Transaksi Misi Dagang Jatim - Bali Tembus Rp424 Miliar

Jadi rekor tertinggi

Surabaya, IDN Times - Misi dagang perdana 2024 Jawa Timur (Jatim) - Bali memang belum mencapai target yang dipatok. Namun, angka yang didapatkan terbilang fantastis. Hanya sehari digelar, tembus Rp425 miliar lebih. Sebelumnya ditarget Rp500 miliar.

"Bali ini adalah provinsi tujuan misi dagang yang pertama di tahun 2024. Meski begitu, semangat pelaku usahanya sangat tinggi. Dan Alhamdulillah misi dagang antara Jatim dan Bali kali ini mencapai Rp425 miliar, tepatnya Rp425.008.730.000,” ujar Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono.

1. Jadi rekor transaksi misi dagang

Transaksi Misi Dagang Jatim - Bali Tembus Rp424 MiliarPj Gubernur Jatim Adhy Karyono melihat produk misi dagang Bali. Dok. Pemprov Jatim.

Adhy menyampaikan, transkasi yang ada ini merupakan catatan rekor transaksi tertinggi selama misi dagang digelar. Ia menyebut transaksi tertinggi sebelumnya mencapai Rp380 miliar di Maluku Utara pada tahun 2023 lalu.

Sementara untuk total transaksi Rp425 miliar tersebut, berasal dari komoditas yang dijual dan dibeli oleh para pelaku usaha. Untuk jumlah transaksi komoditas yang dijual Jatim Rp301.199.730.000, dengan komoditas yang dijual yakni pakan ikan dan udang, benih tanaman, rokok serta mesin TTG.

Berikutnya ada daging frozen, beras, daging bebek, fashion, daging sapi, fillet Dori, Gurita, makanan ringan, buah-buahan, mesin jahit, bawang merah, pupuk, kedelai dan kapulaga hijau. 

Sementara untuk jumlah transaksi yang dibeli Jatim sebesar Rp123.809.000.000 dengan komoditas diantaranya adalah kunyit kering, biji kopi, hasil perikanan dan kelapa. "Memang yang dijual oleh Jatim nilainya sangat tinggi mencapai Rp301 miliar. Komoditas yang dijual mayoritas adalah bahan pangan," katanya.

Baca Juga: 4 Kuliner Legendaris di Sekitar Kota Lama Surabaya

2. Jadi ajang pertemuan pengusaha

Transaksi Misi Dagang Jatim - Bali Tembus Rp424 MiliarPj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat sambutan misi dagang di Bali. Dok. Pemprov Jatim.

Dalam misi dagang ini, kata Adhy, juga menjadi ajang untuk mempertemukan para pelaku usaha dari Jatim dengan provinsi mitra. Pertemuan antarpengusaha dalam misi dagang selalu berdampak pada kerja sama yang menguntungkan.

"Misi dagang ini menjadi peluang ekonomi baik bagi pelaku usaha Jatim maupun Bali. Khususnya dalam upaya menyebarluaskan potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis dan peluang investasi yang akhirnya mampu meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri, khususnya di Jatim dan Bali," kata dia.

3. Neraca perdagangan Jatim - Bali rekam jejaknya memang bagus

Transaksi Misi Dagang Jatim - Bali Tembus Rp424 MiliarPj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat diwawancara. Dok. Pemprov Jatim.

Lebih lanjut, Pj Gubernur Adhy menambahkan, misi dagang antara Jatim dan Bali sangat strategis. Hal ini terlihat dari neraca perdagangan kedua provinsi yang mengalami surplus Rp5,46 triliun.

Berdasarkan rilis BPS tahun 2023, tercatat nilai pembelian atau bongkar dari Bali sebesar Rp3,01 triliun. Sedangkan total nilai penjualan atau muat ke Bali sebesar Rp8,47 triliun. Sehingga total neraca perdagangan kedua provinsi adalah sebesar Rp11,48 triliun. 

Selama ini, Bali menyuplai beberapa komoditas utama seperti cengkeh, perlengkapan olahraga, buah kelapa, koper dan tas, skrap besi, bawang bombay, daging sapi, ikan beku, labu, joran dan komoditas lainnya.

Sebaliknya, Jatim juga banyak menyuplai komoditas ke Bali seperti komoditas saus, semen, kopi, kendaraan bermotor, sabun, telepon, minyak kelapa, makanan hewan, pasta mentah, beras dan komoditas lainnya ke bali.

"Memang Bali menjadi salah satu dari 16 provinsi yang disuplai bahan makanannya dari Jatim. Provinsi lain ada NTB, NTT dan Maluku. Khusus NTT, permintaan bahan makanannya paling tinggi," ungkap Adhy.

Baca Juga: Surabaya Dicanangkan Jadi Kota Layak Sehat Internasional

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya