Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Kuliner Khas Banyuwangi Berbahan Daging Sapi

Ilustrasi sapi kurban. Pixabay/francescopitarresi

Hari Raya Idul Adha sebentar lagi tiba. Momen ini menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu oleh para umat Muslim. Pasalnya, selain melakukan salat id dan menyaksikan penyembelihan hewan kurban, momen ini juga biasa dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga.

Di samping itu, biasanya umat Muslim juga akan mendapatkan stok daging sapi maupun kambing yang melimpah ruah. Tidak jarang dalam kondisi ini kita dilanda kebingungan untuk mengolah daging menjadi masakan apa. Nah, jika kalian bingung, tidak ada salahnya untuk coba diolah menjadi salah satu masakan khas Banyuwangi berikut ini.

1. Kue Mentuk

Kue Mentuk. (ngopibareng.id)

Kudapan ini mungkin sudah sangat jarang ditemui di masa sekarang. Kue Mentuk merupakan jajanan asli Suku Osing di Banyuwangi. Makanan jadul ini rupanya agak seperti bubur namun memiliki rasa yang lebih gurih karena berbahan dasar tepung beras dan santan.

Kedua bahan tadi dibumbui dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi adonan bubur. Jika sudah, bubur ditempatkan di atas daun pisang kemudian di tengahnya diberi isian daging sapi yang sudah dimasak. Setelah itu dipincuk dan dikukus hingga matang.

2. Kikil Kesrut

Kikil Kesrut. (Twitter/kunthibogel)

Konon katanya, makanan ini diberi nama 'kesrut' karena setiap orang yang menyantapnya hidungnya akan keluar banyak ingus karena saking pedasnya sehingga menimbulkan bunyi 'kesrut-kesrut'. Hidangan khas Suku Osing ini memiliki cita rasa kuah yang gurih, asam, dan cukup pedas.

Bahan-bahan untuk membuat Kikil Kesrut sangat mudah untuk ditemui. Diantaranya belimbing wuluh, kikil sapi, cabai rawit, cabai besar, tomat, daun bawang, terasi, garam, dan gula. Makanan ini biasanya juga dihidangkan dengan pendamping tempe goreng atau Kala Gepuk.

3. Nasi Bekamal

Nasi Bekamal. (Youtube/Adhuk-adhuk)

Bekamal berasal dari kata 'bek' dan 'amal' yang artinya penuh dengan amal. Hadirnya kuliner ini bermula dari tradisi Suku Osing ketika mendapatkan daging kurban melimpah sehingga ditemukan cara untuk membuat daging bisa bertahan dalam waktu cukup lama.

Pembuatan hidangan ini terbilang cukup lama sehingga membutuhkan kesabaran. Sebelum dimasak, daging sapi atau kambing mulanya difermentasi terlebih dahulu kurang lebih selama 10 hari. Jika sudah, daging ditumis dengan berbagai rempah dan diisikan ke dalam nasi lalu dibungkus daun pisang dan dibakar.

4. Rujak Soto

Rujak Soto. (Facebook/Mimin Ekowati)

Hidangan ini dapat dibilang 'nyentrik' karena perpaduan yang tidak biasa antara soto dan rujak sayur. Keduanya memiliki kekhasan yang berbeda, soto daging yang gurih dan rujak sayur yang identik dengan bumbu petisnya, menciptakan cita rasa baru ketika 'dikawinkan'.

Tak heran jika makanan ini menjadi andalan masyarakat Banyuwangi maupun pelancong yang datang ke wilayah pesisir ini. Menyajikan makanan ini di rumah menjadi tantangan tersendiri, sebab meskipun pembuatan rujaknya mudah, namun pembuatan soto memerlukan waktu sekitar 2 sampai 3 jam untuk mendapat tekstur daging yang empuk

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us