Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Jajanan Tradisional Khas Mojokerto yang Mulai Langka

Ilustrasi Wajik Ketan (Pexels.com/zhen tang)

Mojokerto adalah salah satu kota yang penuh muatan sejarah di Jawa Timur, tidak hanya terkenal dengan peninggalan Kerajaan Majapahit, tetapi juga dengan aneka jajanan tradisionalnya yang menggugah selera. Sayangnya, seiring perkembangan zaman, beberapa jajanan khas daerah ini mulai sulit ditemukan. Pergeseran gaya hidup, munculnya jajanan modern, serta berkurangnya jumlah pembuat jajanan tradisional menyebabkan beberapa makanan khas ini hampir punah. Berikut adalah 10 jajanan tradisional Mojokerto yang semakin langka dan wajib dilestarikan:

1. Onde-onde Tradisional

Ilustrasi Onde-onde (Pexels.com/RDNE Stock project)

Mojokerto dikenal sebagai kota penghasil onde-onde terbaik, bahkan telah diakui oleh MURI dengan membuat 20.400 onde-onde pada 30 September 2017. Tekstur kenyal dengan taburan wijen di luar dan isian kacang hijau yang manis membuat onde-onde khas Mojokerto memiliki cita rasa autentik. Namun, versi tradisional ini mulai tersisih oleh variasi modern dengan aneka rasa, seperti cokelat dan keju, yang lebih diminati generasi muda. Onde-onde variasi tradisional saat ini masih bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional, seperti pasar Mojosari.

2. Bubur Suro

Ilustrasi Bubur Nasi (Pexels.com/Rice porridge)

Bubur Suro merupakan hidangan khas Mojokerto yang biasnya dibuat saat bulan Suro dalam penanggalan Jawa, masyarakat percaya bahwa kenduri dengan hidangan bubur Suro dapat digunakan untuk menolak balak. Bubur ini memiliki cita rasa gurih dengan campuran santan, beras, dan berbagai rempah khas. Bubur Suro biasanya disajikan dengan aneka pelengkap seperti kacang, abon, kedelai, dan parutan kelapa. Sayangnya, bubur Suro semakin langka karena dibuat pada waktu-waktu tertentu dan tidak banyak penjualnya. Jika ingin mencicipinya, kamu disa mencarinya di pasar-pasar tradisional Mojokerto walaupun sedikit sulit.

3. Getok Pisang

Ilustrasi pisang (Pexels.com/Luis Quintero)

Getok pisang terbuat dari pisang kepok yang difermentasi dan dibungkus dengan daun pisang sebelum dikukus. Rasa jajanan ini manis dengan aroma khas pisang yang menggoda. Keunikan getuk pisang tidak hanya terdapat pada rasanya, tetapi juga cara pembuatannya yang masih menggunakan metode tradisional. Sayangnya, makanan ini semakin jarang ditemui karena minimnya minat anak muda generasi sekarang. Kabar baiknya, masih ada beberapa kedai jajanan di pasar tradisional yang masih menjual makanan ini meskipun dalam jumlah terbatas.

4. Kue Mendut

Ilustrasi Kue Mendut (Pexels/Son Tung Tran)

Kue mendut adalah jajanan berbahan dasar tepung ketan yang diisi dengan kelapa dan gula merah, lalu dibungkus daun pisang sebelum dikukus. Teksturnya lembut dan rasanya yang manis legit menjadikannya favorit banyak orang. Namun, jajanan ini semakin sulit ditemukan karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan memakan waktu. Jika beruntung, kamu bisa menemukannya di pedagang kue basah yang ada di Pasar Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten mojokerto.

5. Kue Lupis Legit

Ilustrasi Kue Lapis (Pexels.com/Clément Proust)

Lupis adalah kue berbahan dasar ketan berbentuk segitiga yang disajikan dengan gula merah dan parutan kelapa. Jajanan ini memiliki cita rasa manis dan gurih sekaligus. Dulu kue lupis sering dijual di pasar pada pagi hari, tetapi sekarang mulai tergantikan oleh jajanan tradisional modern yang lebih praktis, seperti kue pukis. Namun, penjual kue ini masih dapat dijumpai di Pasar Prajurit Kulon dan beberapa pasar tradisional lainnya. 

6. Jemblem

Ilustrasi Jemblem (Pexels.com/Jessyka Marques)

Jemblem adalah jajanan bulat berbahan dasar singkong yang diparut dan diisi dengan gula merah, yang kemudian digoreng. Rasanya manis dengan tekstur renyah diluar dan lembut kenyal di dalam. Dahulu jemblem menjadi jajanan yang wajib ada di warung-warung saat pagi, tetapi sekarang semakin sulit ditemukan karena warung lebih memilih menyediakan roti yang tinggal menjual. Namun jangan khawatir, jika ingin mencoba jemblem kamu bisa mencarinya di pedagang gorengan yang ada di Pasar Tradisional, seperti Pasar Sawahan dan Pasar Mojosari.

7. Wajik Ketan

Ilustrasi Wajik Ketan (Pexels.com/zhen tang)

Wajik ketan berbahan dasar ketan dan gula merah yang dimasak hingga lengket dan dipadatkan. Kue ini memiliki cita rasa manis dengan aroma khas gula merah. Meskipun masih ditemukan dalam acara adat seperti pernikahan dan kenduri, di pasar-pasar keberadaannya semakin jarang. Namun, beberapa pedagang kue basah di Jl. Majapahit dan pasar-pasar tradisional masih menjualnya, meskipun terbatas.

8. Getas

Ilustrasi Getas (Pexels.com/Alina Matveycheva)

Getas adalah jajanan berbahan dasar tepung ketan yang digoreng hingga renyah dan kemudian ditaburi gula yang sudah ditumbuk. Jajanan ini memiliki tekstur yang kenyal dan sedikit lengket dengan cita rasa manis gurih, sekilas mirip mochi tapi digoreng. Saat ini getas cukup sulit untuk ditemukan, padahal dahulu selalu dijajakan di warung-warung. Jika kamu ingin mencobanya, kamu bisa membuatnya sendiri di rumah karena cara pembuatannya cukup sederhana.

9. Lento

Ilustrasi Olahan Singkong (Pexels.com/Nam Phong Bùi)

Lento adalah jajanan berupa gorengan berbahan dasar singkong parut, kacang hijau, atau kacang tolo yang dihaluskan dan dicampur dengan bumbu khas, kemudian digoreng hingga renyah. Rasanya gurih dan sering dijadikan pelengkap makanan lain seperti kupang atau lontong balap. Jajanan ini sekarang sudah cukup langkah untuk ditemui, terutama lento kacang hijau yang membutukan waktu 2 hari dalam pembuatannya. Jika kamu ingin mencobanya, kamu bisa mencarinya di penjual gorengan yang berada di pasar tradisional. Sementara untuk lento kacang hijau dapat kamu temukan di Warung Nasi Pak Gun, 

10. Getok Lindri

Ilustrasi Getuk Lindri (Pexels.com/Riki Risnandar)

Getuk lindri adalah jajanan dari singkong yang dihaluskan, dicampur gula, lalu dicetak dan dipotong kecil-kecil. Jajanan ini biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut. Namun, kini pedagang getuk lindri semakin jarang karena kurang diminati oleh anak muda. Jika kamu ingin mencicinya, coba cari saja di Pasar Mojosari atau Pasar Sedati saat sore hari.

 

Menjaga kelestarian kuliner tradisional adalah tanggung jawab bersama. Dengan tetap mengonsumsi, mengenalkan, atau bahkan mencoba membuat jajanan ini sendiri, kita bisa membantu melestarikan warisan kuliner Mojokerto agar tidak hilang ditelan zaman. Jadi, jajanan mana yang sudah pernah kamu coba? Atau mungkin ada favoritmu yang lain? 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Khoirul HUDA
EditorKhoirul HUDA
Follow Us