7 Jajanan Pasar Khas Surabaya, Cocok untuk Takjil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bulan Ramadan telah tiba! Pada bulan ini umat Muslim seluruh dunia melakukan ibadah puasa. Ketika berbuka puasa, beberapa orang biasanya akan mencari takjil terlebih dahulu. Takjil merujuk pada makanan ataupun minuman ringan yang dikonsumsi saat waktu berbuka tiba.
Di Surabaya, banyak sekali pasar tradisional yang menyediakan jajanan khas Kota Pahlawan yang cocok disantap sebagai takjil. Penasaran di mana saja? Langsung simak rangkumannya ya!
1. Cakue Peneleh
Cakue merupakan salah satu jenis jajanan yang diproses dengan cara digoreng dan banyak ditemui di Indonesia. Di Surabaya, terdapat satu cakue legendaris bernama cakue Peneleh. Eits, cakue Peneleh ini tidak seperti cakue pada umumnya, lho.
Yang membedakan adalah isiannya yang bervariasi. Mulai dari cacahan ayam, daging, juga udang. Cacahan daging tadi kemudian dimasukkan ke dalam belahan cakue lalu digoreng hingga teksturnya kering nan renyah.
2. Lentho
Lentho merupakan jajanan pasar berbahan dasar singkong dan dicampur dengan kacang tolo atau bisa juga diganti kacang hijau. Makanan ini biasanya digunakan sebagai pendamping lontong balap. Namun, bisa juga dimakan sendiri sambil dicocol sambal petis.
Cara pembuatannya, kacang direndam beberapa jam kemudian ditumbuk agak kasar, setelah itu dicampur dengan adonan tepung, parutan singkong, kunyit, bawang daun, daun jeruk purut, ketumbar, cabai, dan garam.
3. Bubur Madura
Meskipun namanya bubur Madura, tetapi bubur ini sangat mudah ditemui di Kota Surabaya. Seporsi bubur Madura biasanya berisi bubur sum-sum, mutiara, cenil, dan ketan hitam. Beberapa penjual menyajikannya di atas lembaran daun pisang.
Semua bahan yang dicampur ini disiram dengan santan dan gula merah cair. Selain harganya yang terjangkau, bubur ini juga cocok untuk takjil berbuka puasa karena cita rasanta yang manis, gurih, dan kenyal.
4. Klanting
Beberapa orang menyebut makanan ini klanting, ada juga yang menyebutnya cenil. Jajanan ini mudah sekali ditemui di pasar-pasar tradisional Surabaya. Klanting berbahan dasar tepung jagung dan memiliki tekstur yang kenyal.
Bentuknya lonjong dan biasanya diberi pewarna agar lebih menarik. Klanting diolah dengan cara direbus. Setelah matang, klanting disajikan dengan siraman saus gula merah dan parutan kelapa muda.
5. Lemet
Makanan yang memiliki nama lain utri ini merupakan jajanan pasar khas Surabaya dengan bahan dasar singkong, gula jawa, dan kelapa parut. Lemet biasa dibungkus menggunakan daun pisang kemudian dikukus hingga matang.
Jajanan ini rasanya manis nan legit dengan tekstur kenyal sehingga cocok disantap sebagai takjil. Jika kamu penasaran dengan jajanan satu ini, kamu bisa membelinya di pasar-pasar tradisional yang ada di Surabaya.
6. Lapis Jongkong
Kue lapis memang sudah banyak yang menjual di berbagai daerah di Indonesia. Tak terkecuali dengan Surabaya yang memiliki salah satu varian kue lapis otentik, yakni lapis jongkong.
Memiliki tampilan serupa mirip kue lapis pada umumnya, namun yang membuatnya unik daripada yang lain adalah penambahan merang padi dalam proses pembuatannya. Sehingga lapisannya terdiri dari warna hitam yang dihasilkan merang padi dan hijau dari daun pandan.
7. Getas Ketan
Mungkin kalian masih asing dengan nama panganan ini. Namun, orang Betawi dan Sunda mengenalnya dengan sebutan Gemblong. Getas sendiri merupakan jajanan yang berbahan dasar ketan.
Yang membedakan getas di Surabaya adalah penggunaan jenis ketan hitam. Rasanya manis dan memiliki tekstur renyah. Cara membuatnya cukup mudah, tetapi jika ingin praktis kalian bisa memperoleh getas di pasar-pasar tradisional.
Itu tadi adalah 7 rekomendasi jajanan pasar di Surabaya yang cocok digunakan sebagai takjil. Sambil ngabuburit, kalian bisa datang ke pasar tradisional di Surabaya untuk berburu panganan-panganan tadi.
Baca Juga: 6 Aplikasi Mobile untuk Dukung Puasa di Bulan Ramadan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.