TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Obat ARV Langka di Surabaya dan Malang, Ini Penjelasan Dinkes Jatim

Sudah ajukan penambahan stok ke Kemenkes sejak Februari

Ilustrasi: Petugas melakukan tes HIV pada darah seorang warga saat pemeriksaan HIV secara gratis di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Surabaya, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur (Jatim) membenarkan jenis obat ARV bagi pengidap HIV di RSUD dr. Soetomo Surabaya dan RS Saiful Anwar Malang mulai menipis. Padahal, pihaknya telah mengajukan obat tersebut ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak 10 Februari 2020.

"Pengadaan obat ARV ini menjadi kewenangan Kemenkes. Kami memanfaatkan item obat yang masih ada. Sehingga pengobatan tidak terhenti, sambil menunggu kiriman obat dari kemenkes yang sudah kami ajukan sejak awal februari," ujar Kepala Dinkes Jatim dr. Herlin Ferliana kepada IDN Times, Senin (9/3).

1. Pasien baru HIV di Jatim pada 2019 mencapai 9.981, per bulan butuh 18.131 obat ARV

Ilustrasi: Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun mencatat hasil tes sampel darah untuk melihat terjangkit atau tidaknya pemandu lagu dari HIV/Aids. (IDN Times/Nofika Dian Nugroho)

Pemanfaatan item obat yang tersedia ini menjadi penting, karena pasien HIV baru di Jatim pada 2019 sebanyak 9.981 orang. Jumlah ini lebih banyak daripada tahun 2018 yaitu sebesar 8.930 ODHA. Total kumulatif penemuan mulai tahun 1989 hingga 2019 sebanyak 70.482 ODHA atau 104 persen dari estimasi 67.658 ODHA.

"Untuk menangani pengidap HIV sebanyak itu, dibutuhkan obat ARV per bulan sebanyak 18.131 ODHA, senilai Rp9 miliar," kata Herlin.

Baca Juga: Satu ODHA di Kabupaten Madiun Meninggal Setelah Dirawat di RSUD

2. Ada dua jenis obat ARV yang menipis

Ilustrasi obat. https://pixabay.com/id/

Nah, data Dinkes Jatim menyebut ada dua jenis obat ARV yang persediannya menipis, yakni FDC dan Efavirens 600 mg. Sementara jenis lainnya, Tenofovir Disoproxyl Fumarate, Lamivudine, Nevirapine, dan Duviral (Zidofudin, Lamifudin) dirasa cukup sampai enam bulan.

"Stok obat ARV jenis tertentu masih aman untuk enam bulan ke depan. Kalau stok obat ARV jenis FDC dan obat Efavirens sudah mulai menipis," ucap Herlin.

3. Mendorong pusat segera lakukan pengadaan obat

Ilustrai obat HIV. Pexels.com/Pixabay

Maka dari itu, Dinkes Jatim mendorong pusat untuk segera mengadakan stok obat ARV yang mulai menipis. Kemudian melakukan layanan lebih bijak dalam penggunaan rejimen obat ARV. Mengingat beberapa obat sudah mulai menipis.

"Selalu memantau obat ARV di Instalasi Farmasi. Mengingatkan pengelola program kabupaten/kota untuk memastikan kecukupan obat ARV di layanan Perawatan Dukungan Pengobatan," kata Herlin.

Baca Juga: Obat ARV Jenis Truvada di RSUD dr Soetomo Surabaya Kosong

Berita Terkini Lainnya