Bosan WFH, Novia Maulina Sukses Bikin Usaha Mainan Edukasi 

Sudah ekspor hingga Jepang dan Australia

Batu, IDN Times - Kebijakan Work From Home (WFH) nyatanya tak selalu merugikan. Ada yang justru bisa meraup untung karena sukses membuka usaha. Hal itu seperti dialami Novia Maulina, seorang dosen Farmasi di Universitas Islam Maulanan Malik Ibrahim, Malang.

Lantaran bosan WFH, ibu satu anak itu justru mampu mengembangkan bisnis mainan edukasi dengan nama Fun Learning. Sesuai dengan namanya mainan edukasi yang dikembangkan, Novia memang mengedepankan kegembiraan dengan konsep belajar sambil bermain. 

1. Berusaha isi kekosongan saat WFH

Bosan WFH, Novia Maulina Sukses Bikin Usaha Mainan Edukasi Salah satu jenis mainan edukasi produksi Fun Learning. IDN Times/Alfi Ramadana

Novia menjelaskan bahwa awalnya ia mulai memulai usaha mainan edukasi untuk mengisi waktu luang selama pandemik COVID-19. Saat itu, dirinya melihat adanya peluang berbisnis memanfaatkan kebijakan belajar daring. Maka saat itu muncullah ide membuat mainan edukasi tersebut untuk membantu anak-anak usia 1-7 tahun bisa belajar sambil bermain.

"Tujuan kami awalnya adalah berusaha memberikan alternatif permainan bagi anak-anak. Tetapi tujuan utamanya yakni belajar tetap bisa didapat," terangnya Rabu (7/4/2021). 

2. Siapkan empat kategori mainan

Bosan WFH, Novia Maulina Sukses Bikin Usaha Mainan Edukasi Proses pembuatan mainan edukasi di Fun Learning di Kota Batu. IDN Times/Alfi Ramadana

Untuk mainan yang dibuat disesuaikan dengan kategori keperluan anak. Setidaknya ada empat kategori mainan yang dibuat Fun Learning, yakni sensorik play, motorik play, kognitif play dan fun science. Masing-masing jenis mainan juga sudah disesuaikan berdasarkan usia anak.

Untuk kategori sensorik play sendiri dibuat untuk anak usia kurang dari dua tahun. Jenis mainan untuk kategori ini di antaranya beras berwarna, water beads dan pom-pom. Selain bisa belajar mengenal tekstur, anak-anak juga bisa belajar mengelompokkan mainan sesuai warna. Kemudian untuk kategori sensorik play disiapkan untuk anak usia tiga tahun ke atas. Mainan kategori ini di antaranya adalah engklek milenial. 

"Kalau untuk kognitif play kami menyediakan flash card mulai dari pengenalan angka, pengenalan abjad, pengenalan bentuk hingga yang untuk anak usia tujuh tahun ada perkalian dan pembagian. Kemudian kalau fun science sendiri adalah lebih ke permainan tiga dimensi mulai dari siklus makhluk hidup, tumbuhan, tata surya hingga kalender," tambahnya. 

Baca Juga: Gak Banyak Tahu! 5 Mainan Girly yang Pernah Populer di Tahun 2000an

3. Orangtua lebih mudah arahkan anak-anak untuk belajar

Bosan WFH, Novia Maulina Sukses Bikin Usaha Mainan Edukasi Salah satu mainan edukasi berjudul Isi Piringku yang cukup diminati anak-anak. IDN Times/Alfi Ramadana

Beralamat di Jl Bulutangkis, Kota Batu, Fun Learning sejauh ini sudah membuat 40 mainan edukasi yang berbeda berdasarkan empat kategori yang ada. Novia menyebut bahwa mainan edukasi yang ia buat juga lebih memudahkan orang tua untuk bisa mengarahkan anaknya agar belajar. Desain yang dibuat unik dan menarik menjadikan mainan produksi Fun Learning menarik. 

"Jadi anak-anak bisa belajar sambil bermain. Orang tua juga bisa mengarahkan dengan mudah karena mainan dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Selain itu, mainan ini juga bisa semakin mendekatkan anak dengan orang tua," tambahnya. 

4. Sudah tembus pasar Australia dan Jepang

Bosan WFH, Novia Maulina Sukses Bikin Usaha Mainan Edukasi Proses pembuatan mainan edukasi yang dilakukan di Fun Learning. IDN Times/Alfi Ramadana

Sejak awal berdiri hingga kini, tiap bulannya Fun Learning mampu menerima pesanan mainan anak hingga ribuan. Jika dirata-rata, setiap bulannya Fun Learning bisa melayani hingga 500 buah mainan berbagai jenis. Pengiriman sendiri sudah ke seluruh Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara.

Novia menyebut bahwa dirinya bahkan sudah memiliki reseller di Australia dan Jepang. Bahan utama menggunakan kain flanel dinilai lebih bersahabat dan memiliki nilai lebih dari produk Fun Learning. 

"Kami memang berusaha membuat mainan menyerupai bentuk aslinya. Karena itu akan lebih mempermudah anak-anak belajar serta mengingatnya," katanya. 

5. Tarif cukup terjangkau

Bosan WFH, Novia Maulina Sukses Bikin Usaha Mainan Edukasi Proses pengerjaan mainan edukasi yang dikembangkan oleh Fun Learning. IDN Times/Alfi Ramadana

Untuk tarif sendiri, Novia tak mematok terlalu mahal. Ia menjual mainan tersebut mulai harga Rp25 ribu untuk mainan ukuran kecil hingga paling mahal Rp165 ribu. Semakin besar dan rumit proses pembuatannya maka tarifnya semakin mahal. Selama ini untuk proses produksinya, Novia juga menggandeng beberapa penjahit khusus flanel yang ada disekitar tempat produksinya. 

"Karena memang semua produknya ini handmade dan harus dijahit dengan tangan, maka proses pembuatannya perlu proses. Kapasitas produksinya untum satu pekan kisaran 20 sampai 30 pieces mainan berbagai jenis," tandasnya. 

Baca Juga: Manfaatkan Balai RW, Pemuda di Kota Malang Bangun Bisnis Barbershop

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya