TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Di Surabaya ada Kafe yang Dikelola MBR

Nongkrong di situ enak rek!

Kafe Viaduct by Gubeng, Kafe aset Pemkot Surabaya yang dikelola Masyarakat Berpenghasilan Rendah. (Dok. Diskominfo Kota Surabaya)

Surabaya, IDN Times - Siapa sangka, sebuah kafe di jalan Nias nomor 110 yang pengunjungnya didominasi milenial ini adalah aset milik Pemerintah Kota Surabaya. Kafe tersebut dibangun Pemerintah Kota Surabaya untuk menjadi Rumah Padat Karya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Kafe dengan nama Viaduct by Gubeng itu, adalah bagian dari program pemerintah kota Surabaya untuk menurunkan kemiskinan. Di dalamya bukan hanya sebuah kafe saja, melainkan ada juga tempat cukur rambut, cuci motor dan mobil.

Baca Juga: 8 Cafe di Jogja Cocok Buat Foto OOTD, Banyak Spot Kece!

1. 20 tenaga kerja terserap

Kafe Viaduct by Gubeng, Kafe aset Pemkot Surabaya yang dikelola Masyarakat Berpenghasilan Rendah. (Dok. Diskominfo Kota Surabaya)

Semua yang bekerja di dalamnya adalah warga Kecamatan Gubeng yang yang tergolong MBR. Setidaknya ada 20 tenaga kerja dari MBR yang bekerja di Viaduct by Gubeng.

"Selain para pengunjung, kami juga terus mengundang berbagai pihak untuk datang ke Rumah Padat Karya. Per minggunya, untuk sementara tiap MBR mendapat Rp. 500 ribu. Jika ditotal dalam satu bulan, maka satu MBR mendapat penghasilan sebesar Rp. 2 juta rupiah," ujar Eko.

Eko mengaku optimis, pendapatan Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng bisa terus meningkat, agar penghasilan yang didapat oleh tenaga kerja MBR juga bisa ikut meningkat. Sebab, kegiatan operasional dan manajerial Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng dikelola secara mandiri oleh para MBR.

"Kami juga memiliki tim pendamping, baik dari segi manajemen, keterampilan memasak, barista, barber, hingga cuci mobilnya," ujar dia.

Rekrutmen tenaga kerja Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng akan terus dibuka. Sebab menurutnya, aset milik Pemkot Surabaya harus terus dikelola untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Kota Pahlawan.

"Kita bagi rata untuk semua MBR, karena kita tidak mencari keuntungan. Melainkan bagaimana aset Pemkot Surabaya ini bisa terus bergerak dan bermanfaat bagi masyarakat," terang dia.

2. Omset Rp3 juta perhari

Kafe Viaduct by Gubeng, Kafe aset Pemkot Surabaya yang dikelola Masyarakat Berpenghasilan Rendah. (Dok. Diskominfo Kota Surabaya)

Dalam satu hari, Viaduct by Gubeng menghasilkan omset Rp3 juta perhari. Sejak diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Sabtu (28/5/2022) lalu, hingga saat ini telah meraup penghasilan lebih dari Rp 20 juta.

Ia memastikan, bahwa Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng tidak akan pernah sepi. Sebab, pihaknya akan terus menggelar berbagai kegiatan yang dilakukan oleh warga MBR di Kecamatan Gubeng.

"Kami berharap para MBR bisa mandiri dengan keterampilan yang kita berikan, agar bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga dan MBR Kota Surabaya yang lainnya,” harap dia.

Baca Juga: 7 Cafe di Sekitar Unesa yang Gak Bikin Bokek Mahasiswa!

Berita Terkini Lainnya