Meski serbuan makanan asing ke Indonesia makin gencar, keberadaan kuliner lokal tetap tak tergantikan. Hal ini bisa dilihat dari Pucuk Coolinary Festival yang berlangsung di Malang pada September lalu.
Festival itu sukses memperkenalkan lebih dari 100 tenant kuliner yang ada di Malang. Uniknya, para peserta memoles kuliner tradisional agar bisa tampil makin kekinian. Berikut 6 di antaranya.
Bentuk surabi atau serabi yang ginuk-ginuk memang mempresentasikan namanya, yakni Surabi Gendut. Kalau serabi Solo biasanya punya pinggiran tipis yang garing, ini lebih mirip surabi Bandung yang bentuknya 11-12 dengan pancake.
Bedanya, adonannya lebih mengembang dan sangat lembut begitu digigit. Selain itu, aneka topping-nya bikin ngiler seketika. Gak cuma tampil sederhana dengan isian nangka, topping kekinian, seperti keju dan sosis, pun tersedia. Jadi tinggal pilih sesuai selera!
Selain wangi martabak, warna-warni kue maryamnya sanggup menarik perhatian pengunjung. Biasanya roti ini hadir dengan adoanan berwarna kuning dengan taburan gula halus, tapi kamu akan menemukan varian lebih kekinian, seperti red velvet, green tea, dan cokelat, di sini.
Topping-nya juga banyak, mulai dari aneka selai buah, Nutella, hingga choco chips yang bisa bikin martabakmu makin manis. Yang paling penting, harganya gak bikin nelangsa, mulai dari Rp8.000 saja.
Yang belum pernah tahu sensasinya dimarahin emak gara-gara beli gulali warna-warni ini saat SD, gak papa. Sekarang saatnya kamu cobain manisnya. Gerai gulali dan arum manis alias arbanat juga hadir di acara Pucuk Coolinary Festival, kemarin.
Bentuk yang bisa kamu pilih bermacam-macam, mulai dari yang dicetak menggunakan alat tradisional sampai hasil masterpiece dari tangan abangnya, seperti bunga, balon, lollipop, dan sebagainya.
Orang Jawa Timur pastinya kenal betul sama gethuk, makanan tradisional yang terbuat dari singkong rebus. Kalau biasanya gethuk diolah hanya dengan gula dan pewarna makanan, OMG! alias Oh My Gethuk! membawa makanan tradisional ini jadi "naik kelas".
Gethuk yang dijajakan tampil kekinian dengan empat varian, yakni taro, Milo, keju, dan macchiato. Meski baru buka pada Juli lalu, penggemarnya langsung membludak dari penjuru kota.
Selain enak banget, gak ada lagi kata yang bisa mendeskripsikan rasanya. Tanpa pengawet dan pewarna buatan, tiap rasanya punya ciri khas. Dengan Rp55 ribu, kamu sudah bisa bawa pulang gethuk bertekstur lembut dan legit ini. Jangan lupa mampir ke outlet-nya di Jalan Ciliwung, Malang, ya!
Sering menemui tahuwa atau tahwa, kan? Sari tahu dengan kuah jahe ini memang seringkali dicari mereka yang butuh kehangatan dalam arti sebenarnya. Apalagi kalau masuk musim hujan.
Selain original, biasanya tahuwa dipadu dengan kacang kuwah atau kacang sangrai. Tapi di Tahwa Ing, minuman hangat ini jadi lebih gaul dengan topping menarik, seperti choco chips, corn flakes, hingga Koko Crunch. Daripada cuma membayangkan, langsung saja ke kedainya yang ada di Jalan Mertojoyo, Malang, deh!
Walau tempat asalnya dari Jakarta, Makaroni Ngehe juga menjadi camilan pedas yang laris manis di Malang. Salah satu keunikan yang dipunya tempat ini adalah proses goreng makaroni dan pencampuran bumbunya dilakukan on the spot. Jadi pengunjung bisa bebas pilih bumbu tabur apa yang diinginkan, dan menikmatinya langsung dalam keadaan fresh.
Jadi siapa bilang kalau makanan tradisional selalu so last year? Kamu sudah pernah cobain yang mana?