Juma'ali saat berjualan es tape di Kota Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Hingga saat ini, Juma'ali hanya membanderol semangkuk es tape dengan harga Rp2 ribu. Ia mengatakan jika harga segitu susah cukup untuk mendapatkan laba. Ia mengaku kebutuhan hidupnya sudah terpenuhi hanya dengan berjualan es tape.
"Tapi meskipun hanya Rp2 ribu, kita tetap mendapatkan untuk kok. Buktinya kita kalau naik becak tidak pernah hutang, kalau ada kebutuhan apapun langsung kita bayar," bebernya.
Ia berpandangan yang terpenting dagangannya laku dan besoknya ia bisa berjualan lagi. Prinsip Juma'ali adalah kalau sudah mendapatkan hasil maka sudah, ia tidak ingin serakah. Tidak perlu terlalu memaksakan diri seperti orang-orang.
Namun, ia tetap memiliki kendala saat berjualan, ia resah dengan oknum-oknum yang mengaku-ngaku sebagai cabang dari Es Tape Pak Jumbdi Comboran. Padahal ia menegaskan tidak pernah membuka cabang di manapun. Ia hanya berjualan di Jalan Peltu Sujono, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang dari pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB.
"Waktu Pandemik COVID-19 memang banyak yang coba meniru jualan es tape. Tapi ya berhenti semua soalnya cuma meniru-niru, sedangkan kita punya resep rahasia sendiri," bebernya.