Tahun 2019 BI Targetkan 250 Unit Usaha Milik Pesantren

Ponpes bisa jadi tulung punggung ekonomi, lho

Surabaya, IDN Times - Bank Indonesia menggelar Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) ke-5 tahun 2018 di Grand City Surabaya, Selasa (11/12). Dalam pagelaran ini, Bank Indonesia juga melakukan pertemuan tinggi bersama akademisi, pengusaha hingga pengasuh yayasan Pondok Pesantren (Ponpes).

1. Sudah ada 134 pesantren yang miliki unit usaha

Tahun 2019 BI Targetkan 250 Unit Usaha Milik PesantrenIDN Times/Ardiansyah Fajar

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan pertemuan tersebut membahas pengembangan ekonomi syariah. Pembahasan tersebut merujuk kepada kemandirian ekonomi pesantren yang sudah ada dan akan dikembangkan. "Karena di BI ada 134 pesantren sudah dikembangkan unit usaha," ujarnya saat konfrensi pers.

2. Dikembangkan 250 pesantren tahun depan

Tahun 2019 BI Targetkan 250 Unit Usaha Milik PesantrenIDN Times/Ardiansyah Fajar

Melihat antusias tersebut, BI akan mengembangkannya tahun depan. Targetnya ditingkatkan 250 pesantren. "Formatnya, yang sudah ada dikembangkan jadi pembina pesantren yang akan dan sedang menjalankan unit usaha ini," kata Perry.

3. Berbagai macam unit usaha

Tahun 2019 BI Targetkan 250 Unit Usaha Milik PesantrenIDN Times/Ardiansyah Fajar

Perry menambahkan, untuk unit usaha yang dikembangkan di pesantren ada banyak macamnya. Dia menyebut ada air minum, pegolahan limbah, energi bio gas, pertanian (agri farming), pengelolaan kelapa dan konveksi. "Caranya, pesantren maju jadi pembina pesantren lain. Dengan pertemuan high level disscussion mereka saling belajar dan mengembangkan jadi bisnis dalam jual-beli juga," tambahnya.

Baca Juga: Santri dan Sejuta Tuntutan di Era Millennial

4. Jadi mata rantai perekonomian

Tahun 2019 BI Targetkan 250 Unit Usaha Milik PesantrenNU Online

Tak hanya itu, Perry menambahkan unit usaha di pesantren ini juga menjadi salah satu mata rantai perekonomian. Baginya, ponpes memiliki berbagai potensi untuk dikembangkan. Dia mencontohkan di industri fashion, para santri bisa belajar bagaimana mengembangkan halal fashion. Hal ini nantinya juga akan dihubungkan dengan para desainer yang sudah mendunia.

"Di pemberdayaan ekonomi kita kembangkan dalam mata rantai ekonomi termasuk juga fashion, sehingga halal fashion itu dikembangkan di Indonesia. Sehingga binaan ekonomi kita hubungkan ke desainer pakaian muslim, kemudian kita kembangkan mereka, kita tampilkan dalam pameran expo, juga pengrajin dan kita tingkatkan hingga sejumlah melakukan ekspor," pungkasnya.

Baca Juga: Draft RUU Pesantren Disetujui DPR, Apa Sih Tujuannya?

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya