Pneumonia Jadi Kematian Tertinggi Ketiga, Pahami Pencegahannya

8.080 anak di Surabaya terpapar Pneumonia

Surabaya, IDN Times - Pneumonia menjadi salah satu penyakit dengan kasus kematian tertinggi ketiga pada balita setelah kasus bayi prematur dan kasus diare. Namun, masyarakat bisa melalukan pencegahan.

"Pneumonia itu, infeksi paru-paru akut pada anak, pada anak balita itu menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi disamping penyakit yang lain," ujar Staff Pengajar Divisi Respirologi Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FK-Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Arda Pratama Putra Chafid, dr., Sp.A kepada IDN Times, Selasa (20/9/2022).

Di Surabaya, ada sebanyak 8.080 kasus pada balita dengan usia 0-5 tahun. Berdasarkan data dari Unicef, Pneumonia, penyakit bawaan, dan diare adalah penyebab kematian utama pada anak usia dini masing-masing mencakup 36 persen, 13 persen dan 10 persen dari semua penyebab kematian balita serta komplikasi neonatal, cedera, campak dan malaria di daerah endemis.

1. Berbagai faktor penyebab Pneumonia pada anak

Pneumonia Jadi Kematian Tertinggi Ketiga, Pahami Pencegahannyachildrenswellnesscenter.com

Dokter putra menjelaskan penyebab penyebaran Pneumonia ada beberapa faktor. Selain anak-anak rentan terhadap pemaparan microorganisme seperti virus, jamur dan bakteri, anak-anak juga memiliki daya tahan tubuh yang rentan terhadap penularan penyakit.

"Misalnya anak tidak mendapat gizi yang cukup, sehingga gizi kurang, itu memicu terjadinya Pneumonia. Kedua anak tidak mendapat ASI, tidak mendapat imuninasi lengkap dan memiliki penyakit komorbid," ujar dokter Putra.

Selain itu, faktor lingkungan juga berpotensi memicu terjadinya Pneumonia anak. Seperti pemaparan asap rokok, asap vape hingga sirkulasi udara.

"Pemaparan polusi udara, polisi udara di dalam ruangan, obat nyamuk, pemaparan polusi pestisida," kata Dia.

Baca Juga: 8.080 Balita di Surabaya Terjangkit Pneumonia

2. Gejala yang ditimbulkan dari Pneumonia

Pneumonia Jadi Kematian Tertinggi Ketiga, Pahami Pencegahannyailustrasi pneumonia (elcaminohealth.org)

Gejala Pneumonia pada anak, sama dengan gejala Pneumonia pada orang dewasa. Mulai dari demam, batuk hingga sesak nafas.

"Sesak yang sulit diutarakan anak-anak kepada orangtuanya. Tapi kita bisa mengetahui tanda-tanda sesak nafas pada anak, pernafasannya lebih cepat," kata Dia.

Anak usia 0 sampai 2 bulan dikatakan sesak ketika tarikan nafasnya lebih dari 60 kali dalam satu menit. Kalau 2 bulan sampai satu tahun lebih dari 50 kali dalam satu menit. alau usia satu sampai tiga tahun lebih dari 40 menit, di atas tiga tahun 30 kali dalam satu menit.

"Jadi kalai kita punya anak usia 5 tahun, nafasnya kok cepet ya, tarikan nafasnya dalam satu menit lebih dari 40 kali disertai demam dan ada batuk, ya mungkin anaknya Pneumonia," tutur dokter Putra.

Jika mendapati gejala tersebut, orangtua bisa segera datang ke tempat fasilitas kesehatan terdekat.

3. Cara pencegahan Pneumonia pada anak

Pneumonia Jadi Kematian Tertinggi Ketiga, Pahami Pencegahannyailustrasi vaksin pneumonia (aarp.org)

Untuk dapat mencegah Pneumonia pada anak, Pertama anak harus mendapat gizi yang cukup, bagi usia di bawah dua tahun orangtua bisa memberikan ASI. Anak-anak juga diberi imunisasi lengkap sesuai jadwal yang ada.

"Protokol kesehatan seperti COVID-19 itu juga termasuk upaya pencegahan. Tidak boleh ada paparan asap rokok di sekitar anak, ventilasi udara yang cukup baik dan hindari lingkungan berpolusi," tandas dia.

Baca Juga: Cegah Pneumonia, Mulai Tahun Ini Semua Anak Bakal Divaksin PCV

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya