Jokowi Minta Cek Harga Beras di Pasar, Ternyata Masih di Atas HET

Lowala pak, pak...

Surabaya, IDN Times - Presiden Joko 'Jokowi' Widodo meminta media untuk mengecek pasar ketika ditanya tentang isu naiknya harga beras. Setelah dicek, ternyata harga beras di Jawa Timur (Jatim) khususnya di pasar-pasar Kota Surabaya masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

HET beras sendiri diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023. HET beras diatur berdasarkan zonasi. Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium senilai Rp10.900 per kg sedangkan beras premium Rp13.900 per kg. 

Lebih lanjut, Zona 2 meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium sebesar Rp11.500 per kg dan beras premium Rp14.400 per kg. Adapun zona 3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp11.800 per kg, dan untuk beras premium sebesar Rp14.800 per kg.

Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim per 29 Februari 2024, harga rata-rata beras medium Rp11.853 per kg. Harga itu naik dibanding kemarin yakni Rp11.786 per kg.

Jika dirinci dari rata-rata harga tersebut, harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Sumenep sebesar Rp14.650 per kg. Sementara harga rata-rata terendah di Kabupaten Tulungagung sebesar Rp10.766 per kg.

Lebih lanjut, harga rata-rata beras premium adalah Rp15.332 per kg. Juga mengalamu kenaikan dibanding kemarin, Rp15.280 per kg. Harga rata-rata tertinggi di Nganjuk Rp16.666 per kg. Harga rata-rata terendah di Mojokerto Rp12.237 per kg.

Sedangkan harga beras medium di pasar-pasar Surabaya per 29 Februari 2024 sesuai HET, yaitu Rp10.900 per kg. Antara lain di Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Keputran dan Pasar Genteng.

Namun untuk beras premiun, harganya masih jauh di atas HET. Di Pasar Wonokromo dan Pasar Genteng dipatok Rp15.600 per kg, kemudian di Pasar Pucang Anom dan Pasar Keputran lebih murah sedikit yakni Rp15.500 per kg.

Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono mengakui adanya kenaikan beras di wilayahnya. Bahkan, komoditas ini menjadi penyumbang inflasi yang dominan. Ia menyebut, ada tiga komoditas utama yang menjadi fokus pengendalian inflasi ke depan yaitu, beras, aneka cabai serta bawang merah. 

Maka dari itu, Adhy mengatakan, ada tiga strategi utama dalam mengendalikan risiko inflasi pangan di wilayah Jawa, yaitu penguatan produktivitas pangan strategis baik on farm maupun off farm, khususnya pada 16 klaster komoditas beras, 18 klaster aneka cabai dan 13 klaster bawang merah di wilayah Jawa.

"Prinsipnya kita selalu menjaga, mewaspadai bagaimana komoditas pangan sebagai sumber atau faktor inflasi dan Jawa Timur mengalami itu khusus di beras dan cabai. Kalau cabai tidak terlalu tetapi beras, walaupun beras kami surplus tapi ternyata bagaimana kondisi di lapangan sangat tergantung pasokan beras dari Bulog," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Dydik Rudy Prasetya optimitistis bahwa inflasi itu dapat ditekan. Harga beras dalam waktu dekat bisa dikendalikan karena sudah masuk panen raya. 

Rudy menyebut panen tahun ini mengalami peningkatan luas panen dari yang tadinya 51.741 hektare di bulan Januari menjadi 108.435 hektare di bulan Februari. “Luasan tersebut akan meningkat pada bulan Maret sebesar 361.151 hektare,” katanya.

Sedangkan untuk surplus di bulan Maret bisa mencapai 922.822 ton. Jika melihat angka ketersediaan beras berdasarkan stok tahun lalu maka sebenarnya tidak ada kekurangan ketersediaan beras.

“Secara kumulatif masih ada sisa stok tahun lalu jika ditambahkan panenan Januari dan Februari maka masih ada surplus sekitar 2,8 juta ton. Saya yakin Indonesia banjir gabah," tegasnya.

Rudy menuturkan, total luas panen pada Januari-Desember diperkirakan bisa mencapai 2.028.214 hektare. Sedangkan total surplus beras masa panen 2024 diperkirakan mencapai 2.821.661 ton.

"Untuk panen pada bulan Februari diperkirakan mencapai 600.000 ton. Sementara itu untuk surplus beras bulan Februari diperkirakan mencapai 10.926 ton," katanya.

Kondisi ini jelas berbalik dengan klaim Presiden Joko Widodo. Saat ditanya wartawan tentang harga beras, ia menyebut harganya sudah turun. Bahkan, ia menantang wartawan untuk mengecek langsung ke pasar. “Coba kalian datang ke Pasar Cipinang, cek harganya turun atau naik, cek di Pasar Johar di karawang, naik apa tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun. Karena harian itu saya cek, dan saya selalu mendapatkan angka-angka” kata Jokowi usai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024).



Baca Juga: Kata Jokowi Harga Sudah Turun, Operasi Beras Masih Diserbu Warga

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya