4 Penyebab Naiknya Harga Beras di Jatim, Elnino Jadi Momok

Produksi beras pada November-Desember bakal menurun

Surabaya, IDN Times - Beras masih menjadi persoalan di Jawa Timur (Jatim). Harganya terus merangkak naik sehingga memicu terjadinya inflasi secara year on year (yoy) gabungan delapan kota di Jatim sebesar 3,01 persen. 

Data Sistem Informasi Ketersediaaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, rata-rata harga beras berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp11.567. Padahal HET yaitu Rp10.900. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim pun menyebut setidaknya ada empat faktor penyebab naiknya harga beras.

"Tingginya harga beras masih dipengaruhi beberapa faktor. Yang pertama musim tanam gadu (musim tanam tanpa pengairan), kedua penurunan luas panen, ketiga faktor cuaca el nino, dan keempat kebijakan penghentian ekspor beras oleh India," ujar Fungsional Statistik Ahli Madya BPS Jatim, Umar Sjaifudin, Selasa (3/10/2023).

Umar melanjutkan, faktor el nino menjadi penyebab utama harga komoditas beras. Sebab tingkat kekeringan menurut peringatan BMKG yang melanda Jatim masuk dalam kategori awas. Kategori tersebut sampai awal Bulan November 2023. Hal itulah yang berpengaruh pada musim tanam berbagai komoditas pertanian.

"Sehingga berpengaruh pada harga beberapa komoditas terkait," kata Umar.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Dydik Rudy Prasetya menegaskan, produksi beras sampai sekarang ini masih surplus. Per Agustus kemarin masih tinggi 75 ribu ton dibanding tahun kemarin. Mengalami kenaikan sebesar 9,2 persen.

Namun, karena fenomena el nino, Dydik memprediksi ada penurunan produksi beras pada November-Desember. "Meskipun turun, Jatim masih surplus, turunnya pasti nggak jauh-jauh," tegasnya.

Baca Juga: Harga Beras Naik, Bulog: Masyarakat Jangan Khawatir

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya