Cerita Perajin Sarung Tenun Goyor di Jombang Panen Pesanan Ramadan

Pemasaran Tembus Timur Tengah

Jombang, IDN Times - Selama Bulan Ramadan 1445 Hijriah ini, perajin sarung tenun goyor di Jombang, Sugeng Hariyadi panen pesanan dari konsumen, hingga 50 persen dari hari biasanya. Dalam satu hari, Sugeng harus melayani puluhan biji sarung khas buatannya. 

"Bulan Ramadan ini permintaan dari konsumen dalam satu hari mencapai 50 biji. Kalau untuk hari biasa, dalam satu minggu 100 biji sarung,” katanya, Selasa (19/3/2024).

1. Cerita mengawali usaha sendiri pada tahun 2015

Cerita Perajin Sarung Tenun Goyor di Jombang Panen Pesanan RamadanSugeng menunjukkan sayur tenun goyor yang ia produksi. IDN Times/Zainul Arifin

Sugeng menceritakan, usaha produksi sarung goyor mulai dikerjakan tahun 2015 lalu. Saat itu dia membuat sendiri di rumahnya desa Plumbongambang Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. Rupanya, usaha rumahan tersebut dilirik masyarakat  hingga terus berkembang.

”Awalnya saya membuat sendiri sarung goyor ini. Karena permintaan meningkat saya ajak tetangga saya untuk bekerja,” kata Sugeng sembari menyebut saat ini dibantu sekitar 25 karyawan terlatih.

Baca Juga: Melihat Tradisi Tebuireng Mengkaji Kitab Klasik Karya Hasyim Asy'ari

2. Pembuatan secara tradisional dari bahan benang khusus

Cerita Perajin Sarung Tenun Goyor di Jombang Panen Pesanan RamadanProses pembuatan sarung tenun goyor di Jombang. IDN Times/Zainul Arifin

Untuk menghasilkan sarung tenun goyor, Sugeng menyebut, setiap tukang tenun harus melalui proses yang rumit dan memakan waktu panjang. Mulai dari pewarnaan bahan benang kapas putih menjadi benang dasar dan benang motif hingga menenun benang dengan teknik ikat menjadi kain sarung.

”Pembuatan sarung goyor ini memakan waktu panjang, dilakukan secara manual dan ditenun dengan menggunakan alat tradisional,” katanya. 

Sugeng mengemukakan, bahan dasar pembuatan sarung bukan benang biasa. Namun benang khusus dari bahan kapas yang dia impor dari Cina. Oleh sebab itu, selain nyaman, sarung juga tidak gampang putus waktu menenun. 

”Perbedaan sarung tenun ini dengan yang lain, Kalau dipakai cuaca dingin terasa hangat. Apabila dipakai waktu panas sarung menjadi dingin," katanya. 

3. Harga relatif mahal dan pasarnya hingga Timur Tengah

Cerita Perajin Sarung Tenun Goyor di Jombang Panen Pesanan RamadanSugeng menunjukkan sayur tenun goyor yang ia produksi. IDN Times/Zainul Arifin

Sugeng menambahkan, selama 9 tahun lebih usaha kerajinan itu berjalan, ia sudah memasarkan ke berbagai daerah di Indonesia hingga Timur Tengah. Meski harganya relatif mahal dibanding sarung pabrikan, namun pesanan selalu berdatangan. Menurut Sugeng, harga yang ia patok sebanding kualitasnya. 

"Untuk sarung goyor alusan harganya mulai dari Rp500 ribu per biji dan sarung goyor biasa Rp250 ribu,”  kata Sugeng menutup. 

Baca Juga: Masih Terpasang Infus, Pasien RSUD Jombang Berusaha Kabur

Zainul Arifin Photo Community Writer Zainul Arifin

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya