SMA Sinlui Surabaya, Merawat Prestasi Lewat Iman

SMA terbaik no.1 di Jatim nih, senggol bos...

Surabaya, IDN Times - Siapa yang tak pernah mendengar SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya atau yang biasa dikenal Sinlui? Sekolah penuh sejarah yang terletak di Jalan Polisi Istimewa Surabaya ini punya segudang prestasi, baik akademi ataupun non akademi. Nama Sinlui seakan tak pernah redup. Setiap tahunnya ratusan siswa mendaftar di Sinlui. Ratusan siswa juga lulus dan diterima di Perguruan Tinggi (PT) terbaik di dalam dan luar negeri. 

Ini membuat Sinlui menjadi sekolah swasta terbaik kedua Indonesia dan peringkat 1 sekolah terbaik di Jawa Timur. Dari hasil Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) 2022, Sinlui mendapat nilai total 641.481 poin dalam Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). 

Sinlui rupanya punya cara tersendiri untuk menjaga nama mereka tetap berada di atas, yakni dengan mengajarkan kedisiplinan siswa lewat iman Kekatolikan. 

1. Mulai kelas 10 para siswa sudah diarahkan memilih jurusan dan kampus terbaik

SMA Sinlui Surabaya, Merawat Prestasi Lewat ImanSuasana SMAK St Louis 1 Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Dari 474 siswa di tingkat akhir atau kelas 12 hampir 28 persen di antaranya diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), 25 persennya memilih keluar negeri, sisanya atau hampir 50 persen memilih Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia. 

Kepala sekolah Sinlui, Dra Sri Wahjoeni Hadi mengatakan, sejak kelas 10, sekolah telah memberikan arah kepada siswa untuk menentukan sendiri ke mana mereka akan melanjutkan langkahnya. Kebanyakan siswa Sinlui ingin lanjut ke Universitas terbaik dan jurusan yang mereka inginkan. Mereka tak mau asal pilih universitas dan jurusan. Di situlah sekolah berperan, memberi fasilitas yang dibutuhkan.

“Kita pemetaan dulu, mau ke mana, kalau ke PTN, PTN mana. Kita juga lakukan program pendamingan, setelah pemetaan kita beri workshop trik dan tips, kita datangkan narasumber, dengan persiapan pembelajaran, guru-guru terkait untuk tes masuk. Ada tryout, ada internal dan eksternal. Sehingga anak-anak di akhir program itu anak-anak bisa masuk ke PTN,” ujarnya. 

Sementara, bagi siswa yang ingin melanjutkan ke luar negeri, sekolah juga memberi berbagai fasilitas pendukung. Salah satunya bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi luar negeri untuk memberi rekomendasi siswa. 

“Kita ada kerjasama perguruan tinggi di Taiwan, di Eropa ada, di Australia juga ada, bentuk kerjasamanya kita memberikan rekomendasi,” ungkap Sri Wahjoeni. 

2. Sinlui tak pernah menarget prestasi siswa

SMA Sinlui Surabaya, Merawat Prestasi Lewat ImanSuasana SMAK St Louis 1 Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Segudang prestasi yang ditorehkan Sinlui ternyata tak pernah ditarget oleh sekolah. Semua berjalan sesuai budaya yang diterapkan oleh Sinlui. Budaya yang terbentuk di Sinlui, dijalankan sesuai dengan semboyan yang mereka miliki yakni, Berajud Tali dengan penjabaran, Bersih, Ramah, Jujur, Disiplin, Tangguh dan Peduli. 

“Khusus untuk lomba-lomba Kita ada divisi sendiri, namanya devisi lomba yang tugasnya mengurus lomba bagi siswa siswi kita,” jelasnya.

Lewat 41 ekstrakulikuler yang ada di Sinlui, bakat dan minat siswa akan dibentuk. Seiring berjalannya waktu dan kedisiplinan yang diajarkan, kata dia, prestasi pun didapatkan. 

“Prestasi itu sebetulnya adalah buah yang didapat dari yang dilakukan sehari-hari, tujuan sekolah kami bukan untuk memenangkan lomba, jadi di sekolah kami dibiasakan program yang ada dilakukan, maka program itu, keluarnya ke situ (prestasi),” katanya. 

Agar siswa termotivasi, biasanya sekolah akan mendatangkan alumni yang pernah menjuarai lomba. Dengan begitu, siswa akan terpicu untuk sama dengan kakak kelasnya. 

3. Bentuk Karakter siswa lewat Iman Katolik

SMA Sinlui Surabaya, Merawat Prestasi Lewat ImanSuasana SMAK St Louis 1 Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Menjaga prestasi itu tak cukup mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan saja, bagi Sinlui yang notabennya adalah sekolah religi, mereka pun bertanggung jawab membentuk karakter siswa lewat iman Katolik melalui karakrer Vinsensian. Karakter Vinsensian yang ditanamkan sesuai dengan moto Sinlui yakni, Be Excellent in Faith and Knowladge dan didukung semboyan Sinlui, Berajud Tali. 

“Karater yang kita tanamkan ke anak, berdasarkan nilai-nilai vinsensian yang kita hayati, misalnya karakter jujur dan tangguh, itu memang muncul dari karakter yang diyakini sekolah, dihidupi dan diterapkan siswa dan guru dalam keseharian,” Jabar Sri Wahjoeni.

Sesuai kurikulum, pengetahuan agama diajarkan selama tiga jam dalam seminggu. Namun, nilai-nilai keimanan diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. 

"Setiap hari anak-anak itu doa sentral, doa di Kapel sebelum masuk kelas setiap hari. Kalau pembinaan bakti sosial itu ada, kita ajarkan," tuturnya. 

4. Siswa juga diajarkan memiliki nilai kehidupan dengan melebur bersama masyarakat

SMA Sinlui Surabaya, Merawat Prestasi Lewat ImanSuasana SMAK St Louis 1 Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Membentuk karakter siswa, bukan cuma dilakukan lewat keimanan, Sinlui juga mengajarkan siswanya mengenal nilai-nilai kehidupan dengan melebur bersama masyarakat. Saat kelas 11 siswa diajak untuk bermalam di sebuah desa bersama masyarakat. Mereka tinggal di rumah-rumah kampung seadanya. 

Sri Wahjoeni menyebut, kegiatan itu digelar agar siswa memiliki karakter peduli satu sama lain dan tetap rendah hati. 

“Orang bisa sadar ketika sudah melihat dan merasakan, anak kota bagaimana berbela rasa dengan orang kecil yang tidak pernah mereka rasakan,” terangnya.

Usai kembali pulang, siswa biasanya akan menemukan nilai-nilai yang selama ini belum pernah didapat.

Baca Juga: [WANSUS] Menjaga Marwah SMA Negeri Penghasil "Orang Elit" di Surabaya

5. Ajak siswa refleksi diri setiap minggu

SMA Sinlui Surabaya, Merawat Prestasi Lewat ImanSMAK St Louis 1 Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Sinlui punya banyak cara agar, siswa bukan cuma punya segudang prestasi tapi juga belajar memaknai diri. Setiap satu minggu sekali, saat pelajaran agama berlangsung, siswa diminta untuk menulis apa yang telah dilakukan selama seminggu ke belakang. Mereka diminta untuk merefleksikan diri. 

"Anak-anak ini menulis, selama satu minggu itu, apa yang mereka rasakan, kekecewaan, kesenengan itu nanti dibaca wali kelas, wali kelas tau dan bisa memberi solusi," ujarnya.

Sehingga apa yang dialami oleh siswa bisa bermakna bagi siswa itu sendiri. Agar apa yang dialami itu dapat menjadi nilai hidup. 

"Sehingga apa yang dialami itu bisa bernilai, tidak hanya pada dirinya tapi juga lingkungan," terang Sri Wahjoeni. 

Bukan cuma siswa, guru pun juga melakukan hal yang sama. Mereka menulis, merefleksikan diri apa yang telah dialami selama satu minggu dengan siswa-siswanya. 

"Harapannya, guru-guru yang bersinggungan dengan anak-anak punya makna, makna itu yang bisa mengubah pola pikir, harapannya bisa mengubah sekitarnya," pungkasnya. 

Tak heran, jika Sinlui berhasil menjadi sekolah terbaik di Indonesia. Nama-nama orang hebat dan penting pun lahir dari Sinlui, seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Ignasius Jonan, Psikolog anak, Seto Mulyadi, Pemimpin Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo dan lain sebainya. 

Baca Juga: Masuk Top 10 Sekolah di Jatim, Ini Profil MAN 2 Malang

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya