Beras Mahal, Warga Ngawi Terpaksa Konsumsi Nasi Campur Tiwul
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ngawi, IDN Times - Mahalnya harga beras membuat sebagian warga di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menyiasatinya dengan makan nasi yang dicampur dengan tiwul. Salah satunya seperti yang dilakukan Sulastri (55) warga Desa Gandong, Kecamatan Bringin ini. Keluarga ini mengaku sudah satu bulan terakhir mengkonsumsi nasi beras yang dicampur dengan nasi tiwul atau olahan dari singkong kering.
1. Nasi dicampur tiwul lebih bisa menghemat pengeluaran
Langkah ini diambil Sulastri untuk menyiasati harga beras yang terus meroket mencapai 70 ribu rupiah per kilogram di pasaran. Dengan mencampur tiwul, Sulastri bisa menghemat penggunaan beras untuk kebutuhan sehari-hari.
Satu kilogram beras yang biasanya hanya cukup dalam dua hari, kini bisa sampai empat hari setelah dicampur tiwul. Setiap pagi, Sulastri menumbuk singkong kering atau gaplek untuk bahan baku tiwul.
Singkong tersebut ia dapatnya dari kebun sendiri yang telah dikeringkan sebelumnya menjadi gaplek.
Baca Juga: Demi Bisa Beli Beras Murah Warga Ngawi Antre Sejak Subuh
2. Satu kilo beras dicampur tiwul bisa untuk 4 hari
Setelah ditumbuk halus, lanjutnya, ketela dicampur sedikit air dan dikukus hingga matang. Cara mengkonsumsinya tinggal mencampur tiwul dengan nasi dengan sayur berkuah agar mudah ditelan.
"Setiap harinya kita pakai beras sedikit-sedikit, nanti dicampur dengan gaplek. Perbandingannya satu kilogram beras lebih yang biasanya hanya cukup untuk dua hari, sekarang bisa sampai empat hari," kata Sulastri.
Makan nasi campur tiwul tampak tak mengurangi kenikmatan makan keluarga Sulastri. Bahkan menurut Sulastri, kini banyak keluarga lain di desanya yang melakukan hal serupa. Meniru cara berhemat beras dari keluarganya.
Baca Juga: Penyaluran Beras Bulog ke Pasar Magetan Telat Gegara Karung Habis
3. Antrean beli beras masih berdesakan
Sementara itu, antrean warga untuk bisa membeli beras Bulog masih terus berlangsung di sejumlah kios milik pedagang beras di Ngawi.
Warga harus rela berdesakan antri sejak subuh di depan kios pedagang beras agar bisa membeli beras SPHP isi 5 kilogram seharga Rp55 ribu rupiah.
"Ya Allah, saya datang sejak subuh dapat antrian nomor 26. Susah pokoknya mau beli beras untuk makan saja," kata Nurisnaini, salah seorang warga.
Warga mengaku pasrah dan hanya bisa berharap harga beras bisa kembali stabil. Agar warga kurang mampu bisa mendapatkan bahan makanan yang layak.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.