksi tentang kompleksitas hidup, emosi, serta perjuangan. Melalui karya-karya sastra, perempuan tampil dalam berbagai wajah—menjadi simbol kekuatan, penderitaan, cinta, dan pemberontakan.

Di balik setiap narasi, tersembunyi potret keperempuanan yang tak terelakkan, menggugah pembaca untuk merenungi makna identitas, peran, dan eksistensi perempuan di tengah dinamika sosial. Dalam artikel ini akan mengajak kamu untuk menelusuri lima karya sastra Indonesia yang mengangkat keperempuanan sebagai porosnya, membuka ruang untuk menyelami suara-suara perempuan yang penuh daya, melankoli, dan keberanian.

1. Bekisar Merah - Ahmad Tohari

Sampul buku Berkisar Merah. ebooks.gramedia.com

Bekisar Merah menceritakan kisah Lasi, seorang wanita cantik yang hidup di Desa Karangsoga bersama suaminya, Darsa, seorang penyadap nira kelapa. Kehidupan mereka penuh kemiskinan hingga suatu hari Darsa mengalami kecelakaan yang merusak rumah tangga mereka. Darsa terjebak dalam situasi dengan Bunek dan anaknya, Sipah, yang menghancurkan pernikahannya dengan Lasi.

Lasi pun melarikan diri ke Jakarta, di mana ia dijual secara halus kepada Handarbeni, seorang oveste yang tertarik pada kecantikannya yang mirip artis Jepang. Di tengah perjalanan hidup yang sulit, Lasi menyadari bahwa cinta sejatinya adalah Kanjat, yang sejak kecil selalu melindunginya. Setelah bertahun-tahun terpisah, Lasi akhirnya kembali ke desanya dan menikah dengan Kanjat, mengakhiri pencarian kebahagiaannya di tengah liku-liku hidup yang penuh tantangan.

2. Cantik Itu Luka - Eka Kurniawan

Editorial Team

Tonton lebih seru di