8 Tahapan Selamatan Orang Meninggal dalam Budaya Jawa

Selamatan ini adalah tradisi kuno sejak ribuan tahun lalu

Surabaya, IDN Times - Indonesia kaya akan tradisi yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakatnya hingga saat ini, seperti tradisi selamatan arwah dalam kepercayaan masyarakat Jawa terkait orang yang meninggal.

Selamatan orang meninggal dalam tradisi masyarakat Jawa digunakan sebagai sarana untuk mengirim doa. Keluarga yang ditinggalkan meyakini bahwa selamatan ini dapat meringankan dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh orang tersebut selama hidupnya.

Sejarah tradisi ini memiliki berbagai versi. Salah satunya mengaitkannya dengan Sunan Kalijaga, yang menggunakan pendekatan adat dan tradisi dalam penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Tidak mengherankan jika dalam tradisi selamatan orang Jawa terdapat elemen seperti tumpeng atau berkat makanan yang dibawa pulang.

Tumpeng ini pada awalnya dimaksudkan agar masyarakat mau datang dan mendoakan keluarga yang mengadakan selamatan. Selain itu, selamatan ini juga mengajarkan masyarakat Jawa untuk saling berbagi atau sodaqoh. Tumpeng juga merupakan ungkapan syukur atas nikmat kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT.

Selamatan orang meninggal dalam tradisi masyarakat Jawa memiliki urutan yang tetap dan tidak boleh salah. Biasanya, urutan ini mengikuti penanggalan Jawa sebagai pedoman. Berikut adalah 8 urutan selamatan dalam tradisi masyarakat Jawa yang harus diikuti dengan tepat.

1. Dina geblak (hari meninggal)

8 Tahapan Selamatan Orang Meninggal dalam Budaya Jawailustrasi tumpeng robyong (pixabay.com/mufidpwt-519589)

Dina geblak atau hari kematian adalah acara selamatan pertama yang harus dilakukan setelah prosesi pemakaman. Geblak juga sering disebut dengan istilah Ngesur atau Nyaur Tanah. Penentuannya menggunakan rumus jisarji dan harus dilaksanakan pada hari yang sama. Pada selamatan ini, juga dilakukan tradisi mengirim doa dengan membacakan surat Yasin.

2. Telung dina (selamatan hari ke-3)

8 Tahapan Selamatan Orang Meninggal dalam Budaya JawaTumpeng. (Instagram @cintadewi304)

Telung dina adalah acara selamatan yang dilakukan pada hari ke-3 setelah kematian seseorang. Mayoritas selamatan ini dilakukan pada malam hari, antara setelah maghrib atau isya. Penentuan hari untuk selamatan ini menggunakan metode lusarlu, yaitu pada hari ketiga dan pasaran ketiga dalam penanggalan Jawa. Pada acara selamatan ini juga dilaksanakan tradisi mengirim doa dengan membacakan surat Yasin.

3. Pitu dina (selamatan hari ke-7)

8 Tahapan Selamatan Orang Meninggal dalam Budaya JawaTumpeng. (Instagram @cintadewi304)

Perlu diingat, dalam selamatan arwah atas kematian seseorang dalam tradisi masyarakat Jawa, tidak mengenal minggu atau bulan dalam penentuan waktu. Semuanya berdasarkan hitungan hari. Pitu dina adalah selamatan yang harus dilakukan pada hari ke-7 setelah kematian seseorang. Penentuan hari dan pasaran menggunakan rumus tusaro, yaitu hari ketujuh dan pasaran kedua dalam kalender Jawa. Pada acara selamatan ini juga dilaksanakan tradisi mengirim doa dengan membacakan surat Yasin.

4. Patangpuluh dina (selamatan hari ke-40)

8 Tahapan Selamatan Orang Meninggal dalam Budaya JawaTumpeng. (Instagram @ampyaaang.sby)

Patangpuluh dina adalah selamatan setelah 40 hari kematian. Cara menghitung hari dan pasarannya menggunakan rumus masarma, yaitu hari kelima dan pasaran kelima. Untuk diketahui, tumpeng atau berkat hanya akan disediakan pada hitungan selamatan sejak hari ke-3 kematian. Sedangkan pada hari pertama, hanya ada ungkur-ungkur atau buceng. Ini mirip dengan berkat namun wadahnya kecil dan porsinya sedikit. 

5. Nyatus dina (selamatan hari ke-100)

8 Tahapan Selamatan Orang Meninggal dalam Budaya JawaIlustrasi selamatan. (Instagram @mujack13)

Tak beda dengan selamatan sebelumnya. Nyatus dina adalah selamatan setelah hitungan ke-100 hari kematian. Cara menghitung hari dan pasarannya menggunakan rumus perhitungan rosarma, yaitu hari kedua dan pasaran kelima. Pada selamatan ini dan sebelumnya juga dilangsungkan tradisi kirim doa dengan membacakan surat Yasin. 

Baca Juga: 7 Fakta Tumpeng Hidangan Khas Nusantara, Lekat dengan Tradisi Jawa 

6. Mendak pisan (selamatan hari ke-120)

8 Tahapan Selamatan Orang Meninggal dalam Budaya JawaContoh berkat di acara selamatan orang Jawa. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Mendak pisan adalah selamatan arwah yang dilakukan setahun setelah kematian seseorang dalam tradisi masyarakat Jawa. Penentuan hari dan pasaran menggunakan rumus patsarpat, yaitu pada hari keempat dan pasaran keempat dalam kalender Jawa. Biasanya, jika ada rencana pernikahan di keluarga yang sedang berduka, harus ditunda hingga setelah selamatan ke-120 hari dilaksanakan. Konon, jika pernikahan tetap dilakukan sebelum selamatan tersebut, bisa mendatangkan sial berupa kematian bagi pasangan tersebut.

7. Mendak pindo (selamatan hari ke-240)

8 Tahapan Selamatan Orang Meninggal dalam Budaya JawaIlustrasi selamatan. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Mendak pindo adalah selamatan yang dilakukan tepat 240 hari setelah kematian seseorang dalam tradisi masyarakat Jawa. Penentuan hari dan pasaran menggunakan rumus rosarpat, yaitu pada hari kesatu dan pasaran ketiga dalam kalender Jawa. Acara selamatan ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, masih melibatkan doa Yasinan bersama dan penyajian tumpeng.

8. Nyewu (selamatan hari ke-1000)

8 Tahapan Selamatan Orang Meninggal dalam Budaya JawaIlustrasi selamatan. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Sebagai penutup, tradisi selamatan arwah dalam kepercayaan masyarakat Jawa diakhiri dengan selamatan nyewu. Nyewu adalah selamatan yang dilakukan pada hari ke-1000 setelah kematian seseorang. Penentuan hari dan pasaran menggunakan rumus nemsarma, yaitu pada hari keenam dan pasaran kelima dalam kalender Jawa, yang dilaksanakan sekitar 2 tahun 9 bulan setelah orang tersebut meninggal.

Baca Juga: 5 Bulan Baik untuk Melangsungkan Pernikahan Menurut Tradisi Jawa

Agung Sedana Photo Community Writer Agung Sedana

Sebagus-bagusnya tulisan, adalah tulisan yang menginspirasi, membangun, dan mengedukasi. Setiap orang berhak mendapatkan informasi yang benar-benar akurat.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah
  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya