Anak-anak Berisik saat Tarawih, Bagaimana Menyikapinya?

Fatwa untuk anak-anak yang berisik di masjid saat tarawih

Bulan puasa menjadi ajang bagi setiap muslim untuk berlomba-lomba dalam meningkatkan kualitas ibadah mereka di hadapan Allah SWT. Biasanya sepanjang hari akan dihiasi oleh berbagai rutinitas ibadah seperti berdzikir, salat sunnah, membaca Al-Qur’an, dan beberapa amalan-amalan baik lainnya.

Salah satu salat sunnah yang menjadi ikon saat ramadan adalah tarawih. Salat ini umumnya dikerjakan secara berjama’ah dalam jumlah yang banyak, dan biasanya dilaksanakan di masjid atau musala. Terkadang hal yang paling meresahkan ketika melaksanakan salat tarawih adalah hadirnya anak-anak yang seringkali menimbulkan kegaduhan, keramaian, hingga bermain di dalam tempat ibadah.

Tak sedikit orang tua yang menegur mereka dengan cara dimarahi atau menyuruhnya pulang agar tidak menganggu jalannya salat tarawih. Ada juga sebagian kalangan yang justru membiarkan mereka sampai tarawih selesai. Lantas bagaimana Islam menyikapi fenomena tersebut? Berikut adalah beberapa fatwa dari para ulama dan sahabat Nabi terkait anak-anak yang ramai dan bermain-main di dalam masjid saat waktu salat tiba.

1. Kitab Al-Fiqhu ala Madzahib Al-Arba’ah

Anak-anak Berisik saat Tarawih, Bagaimana Menyikapinya?Kitab Al-Fiqhu ala Madzahib Al-Arba’ah. kapasan-darulfalah.blogspot.com

Dilansir dari NU Online, kitab yang merupakan karya dari Syekh Abdurrahman al-Jaziri ini menjelaskan bahwa, anak-anak tersebut tetap diperkenankan untuk bercanda dan bermain di masjid dengan sewajarnya dan tetap dalam batasan-batasan yang ada. Sebagimana yang tertuang dalam salah satu bab;

الشافعية قالوا: يجوز إدخال الصبي الذي لا يميز والمجانين المسجد إن أمن تلويثه وإلحاق ضرر بمن فيه وكشف عورته وأما الصبي المميز فيجوز إدخاله فيه إن لم يتخذه ملعبا وإلّا حرم.

Artinya: "Mazhab Syafi’iyah berpandangan bahwa boleh mengajak anak kecil yang belum tamyiz (belum cukup umur) dan orang gila ke masjid ketika mereka aman dari perbuatan yang dapat menajiskan masjid, menimbulkan kemudaratan pada orang yang berada di masjid, dan membuka aurat di dalam masjid. Sedangkan anak kecil yang sudah tamyiz, diperbolehkan untuk mengajak mereka ke masjid selama tidak menjadikan masjid sebagai tempat bermain, jika ketentuan tersebut tidak terpenuhi maka haram mengajak mereka ke masjid” (al-Fiqhu alâ Madzâhib al-Arba’ah: Juz 1 hal.150).

Baca Juga: 5 Profesi yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa, Apa Saja?

2. Kitab Ihya Ulumid Din

Anak-anak Berisik saat Tarawih, Bagaimana Menyikapinya?Kitab Ihya Ulumid Din. instagram.com/@kitabmurah_mesir

Dalam menyikapi persoalan tentang anak kecil yang ramai dan bermain-main di dalam masjid, Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumid Din, Juz 3 halaman 62 menjelaskan bahwa, diperbolehkan membawa anak kecil ke dalam masjid sekalipun saat waktu salat berlangsung.

Hal ini dilandasi dengan tinjauan konsep dari fiqhu ad-da'wah, yang bertujuan memberi pengajaran kepada anak kecil agar membiasakan diri pada hal-hal positif secara bertahap. Maka anak-anak tersebut dibawa ke dalam masjid untuk dapat melihat dan belajar secara langsung terkait tata cara salat, meskipun mereka menirunya dengan gerakan yang masih terbata-bata. 

3. Hadits Bukhari Muslim

Anak-anak Berisik saat Tarawih, Bagaimana Menyikapinya?Kitab Bukhari Muslim. instagram.com/@arafah_bookstore

Dari Abu Qatadah RA ia menuturkan, “Aku melihat Rasulullah SAW mengimami shalat sambil menggendong cucunya, Umamah binti Abi al-‘Ash di pundaknya. Bila beliau akan sujud, maka anak tersebut diturunkannya” (HR Bukhari Muslim).

Hadis ini secara gamblang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW juga membawa anak kecil ke masjid. Namun, beliau bertanggung jawab dan tidak lepas tangan. Bahkan Rasulullah memegangi dan menggendong cucunya dengan erat, agar tidak mengganggu jamaah yang lainnya.

4. Kisah dari Syaddad RA

Anak-anak Berisik saat Tarawih, Bagaimana Menyikapinya?Kitab Hadits Nasa'i. instagram.com/@kioswaddakwah

Salah satu sahabat keponakan Hasan bin Tsabit yang juga merupakan seorang penyair di zaman Rasulullah SAW, yakni Syaddad. Ia mengisahkan bahwa Rasulullah SAW pada suatu salat Isya datang sambil membawa cucunya, Hasan atau Husain. 

Kemudian Rasulullah maju ke pengimaman dan meletakkan cucunya, lalu bertakbiratul ihram. Di tengah salat, beliau sujud lama sekali. Karena penasaran, Syaddad mengangkat kepalanya untuk mencari tahu. 

Ternyata sang cucu naik ke pundak Rasulullah saat beliau sujud. Syaddad pun kembali sujud. Seusai salat, jamaah bertanya, "Wahai Rasulullah, tadi engkau sujud lama sekali. Hingga kami mengira ada kejadian buruk atau ada wahyu yang turun padamu".

Lalu Rasulullah SAW menjawab, “Bukan itu yang terjadi, tapi tadi cucuku menjadikan punggungku sebagai tunggangan. Aku tidak suka memutus kesenangannya hingga dia puas” (HR Nasa’iy dan dinilai sahih oleh al-Hakim).

Sebagai umat muslim yang dalam segala aspek kehidupan telah diberi contoh langsung oleh Rasulullah SAW, sudah seharusnya kita meniru perilakunya dalam memuliakan anak-anak saat berada di dalam masjid, sekalipun ketika waktu salat didirikan. 

Baca Juga: 7 Imam Salat dengan Nada Merdu, Cocok Kamu Tiru saat Tarawih

Rachmaddani Rizki Saputra Photo Community Writer Rachmaddani Rizki Saputra

Jurnalis magang katanya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya