Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Buku Karya Martin Heidegger/pexels.com

Martin Heidegger dikenal sebagai salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran modern. Gagasannya tentang eksistensi manusia, keberadaan, dan hubungan dengan dunia telah menjadi pondasi penting bagi banyak aliran filsafat, termasuk eksistensialisme dan fenomenologi.

Meski sering dianggap rumit, beberapa karya Heidegger dapat diakses dengan pendekatan yang lebih sederhana, memungkinkan pembaca untuk memahami inti pemikirannya.

Buku-buku ini tidak hanya menawarkan perspektif baru tentang kehidupan, tetapi juga mengundang pembaca untuk merenungkan makna keberadaan dalam konteks dunia yang terus berubah. Berikut adalah 6 buku karya Heidegger yang bisa kamu pelajari dengan mudah.

1. Being and Time

Being and Time. instagram.com/serbasastra

Being and Time adalah mahakarya Martin Heidegger yang berfokus pada pertanyaan fundamental, seperti apa makna keberadaan? Heidegger memperkenalkan konsep Dasein untuk menggambarkan keberadaan manusia yang sadar dan terlibat langsung dalam dunia.

Dalam buku ini, Heidegger berupaya menggantikan pendekatan tradisional metafisika dengan analisis eksistensial, yakni memahami keberadaan melalui pengalaman manusia sehari-hari.

Heidegger mengeksplorasi bagaimana manusia sering terjebak dalam rutinitas dan tekanan sosial yang menjauhkan mereka dari keberadaan yang otentik. Ia juga membahas konsep penting seperti waktu, kecemasan (anxiety), kematian, dan bagaimana kesadaran akan kefanaan dapat mendorong manusia menuju keberadaan yang lebih otentik. 

2. Introduction to Metaphysics

Introduction to Metaphysics. instagram.com/bishebookstore2

Dalam buku ini, Heidegger mengeksplorasi hubungan antara keberadaan (being) dan pemikiran manusia melalui pendekatan metafisika yang mendalam. Ia menyoroti bagaimana pemahaman manusia tentang dunia sering dibentuk oleh bahasa dan tradisi, yang dapat membatasi cara kita memahami keberadaan secara otentik.

Heidegger juga menganalisis peran filsafat Yunani kuno, terutama karya para presokratik, dalam membangun dasar pemikiran metafisika Barat. Ia memperluas argumen tentang pentingnya bahasa sebagai medium untuk mengungkapkan dan memahami keberadaan. 

3. What is Called Thinking?

What is Called Thinking/2020books.us

Buku ini menyoroti bahwa berpikir bukan sekadar aktivitas intelektual, tetapi juga sebuah jalan untuk memahami keberadaan dan dunia di sekitar kita. Heidegger menantang pembaca untuk merenungkan apa arti berpikir sebenarnya, di luar kerangka logika dan pemahaman konvensional.

Heidegger juga menjelaskan bagaimana bahasa dan tradisi filsafat memengaruhi cara manusia berpikir dan memahami. Dengan menggali karya-karya para filsuf besar seperti Parmenides dan Nietzsche, ia mengajak pembaca untuk kembali ke inti pemikiran yang lebih otentik, yang tidak terjebak dalam kebiasaan atau asumsi dangkal. 

4. Poetry, Language, Thought

Poetry, Language, Thought. instagram.com/collegestreet_book

Melalui buku ini Heidegger berpendapat bahwa puisi bukan sekadar bentuk ekspresi seni, melainkan medium fundamental untuk memahami keberadaan manusia dan dunia. Melalui bahasa puitis, manusia dapat mengungkapkan dan mengalami makna yang sering kali tidak terjangkau oleh bahasa biasa.

Dalam buku ini, Heidegger juga mengupas bagaimana bahasa membentuk cara manusia berhubungan dengan realitas. Esai-esainya mengeksplorasi gagasan bahwa berpikir dan berbahasa adalah aktivitas yang saling terkait, dengan puisi sebagai bentuk tertinggi dari keduanya. 

5. On the Way to Language

On the Way to Language/amazon.com.mx

On the Way to Language adalah karya Martin Heidegger yang mendalami peran fundamental bahasa dalam pengalaman manusia dan pemahaman keberadaan. Heidegger melihat bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi sebagai rumah keberadaan, tempat di mana makna dan realitas terungkap.

Heidegger menjelajahi bagaimana bahasa membentuk cara manusia memahami dan berinteraksi dengan realitas. Ia juga mengkritisi cara bahasa sering kali direduksi menjadi sistem tanda atau alat praktis, sehingga kehilangan kedalaman filosofisnya. 

6. Basic Problems of Phenomenology

Basic Problems of Phenomenology. instagram.com/kayoulerarebooks

Basic Problems of Phenomenology adalah karya Martin Heidegger yang memperluas gagasan dari Being and Time dengan menjelaskan metodologi fenomenologi secara lebih terperinci. Buku ini berfokus pada pertanyaan utama tentang keberadaan (being) dan bagaimana fenomenologi dapat digunakan sebagai pendekatan untuk memahami struktur fundamental dari pengalaman manusia.

Heidegger mendalami tema seperti perbedaan ontologis antara keberadaan dan yang ada, serta bagaimana manusia (sebagai Dasein) berhubungan dengan dunia. Ia juga menguraikan hubungan fenomenologi dengan tradisi filsafat klasik, terutama pemikiran para filsuf seperti Kant, Hegel, dan Aristoteles. 

Mana yang sudah kamu baca dari 6 karya Martin Heidegger di atas? 

Editorial Team