Angka Kanker Nasofaring Meningkat, Dosen FK UNAIR Ungkap Gejalanya

Semakin awal diketahui, semakin tinggi kesembuhan

Surabaya, IDN Times - Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Dokter Achmad Chusnu Romdhoni menyebut angka kejadian penyakit Kanker Nasofaring (KNF) di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Ia pun memberikan edukasi bagaimana penyakit tersebut bisa terjadi dan seperti apa gejalanya. 

Ia menyebut, setiap tahun angka KNF di RSUD Dr Soetomo mencapai 150 sampai 200 kasus. Untuk itu masyarakat perlu mewaspadai penyakit tersebut, salah satunya mengetahui gejala yang yang ditimbulkan sehingga bisa segera diatasi.  

"Gejala khasnya adalah telinga seperti ada air (blebek-blebek di telinga) tetapi kalau dibersihkan dengan cutton bud,  tidak ada air. Kedua, keluar lendir disertai darah dari hidung," jelasnya 

Kemudian, muncul benjolan di area otot leher. Benjolan tersebut bisa muncul di satu sisi atau kedua sisi. 

"Kemudian adanya gangguan di syaraf pusat atau syaraf otak sehingga mengakibatkan nyeri kepala, penglihatan menjadi ganda dan pipi terasa kebas," jelasnya. 

Menurut dia, presentasi kesembuhan pasien tergantung pada kondisi masing-masing. Jika , pasien mengetahui gejala di stadium awal dan langsung ditangani, maka presentasi kesembuhan pun mencapai 90 persen. 

"Bila pasien datang sudah stadium 4 atau stadium lanjut presentase kesembuhannya bisa turun hingga 40 persen," jelasnya. 

KNF bisa menyerang siapa saja tak mengenal gender dan usia. Namun untuk gander lebih sering terjadi pada laki-laki dengan perbandingan 2 banding 1 dari perempuan. 

" Jika dulu didominasi usia 40 hingga 50 tahun, kini banyak penderita dibawah usia 30 tahun. Pasien saya termuda usia 19 tahun," terangnya. 

Penyakit tersebut bisa datang dari faktor genetik, faktor agent berupa infeksi laten dini dan reaktivasi oleh Epstein-barr Virus (EBV), dan faktor lingkungan berupa paparan terhadap bahan karsinogenik atau pemicu KNF seperti nitrosamin. Faktor genetik dan agent tak dapat dihindari. 

"Yang bisa dilakukan adalah menghindari karsibogenik atau paparan nitrosamin telalu banyak. Nitrosamin ini banyak ditemui di makanan yang diasinkan dan diasapkan," pungkas dia.

Atas studinya tentang KNF ini, Achmad Chus pun dikukuhkan sebagai guru besar FK UNAIR yang dilantik pada Rabu (18/10/2023).  Ia dilantik  bersama tiga dokter lain, yakni Prof Dr Prastiya Indra Gunawan dr, SpA (K), Prof Dr Rosy Setiawati, dr Sp.Rad (K) dan Prof Heny Arwati.

Baca Juga: Khofifah Dianugerahi Doktor Honoris Causa Ilmu Ekonomi Unair

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya