Jatim Tutup 2023 dengan Inflasi 0,29 Persen

Penyumbangnya beras dan cabai

Surabaya, IDN Times - Jawa Timur mengalami inflasi month to month (mtm) sebesar 0,29 persen pada Desember 2023 di delapan kota gabungan Indeks Harga Konsumen (IHK). Persentase ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada November 2023 yang tercatat sebesar 0,31 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Zulkipli menyebut, inflasi pada Desember 2023 juga lebih rendah dibanding inflasi bulan yang sama tahun sebelumnya Desember 2022 yang sebesar 0,60 persen. 

"Jika berdasar tahun kalender (year to date/ytd) maupun tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Desember 2023 sebesar 2,92 persen," ujar Zukipli. Angka ini, lebih rendah dari target yang dicanangkan Bank Indonesia yakni 3,0±1 persen.

Penyumbang utama inflasi menurut kelompok pengeluaran pada inflasi bulan Desember 2023 baik itu inflasi bulanan (mtm), tahun kalender (ytd), maupun tahunan (yoy) adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Ada sebanyak tiga komoditas utama penyumbang inflasi bulan Desember 2023 (yoy) untuk komoditas bahan makanan yaitu beras, cabai rawit dan cabai merah. "Bulan Desember 2023, komoditas beras masih mengalami inflasi yaitu sebesar 0,24 persen dengan andil sebesar 0,01 persen," kata Zulkipli.

Inflasi Gabungan delapan kota untuk komoditas beras tahun kalender Desember 2023 mencapai 20,55 persen dengan andil sebesar 0,83 persen. Komoditas beras memberi sumbangan terbesar terjadinya inflasi di seluruh kota IHK Jawa Timur.

"Puncak terjadinya inflasi komoditas beras ialah bulan September 2023, setelah sebelumnya pada bulan Mei-Juli sempat deflasi," katanya.

Sementara terkait harga cabai merah selama tahun 2023, mulai awal Januari - Oktober 2023 relatif stabil, berkisar Rp33.000 – Rp35.000 per kg. Namun di akhir tahun harga komoditas ini naik sangat signifikan sehingga mendorong terjadinya inflasi di bulan November dan Desember 2023.

"Cabai merah juga salah satu komoditas yang memberikan andil besar terhadap inflasi di seluruh kota IHK Jawa Timur," ungkap Zulkipli.

Nah, jika dilihat per kota, maka Sumenep merupakan kota dengan inflasi tahunan tertinggi yang mencapai 5,08 persen disusul Surabaya dengan inflasi 3,03 persen, dan yang terendah ialah Banyuwangi dengan angka inflasi sebesar 2,15 persen.

Tingginya inflasi di Sumenep ini juga berbanding lurus dengan inflasi beras dan cabai merah di sana. Inflasi tahunan tertinggi komoditas beras terjadi di Sumenep dengan nilai 25,51 persen dengan andil 1,38 persen," jelas Zulikpli. (Begitu juga cabai merah), andil terbesar ada di Sumenep yang mencapai 0,38 persen selama 2023," pungkas dia.

 

 

Baca Juga: Investor Nantikan Data Inflasi AS, Rupiah Lesu Pagi Ini

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya