Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala UPT PTKK Jatim, Wahyu Suryo Herminoko dan staf menunjukkan cara kerja alat terapi penguapan indra penciuman yang bisa digunakan masyarakat bergejala COVID-19. Dok. Istimewa.

Surabaya, IDN Times - UPT Pengembangan Teknis Keterampilan Kejuruan (PTKK) Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur (Jatim) mengembangkan alat terapi penguapan indera penciuman dan perasa bagi pasien COVID-19. Saat ini, alat terapi dengan bahan herbal itu masih dalam tahap uji coba

1. Alat terapi penguapan untuk pulihkan yang anosmia

express.co.uk

Kepala UPT PTKK Dindik Jatim, Wahyu Suryo Herminoko mengatakan, alat terapi penguapan ini dibuat untuk membantu masyarakat terbebas dari gejala COVID-19, yakni anosmia. Alat penguapan ini sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh masyarakat dengan cara yang sederhana. 

"Kita gunakan modifikasi untuk alat terapi ini. Bahan-bahan kita gunakan rempah-rempah jadi masyarakat yang ingin mencoba membuatnya, bisa dengan direbus di rumah sampai menguap, uapnya itu yang nanti bisa dihirup perlahan,” ujarnya, Senin (2/8/2021).

2. Pakai bahan rempah mulai dari daun kayu putih hingga jahe

Google/Muhammad Miftahul Asror

Adapun bahan rempah yang digunakan, daun minyak kayu putih yang dibuang pucuknya, daun sirih temuros, bunga kenanga, daun cengkeh kering, dan jahe yang diambil kulitnya. Nah, wemua bahan dicampur ke dalam panci yang berisi air, tunggu hingga proses penyulingan dan terapi uap kemudian bisa dihirup secara perlahan. 

"Dengan temuan seperti ini, setidaknya bisa untuk menghilangkan kekhawatiran yang berlebih akan COVID-19. Karena gejala awal hilang indra penciuman dan perasa. Mudah-mudahan ini bisa membantu," katanya.

3. Terapi penguapan bisa dilakuka selama 15 menit

Kepala UPT PTKK Jatim, Wahyu Suryo Herminoko dan staf menunjukkan cara kerja alat terapi penguapan indra penciuman yang bisa digunakan masyarakat bergejala COVID-19. Dok. Istimewa.

Lebih lanjut, Narko--sapaan karibnya- menerangkan, terapi penguapan inj bisa dilakukan selama 15 menit dengan jarak 10 cm. Alat terapinya bisa bekerja hingga 5 jam untuk penguapan meski dalam kondisi kompor mati.

Alat terapi yang masih uji coba ini akan dikembangkan kran penguapan dengan menyesuikan tinggi badan pengguna secara otomatis. Biaya produksi alat terapi yang mencapai Rp2,5 juta ini dikerjakan selama tiga hari.

"Pernah ada yang bergejala, kemudian mencoba menggunakan alat ini selama satu hari penuh. Awalnya hilang indra penciuman.  Kemudian setelah pakai alat ini, perlahan bisa pulih kembali," beber dia.

Selain pembuatan alat terapi penguapan ini, Narko menyarankan agar masyarakat juga mengonsumsi ramuan rempah-rempah untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Ramuan itu dari daun mint,  jahe merah,  kunyit, jinten hitam, kayu manis dan jeruk lemon.

Editorial Team