Misi Dagang Perdana 2024, Jatim-Bali Ditarget Rp500 Miliar

Sekarang sudah Rp330 miliar

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) melanjutkan program misi dagang yang telah digelar pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, misi dagang perdana dilaksanakan di Bali pada Selasa (25/6/2024).

Sebanyak 176 pelaku usaha dari Jatim dan Bali turut berpartisipasi dalam acara ini. Rinciannya, 100 pelaku usaha berasal dari Bali, sementara 76 pengusaha berasal dari Jatim.

"Bali adalah provinsi pertama yang kita kunjungi tahun ini. Semangat para pelaku usahanya sangat tinggi. Alhamdulillah, dalam waktu empat jam, transaksi sudah mencapai Rp330 miliar hingga pukul 11.00 WITA," ujar Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono.

1. Targetkan transaksi tembus Rp500 miliar

Misi Dagang Perdana 2024, Jatim-Bali Ditarget Rp500 MiliarPj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat diwawancara. Dok. Pemprov Jatim.

Adhy optimistis target transaksi sebesar Rp500 miliar dapat tercapai hingga penutupan acara pada pukul 17.00 WITA. "Kami berharap hingga acara selesai, transaksi bisa tembus Rp500 miliar," katanya.

Menurut Adhy, misi dagang ini menjadi ajang penting untuk mempertemukan pelaku usaha dari Jatim dengan mitra provinsi lainnya, selalu berdampak positif dan menghasilkan kerja sama yang menguntungkan.

"Misi dagang ini membuka peluang ekonomi bagi pelaku usaha Jatim dan Bali. Ini penting untuk menyebarluaskan potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis, dan investasi yang dapat meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri, khususnya di Jatim dan Bali," jelas Adhy.

Baca Juga: 4 Kuliner Legendaris di Sekitar Kota Lama Surabaya

2. Neraca perdagangan Jatim dan Bali surplus Rp5,46 triliun

Misi Dagang Perdana 2024, Jatim-Bali Ditarget Rp500 MiliarPj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat sambutan misi dagang di Bali. Dok. Pemprov Jatim.

Lebih lanjut, Adhy menambahkan bahwa misi dagang antara Jatim dan Bali sangat strategis. Neraca perdagangan kedua provinsi menunjukkan surplus sebesar Rp5,46 triliun.

Menurut data BPS tahun 2023, nilai pembelian dari Bali tercatat sebesar Rp3,01 triliun, sementara nilai penjualan ke Bali sebesar Rp8,47 triliun, sehingga total neraca perdagangan kedua provinsi mencapai Rp11,48 triliun.

Bali menyuplai beberapa komoditas utama seperti cengkeh, perlengkapan olahraga, buah kelapa, koper dan tas, skrap besi, bawang bombay, daging sapi, ikan beku, labu, joran, dan komoditas lainnya. Sebaliknya, Jatim banyak menyuplai komoditas ke Bali seperti saus, semen, kopi, kendaraan bermotor, sabun, telepon, minyak kelapa, makanan hewan, pasta mentah, beras, dan lainnya.

"Bali adalah salah satu dari 16 provinsi yang disuplai bahan makanannya dari Jatim. Provinsi lain termasuk NTB, NTT, dan Maluku, dengan NTT memiliki permintaan bahan makanan tertinggi," ungkap Adhy.

3. Kolaborasi perlu dilakukan lebih sering

Misi Dagang Perdana 2024, Jatim-Bali Ditarget Rp500 MiliarPj Gubernur Jatim Adhy Karyono melihat produk misi dagang Bali. Dok. Pemprov Jatim.

Meski kegiatan misi dagang menguntungkan secara ekonomi, Adhy menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan produk dan pemanfaatan teknologi. "Kegiatan ini seharusnya tidak hanya menjadi kerja sama transaksional," katanya.

"Kita harus terus berkolaborasi mengembangkan produk, melakukan standarisasi internasional agar bisa bersaing di pasar global, dan mendorong neraca perdagangan kita," imbuhnya.

"Penting juga untuk memanfaatkan teknologi informasi dan digitalisasi dalam pembayaran sehingga kita bisa bergerak ke ekspor mancanegara," pungkas Adhy.

Baca Juga: 6 Tempat Ngopi Dekat Stasiun Pasar Turi Surabaya, Vibes-nya Seru Abis!

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya