Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sukarno dan Ratna Sari Dewi. (Instagram.com/kartikasoekarnofoundation)
Sukarno dan Ratna Sari Dewi. (Instagram.com/kartikasoekarnofoundation)

Intinya sih...

  • Naoko Nemoto, wanita Jepang yang bekerja di klub malam

  • Pertemuan Soekarno dan Naoko pada tahun 1959

  • Dewi Soekarno, istri cerdas yang mendampingi Soekarno hingga lengser

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah gejolak politik dan dinamika hubungan internasional era 1960-an, sebuah kisah cinta yang tak biasa terjalin antara pemimpin karismatik Indonesia, Soekarno, dengan seorang wanita muda kelahiran Tokyo Jepang.

Kisah cinta ini menjadi babak penting dalam sejarah yang melibatkan dua bangsa yang sebelumnya saling berseteru itu. Sosok itu adalah Ratna Sari Dewi, atau yang lebih dikenal dengan nama Dewi Soekarno, istri kelima Presiden pertama Republik Indonesia.

Lantas bagaimana awal mula Dewi Soekarno bertemu dengan sang proklamator dan menjalin pernikahan? Berikut adalah ulasannya.

1. Pernah bekerja di salah satu klub malam di Jepang

Lahir pada 6 Februari 1940, di Tokyo, Jepang, wanita bernama asli Naoko Nemoto ini menjalani masa kecil yang jauh dari kemewahan. Ia tumbuh di tengah keluarga sederhana. Di usia remajanya, Naoko Nemoto mulai meniti karier sebagai seorang entertainer, sebuah jalan yang kemudian membawanya ke persimpangan takdir yang mengubah seluruh hidupnya. Naoko muda memiliki kecantikan dan keanggunan yang menarik perhatian, dan ia mulai bekerja di sebuah klub malam bergengsi di Tokyo.

2. Awal mula pertemuan dengan Soekarno

Tahun 1959 menjadi tahun yang paling menentukan. Soekarno, dalam kunjungan kenegaraan ke Jepang, bertemu dengan Naoko Nemoto. Soekarno yang dikenal memiliki pesona dan wawasan luas, jatuh hati pada pandangan pertama. Meskipun perbedaan usia yang cukup jauh—Soekarno saat itu berusia 58 tahun dan Naoko baru 19 tahun—pertemuan itu menumbuhkan benih-benih cinta yang mendalam.

Soekarno terpikat oleh kecantikan, kecerdasan, dan keanggunan Naoko. Sebaliknya, Naoko terkesan dengan karisma, visi, dan semangat Soekarno sebagai seorang pemimpin besar.

Setelah beberapa kali pertemuan rahasia dan komunikasi intensif, Soekarno melamar Naoko. Naoko Nemoto menerima pinangan tersebut dan memutuskan untuk meninggalkan Jepang serta kehidupannya yang dulu. Ia rela mengarungi samudra dan memulai babak baru di Indonesia.

Sebelum pernikahan, Soekarno memberikan nama baru yang kental dengan nuansa Jawa-Bali yakni Ratna Sari Dewi Soekarno. Nama "Ratna" berarti permata, "Sari" berarti inti, dan "Dewi" berarti dewi atau bidadari, mencerminkan Soekarno yang memandang Naoko sebagai permata yang berharga.

3. Istri yang cerdas dan paling sat set

Pernikahan Soekarno dan Dewi berlangsung pada tahun 1962, dalam sebuah upacara sederhana. Kehadiran Dewi di Istana Negara membawa suasana baru. Dewi dengan cepat belajar beradaptasi dengan budaya Indonesia, khususnya adat Jawa, dan menjadi figur publik yang mendampingi Soekarno dalam berbagai acara kenegaraan.

Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, fasih berbahasa Inggris, dan memiliki selera seni yang tinggi. Dewi seringkali mendampingi Soekarno dalam kunjungan ke luar negeri, menjadi duta budaya tidak resmi yang memperkenalkan keindahan Indonesia kepada dunia.

4. Dikaruniai anak menjelang lengsernya Soekarno

Dari pernikahannya dengan Soekarno, Dewi dikaruniai seorang putri bernama Kartika Sari Dewi Soekarno. Kartika lahir pada tahun 1967, di tengah situasi politik Indonesia yang sedang tidak stabil. Kelahiran Kartika menjadi penyejuk di tengah badai. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.

Beberapa bulan setelah Kartika lahir, Soekarno lengser dari jabatannya sebagai presiden. Keluarga mereka terpaksa menghadapi masa-masa sulit. Pada tahun 1970, Soekarno wafat. Dewi Soekarno, yang saat itu masih sangat muda, harus memulai hidup baru tanpa sang suami.

Kebetulan pada Minggu 14 Agustus 2025 kemarin, Kartika bersama putranya Frederik Kiran Soekarno Seegers berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Mengenakan baju pink, Kartika tampak khidmat bersimpuh di sebelah nisan makam ayahnya.

5. Kehidupan pasca wafatnya sang suami

Pasca wafatnya Soekarno, Dewi memilih untuk menetap di Paris, Prancis, bersama putrinya. Ia memulai perjalanan hidupnya sebagai seorang janda presiden, namun dengan semangat yang tidak padam. Di Paris, Dewi dikenal sebagai seorang sosialita dan pengusaha sukses. Ia mendirikan butik dan aktif dalam berbagai kegiatan amal.

Pada tahun 1980-an, Dewi kembali ke Jepang dan menjadi ikon di sana. Ia tampil di berbagai acara televisi, menulis buku, dan mendirikan sebuah merek perhiasan. Hingga kini, Dewi Soekarno tetap menjadi figur publik yang menarik, dikenal karena gaya hidupnya yang glamor dan pandangan-pandangannya yang kontroversial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team