Banyak Gen-Z di Malang Menganggur karena Takut Kerja Luar Kota

Jangan pilih-pilih pekerjaan guys!

Malang, IDN Times - Masyarakat saat ini dihebohkan dengan fenomena banyaknya Gen-Z yang menganggur. Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan merilis bahwa hampir 10 juta masyarakat Indonesia di usia produktif atau 15-24 tahun tidak memiliki pekerjaan. Fenomena ini ternyata juga terjadi di Kota Malang.

1. Disnaker Kota Malang sebut banyak Gen-Z di Kota Malang menganggur karena takut kerja di luar kota

Banyak Gen-Z di Malang Menganggur karena Takut Kerja Luar KotaIlustrasi mencari kerja. (pexels.com/olia danilevich)

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan mengakui memang banyak Gen-Z di Kota Malang yang menganggur. Dan alasan anak-anak muda ini menganggur karena mereka takut dengan tantangan untuk bekerja di luar kota.

Para Gen-Z ini menginginkan pekerjaan yang ada di Kota Malang, paling jauh Kabupaten Malang atau Kota Batu agar dekat dengan keluarga. Padahal pekerjaan yang tersedia tidak sebanyak di kota-kota besar seperti Surabaya, Yogyakarta, atau Jakarta.

"Laporannya kebanyakan Gen-Z (menganggur). Ini jadi tantangan kita untuk membuka lapangan kerja baru apapun itu alasannya," terangnya saat dikonfirmasi pada Rabu (5/6/2024).

Baca Juga: Duh! Nyaris 10 Juta Gen Z Menganggur, Ini Datanya  

2. Banyak pengusaha ingin SDM Kota Malang, tapi warga menolak kerja di luar kota

Banyak Gen-Z di Malang Menganggur karena Takut Kerja Luar KotaPinterest

Arif membeberkan jika Disnaker-PMPTSP sering menbuat pelatihan keahlian atau skill untuk warga Kota Malang. Pasalnya ternyata banyak pengusaha asal Batam dan Bali yang menginginkan SDM Kota Malang. Tapi kendala mereka adalah masyarakat yang tidak ingin kerja di luar kota.

"Saya dihubungi oleh pengusaha di Batam dan Bali untuk mencari pekerja dari Malang. Kita sampaikan ke peserta pelarihan, tapi mereka tidak mau (kerja di luar kota). Karena mereka maunya kerja di Malang," bebernya.

Tentu saja fenomena ini membuat Pemkot Malang pusing, pasalnya fenomena ini menambah angka pengangguran di Indonesia khususnya Kota Malang. Oleh sebab itu, satu-satunya langkah Pemkot Malang adalah menambah jumlah lapangan kerja.

"Misalnya banyak investasi seperti kuliner dan hotel maka bisa banyak menyerap tenaga kerja di Kota Malang. Tinggal bagaimana upaya kita untuk bisa terus membuka dan menyerap tenaga kerja," jelasnya.

3. BPS mencatatkan pengangguran di Kota Malang mencapai 6,8 persen

Banyak Gen-Z di Malang Menganggur karena Takut Kerja Luar KotaIlustrasi pencari kerja (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

BPS Kota Malang mencatat pada 2023 jumlah penduduk di Kota Malang mencapai 847.182 jiwa. Sementara tingkat pengangguran mencapai 6,8 persen pada 2023. Jumlah pengangguran ini sebenarnya lebih sedikit dibandingkan 2022 yang mencapai 7,66 persen dan 2021 yang mencapai 9,65 persen.

Untuk menekan angka pengangguran ini, Pemkot Malang mencanangkan pertumbuhan ekonomi sekitar 7 persen dan pendapatan masyarakat menengah mengalami peningkatan dalam kategori Middle Income Trap. Ini demi tercapainya Indonesia Emas 2045.

"Kita harus mendata by name by address agar pelatihan bisa tepat sasaran. Jadi yang mampu dibidang barista kita latih disana, dan yang mampu kuliner kita latih ke sana," pungkasnya.

Baca Juga: 10 Juta Gen Z Menganggur, Ini Pendapat Akademisi Surabaya 

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya