Brem, Makanan Khas Madiun dari Sari Tape Ketan Putih

Konsumen menilai makanan ini bisa menjadi obat jerawat

Madiun, IDN Times – Brem merupakan salah satu makanan sejenis kue kering yang berasal dari Kabupaten Madiun. Sentra produksi penganan berwarna kekuningan ini berada di Desa Bancong, Kecamatan Wonoasri dan Kaliabu, Kecamatan Mejayan.

Usaha pembuatannya sudah berlangsung secara turun temurun sejak puluhan tahun silam. Kini, produk ini terus mengalami pembaharuan.

Rasa brem yang sebelumnya hanya original (sedikit asam dan manis), bertambah banyak. Saat ini rasa brem bermacam-macam, mulai dari cokelat, durian, stroberi, jeruk, dan melon.

Baca Juga: 5 Makanan yang Makin Gurih dengan Tambahan Toasted Coconut Flakes

1. Ukuran, bentuk, dan kemasan mengalami pembaharuan

Brem, Makanan Khas Madiun dari Sari Tape Ketan Putih

Bentuk yang awalnya memanjang dengan ukuran 8 x 20 centimeter dan ketebalan 1 centimeter telah banyak diubah. Sebagian produsen ada yang mengemasinya dengan ukuran mini, seperti 2 x 3 centimeter, 4 x 15 centimeter. Bahkan, ada yang dibentuk menyerupai bunga berukuran kecil.

“Untuk yang bentuk bunga seperti kue kering, biasanya banyak dipesan saat menjelang Lebaran,” ujar Sudarno, salah seorang produsen brem di Dusun Tempuran, Desa Kaliabu, Minggu (24/3).

Untuk pengemasan brem pun beragam ukuran. Jika sebelumnya hanya dimasukkan kardus dengan label nama produsen, kini brem juga diwadahi toples. Bahkan, brem berukuran mini ada yang dikemas bijian.

2. Setelah dimakan, badan akan terasa hangat

Brem, Makanan Khas Madiun dari Sari Tape Ketan Putih

Meski mengalami perubahan bentuk, ciri khas brem tidak berubah ketika dimakan. Teksturnya yang padat, tetap mudah mencair saat di-emut. Rasa manis dan sedikit asam tetap menyeruak, meski sebagian diberi tambahan aroma buatan. Sensasi lain dapat dirasakan ketika brem mulai mencair. Tubuh akan terasa lebih hangat.

Sudarno menyatakan sensasi hangat yang dirasakan ketika brem mencair, diakibatkan makanan itu mengandung sedikit alkohol. Alkohol itu berasal dari hasil fermentasi ketan menjadi tape.

3. Brem dibuat dari sari tape ketan putih

Brem, Makanan Khas Madiun dari Sari Tape Ketan Putih

Proses fermentasi berlangsung setelah ketan putih dibersihkan dan dimasak. Kemudian, ditaburi ragi dan dibiarkan sekitar tujuh hingga delapan hari. Setelah lembek, tape ketan disaring untuk diambil sarinya.

Sari tape ketan akhirnya dimasak di atas tungku dengan panas tinggi. Setelah agak mengental diangkat dan diletakkan ke dalam mixer. “Ditambahi baking soda agar bisa lebih mengembang,’’ kata Sudarno kepada IDN Times.

4. Dijual sendiri dan disetor ke pengepul

Brem, Makanan Khas Madiun dari Sari Tape Ketan Putih

Setelah mengembang, adonan sari tape ketan dicetak di atas nampan panjang. Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga mengering. Proses selanjutnya adalah mengukur lebar dan panjang brem sesuai selera produsen.

“Lalu dipotong dan dikemas,” ujar Sudarno.

Brem yang sudah dikemas, siap untuk dijual. Selain mengandalkan pembeli datang ke rumah sekaligus tempat usaha, Sudarno juga mengantarkan produk buatannya ke pengepul untuk dipasarkan di luar kota.

“Pembuatan brem yang saya lakukan kebanyakan memang pesanan pengepul,’’ ujar bapak dari dua anak itu.

5. Penjualan hingga luar pulau

Brem, Makanan Khas Madiun dari Sari Tape Ketan Putih

Riyono, pengepul brem di Dusun Sumberejo, Desa Kaliabu menuturkan, makanan itu dijual ke beberapa daerah seperti Jawa Tengah dan Kalimantan. Makanan berbahan dasar ketan itu mayoritas untuk dijual kembali.

“Alhamdulillah permintaan tetap ada sampai sekarang, meski sudah banyak yang memproduksi brem,” kata dia.

Saat ini, menurutnya, warga yang memproduksi brem di Desa Kaliabu mencapai 100 orang. Jumlah itu belum termasuk mereka yang hanya memasarkan.

6. Mengandung sedikit alkohol

Brem, Makanan Khas Madiun dari Sari Tape Ketan Putih

Riyono mengungkapkan, penjualan brem yang masih tinggi, dikarenakan banyaknya orang suka produk tersebut. Apalagi, sebagian dari konsumen menganggap makanan berbahan sari tape ketan itu dapat menjadi obat jerawat dan bisa membantu buang air besar bagi mereka yang mengalami gangguan pencernaan.

Memang, kata dia, hingga kini belum ada penelitian ilmiah yang menjelaskan manfaat dari brem setelah dikonsumsi. Namun, sebagian konsumen yang langsung datang ke tempat usaha sekaligus rumahnya menyatakan demikian.

“Mungkin karena ada kandungan sedikit alkohol yang dapat membantu melancarkan peredaran darah di dalam tubuh,” ujar dia. Di tempat usaha Riyono, harga brem dengan isi tiga lembar per kemasan Rp 5 ribu. Sedangkan yang isi tujuh lembar dengan harga Rp 7 ribu.

Baca Juga: Gak Cuma Diminum, 5 Makanan Lezat Ini Gunakan Kopi Sebagai Bahannya!

Topik:

  • Edwin Fajerial
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya