Gresik, IDN Times - Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) terus tumbuh untuk mencapai visinya menjadi univeritas yang unggul. Terbukti, pada tahun 2019 ini, UMG akan mulai mendirikan gedung San Tower setinggi 45 lantai. Hal ini dibeberkan langsung oleh Rektor UMG, Setyo Budi kepada IDN Times, Jumat (28/12) lalu.
Budi menyampaikan, bahwa San Tower dengan tinggi 45 lantai itu akan dibangun pada Juli 2019. Letaknya tak jauh dari pusat perbelanjaan terbaru di Gresik, Gressmall. "Nanti Gressmall berhimpitan dengan kampus lantai 17-8-45. Di dalamnya ada mal, hotel, apartemen dan perkantoran. Jadi kawasan bisnis baru, ini menjadi bisnis senter," ujarnya.
Pembangunan ini, lanjut Budi, untuk mencapai target yang telah dirancang oleh UMG. Seperti halnya menduduki peringkat kedua universitas muhammadiyah setelah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). "Sekarang nomor dua masih Sidoarjo dan Surabaya yang bersaing. Karena pendapatannya sudah Rp80 miliar per-tahun. Sementara kami, Rp58 miliar. Tahun 2021 target kami Rp90 miliar," lanjutnya.
Tak hanya rencana San Tower, dalam waktu dekat UMG membuka beberapa program studi (prodi) baru, terutama bidang kesehatan. Pihaknya pun telah mengakuisisi Sekolah Tinggi Insan Unggu (STIU) Surabaya yang memiliki Prodi Kesehatan Mayarakat, Kebidanan, Keperawatan dan Profesi Nurse. "Kami juga akuisisi Sekolah Tinggi Delima Persada Gresik, ada prodi Fisioterapi, Ahli Gizi dan Kebidanan," kata Budi.
"Selain akuisisi, kami juga buka prodi baru sendiri ada enam prodi. Antara lain; teknik kimia, agribisnis, analisis kesehatan, teknik mesin, teknik sipil, desain video visual," tambahnya.
Selain itu, Budi juga membeberkan kalau UMG mulai akan merambah industri kesehatan. Pihaknya telah menyiapkan rumah sakit internasional yang akan dibangun di kawasan Bukit Hollywood Gresik di Jalan Wahidin Sudirohusodo. "Kira-kira kami butuh lahan 10 hektar di sana. Saat ini UMG proses dirikan Fakultas Kedokteran (FK) dulu, mudah-mudahan sebelum Pilpres (Pemilihan Presiden) keputusan menteri keluar," katanya.
Usai ada kepastian FK, Budi menyebut butuh waktu paling cepat 3 tahun untuk membangun rumah sakit. Dia berasumsi sarana ini nantinya akan menjadi sumber devisa baru bagi UMG. "Kami kerjasama dengan dokter internasional, 40 persen dokter internasional. Ini MoU dengan Inggris. Juga akan adakan industri farmasi. RS butuh (dana) Rp30 triliun. Baru kami bangun 2020-2021," terangnya.
Tak cukup dengan rencana pembangunan dan pengembangan prodi, UMG juga memikirkan kesejahteraan tenaga pendidiknya alias dosennya. Pada tahun 2018, UMG memberi upah 95 persen mendekati upah Pegawai Negeri Sipil (PNS). "Tahun 2019 targetnya sama dengan PNS. Ini motivasi kepada para dosen. Kalau ada yang jadi guru besar (Gubes) muda akan kami berangkatkan umroh," pungkasnya.