Rakerkornas APINDO Rumuskan Langkah Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Salah satunya soal angka pengangguran

Surabaya, IDN Times- Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menggelar Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) XXXIII di Hotel Navotel Surabaya, Kamis (29/8/2024). Dalam rakerkornas tersebut, APINDO membahas tentang langkah-langkah menghadapi tantangan ekonomi nasinal dan global.

Rakerkonas APINDO XXXIII yang berlangsung pada tanggal 28 hingga 30 Agustus 2024 mengangkat tema “Sinergi Pengusaha dan Pemerintah: Memastikan Kualitas Regulasi dan Peran Birokrasi Dalam Memperlancar Kegiatan Usaha”. APINDO bersama pemerintah berdiskusi dan merumuskan langkah-langkah dalam menghadapi tantangan.

Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani, mengatakan sinergi dunia usaha dan pemerintah di seluruh daerah di Indonesia merupakan hal mendasar dalam menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif untuk penciptaan lapangan pekerjaan. 

"Di usia 79 tahun kemerdekaan Indonesia, kita merefleksikan panggilan kebangsaan untuk menciptakan lapangan kerja demi kesejahteraan bersama. Penciptaan lapangan kerja adalah kunci untuk meningkatkan daya beli masyarakat, mengurangi pengangguran, dan mengangkat harkat hidup masyarakat kita,” ujarnya.

Shinta menyebut, sebagai representasi dunia usaha, APINDO konsisten membuat dan menyampaikan sejumlah rekomendasi kebijakan kepada pemerintah melalui Roadmap Perekonomian APINDO yang diserahkan setiap lima tahun kepada pemimpin nasional terpilih. Kemudian dilanjutkan dengan konsolidasi usulan kebijakan dan implementasi oleh pengusaha dalam Rakerkonas APINDO setiap tahun. 

"Sebagai lanjutan dari Roadmap Perekonomian APINDO 2023 - 2028, Rakerkonas APINDO XXXIII berfokus pada sinergi dalam regulasi termasuk implementasi," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah,yang menjadi keynote speech dalam rakornas tersebut menjelaskan kondisi ketenagakerjaan saat ini, bahwa 7,2 juta penduduk Indonesia menganggur. Namun demikian, berdasarkan data BPS angka pengangguran terbuka per Februari 2023 mengalami penurunan 4,82 persen.

"Meskipun angka pengangguran mencap titik terendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir namun, kita masih dihadapkan pada sejimlah tantangan," ujarnya.

Tantangan tersebut adalah dari struktur internal ketenagakerjaan di Indonesia. Salah satunya 53,68 angkatan kerja di Indonesia masih berpendidikan SMP ke bawah.

Selain itu, digitalisasi juga menjadi tantangan dunia kerja. Dengan perkembangan teknologi yang cukup cepat pekerja dipaksa untuk terus beradaptasi. 

"Pada intinya ekonomi dunia bergerak semakin kompetitif dan terbuka yang menuntut pasar tenaga kerja untuk terus berkompetitif dan terbuka," terangnya. 

Sehingga Ida menekannya penting pengembangan keterampilan pekerja sesuai dengan digitalisasi dan inovasi yang terus berlanjut dan berkembangnya jenis pekerjaan baru. 

Rakerkonas APINDO XXXIII juga diisi dengan Dialog Ekonomi bersama para tokoh-tokoh ekonomi nasional, termasuk Sofjan Wanandi, Sudhamek, Hariyadi Sukamdani, Suryadi Sasmita, dan Mari Elka Pangestu.

Dialog Ekonomi Rakerkonas APINDO XXXIII ini menyoroti tantangan makroekonomi yang dihadapi Indonesia, terutama dampak dari kondisi geopolitik global dan transisi kepemimpinan nasional yang akan datang dan apa yang harus dilakukan untuk pertumbuhan ekonomi nasional yang merata.

Dalam dialog interaktif yang dipandu oleh Ketua Dewan Pakar Koalisi Indonesia Maju (KIM), Burhanuddin Abdullah peserta Rakerkonas diharapkan dapat menggali lebih dalam tentang arah kebijakan ekonomi di bawah kepemimpinan nasional yang baru serta mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi global terhadap Indonesia.

Fokus utama diskusi mencakup kolaborasi strategis antara pemerintah dan pelaku usaha dalam research and development yang dapat dikapitalisasi untuk pengembangan industri, serta penguatan skala usaha menengah guna mendorong produktivitas nasional.

Selain itu, dialog ini juga menyoroti tantangan implementasi UU Cipta Kerja, manfaatsuper tax deduction untuk pengembangan keterampilan, serta peluang dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam proses menjadi anggota OECD, yang berperan penting dalam reformasi kebijakan ekonomi struktural.

Sebagai rangkaian dari pelaksanaan Rakerkonas APINDO ke-33, telah dibuka Pameran APINDO Expo & UMKM Fair pada 28 Agustus 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia, serta mendorong terciptanya ekonomi yang lebih inklusif di berbagai daerah.

APINDO Expo dan UMKM Fair 2024 merupakan langkah nyata APINDO dalam memperkuat peran UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. 

Baca Juga: Rakerkonas ke-33 APINDO, Bahas Perizinan hingga Kebijakan Pajak

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya