Jatim Alami Deflasi, Penyumbangnya Daging dan Ayam

Secara m-to-m sih

Surabaya, IDN Times - Jawa Timur (Jatim) mengalami deflasi bulan ke bulan month to month (m-to-m) sebesar 0,07 persen pada Agustus 2024. Hal itu terekap dalam data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Jarim.

“Penyumbang utama deflasi bulan Agustus 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,18 persen," ujar Kepala BPS Jatim, Zulkipli, Selasa (3/9/2024).

"Komoditas utama penyumbang deflasi di antaranya bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, tomat, dan jagung manis,” tambah Zulkipli.

Sedangkan secara year to date (y-to-d) dan year on year (y-on-y), Jatim mengalami inflasi berturut-turut sebesar 0,78 dan 2,05 persen. Inflasi y-on-y Jatim sebesar 2,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,34.  

 

"Inflasi tertinggi sebesar 3,29 persen terjadi di Sumenep dengan IHK sebesar 108,67. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 1,33 persen dengan IHK sebesar 105,48," kata Zulkipli.

 

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,27 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,62 persen.

 

Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,47 persen. Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,93 persen. Keempat, kelompok kesehatan sebesar 1,71 persen.

“kelompok transportasi sebesar 1,55 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,26 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,52 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,95 persen," ungkapnya.

"Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,02 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,33 persen,” terangnya menambahkan.

Zulkipli mengatakan pada Agustus 2024, terjadi inflasi bulan ke bulan (m-to-m) sebesar 0,28 persen pada kelompok pendidikan dengan andil sebesar 0,02 persen terhadap inflasi umum.

“Pergerakan inflasi pada kelompok pendidikan tahun ini masih sejalan dengan beberapa tahun sebelumnya yaitu berada pada kisaran bulan Juli dan Agustus. Sementara itu, cabai rawit menjadi pendorong utama inflasi dengan andil sebesar 0,11persen,” pungkasnya.

Baca Juga: Ekonomi Sumsel: Palembang Deflasi Berturut Sejak Juni-Agustus 2024

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya