Mahasiswa UMM Ciptakan Aplikasi untuk Baca Obat-obatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap obat-obatan di Indonesia harus menjadi perhatian serius. Pasalnya, beberapa obat-obatan resmi yang dijual bebas di pasaran masih memiliki informasi yang kurang. Selain kurang, jarangnya pengguna membaca detail komposisinya pun jadi masalah lain.
1. Ciptakan aplikasi untuk SIPINO
Prihatin dengan kondisi tersebut, tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk menciptakan aplikasi yang diberi nama SIstem Pintar INformasi Obat (SIPINO). Aplikasi ini merupakan sebuah sistem translator informasi obat hanya dengan memindai gambar kemasan (scan packaging). Aplikasi berbasis Android ini dibuat oleh Oktario Aldila Fachri, Kharisma Muzaki Ghufron, dan Rahmah Hutami Ramadhani. Aplikasi tersebut dibuat untuk mendukung masyarakat melek literasi kesehatan.
“Teknologi pada aplikasi ini adalah pada proses penangkapan citra gambar dengan menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR). Kemudian diterapkan pada perangkat ponsel pintar Android melalui Tensorflow, sebuah perangkat lunak kerangka bantu untuk pengolahan gambar dari hasil penangkapan citra yang didapat dari perangkat ponsel,” jelas Oktario, Senin (23/12).
2. Tingkat literasi di Indonesia masih rendah
Dijelaskan Oktario, literasi kesehatan umumnya dikaitkan dengan kemampuan membaca dan memahami resep obat. Sementara hasil penelitian yang mereka temukan menyebutkan bahwa tingkat literasi kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah. Dengan tingkat literasi kesehatan yang rendah, masyarakat cenderung sembarangan mengkonsumsi obat-obatan tanpa tahu efek yang bakal ditimbulkan.
"Untuk mendukung peningkatan literasi kesehatan dan produk-produk terkait obatan-obatan di Indonesia, dapat dilakukan dengan penyampaian informasi secara mudah dan cepat menggunakan menggunakan informasi yang sudah didapatkan melalui web resmi milik lembaga negara yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan. Aplikasi kami mempermudahnya,” sambungnya.
3. Tampilkan informasi berdasarkan nama produk
Secara umum, kata Oktario, di situs pom.go.id terdapat beberapa atribut yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi mengenai obat berdasarkan nama produk. Beberapa atribut yang ada yaitu komposisi beserta deskripsinya, bentuk kesediaan, masa berlaku dan tanggal terbit. Di substansi komposisi terdapat informasi detail mengenai informasi komposisi. Dari sinilah informasi yang akan ditampilkan pengguna.
“Sekarang semua orang menggunakan smartphone sebagai alat yang membantu kehidupan sehari-hari. Ini adalah peluang untuk mengembangkan informasi terkait obat-obatan agar mudah diakses oleh masyarakat dengan mengintegrasikan sistem informasi online milik BPOM yang dapat diakses secara publik dengan smartphone,” ungkap mahasiswa Program Studi Teknik Informatika ini.
Baca Juga: 5 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Bersama dengan Obat
4. Tampilkan legalitas obat
Selain menginformasikan jenis, komposisi, dan efek obat, aplikasi ini juga memastikan apakah produk obat-obatan yang sudah dijual bebas di pasaran sudah mengantongi izin dari BPOM. Hal itu merupakan hal sangat penting yang perlu diketahui oleh masyarakat.
"Harapannya, melalui sistem yang dibangun ini dapat meningkatkan literasi kesehatan di Indonesia yang bisa digunakan oleh masyarakat dengan mudah,” tandasnya.
Baca Juga: 10 Bahan Campuran Kopi Paling Unik, Ada yang Dicampur Obat Batuk!