Harga Cabai di Banyuwangi Melonjak, Diprediksi Bakal Terus Naik

Harga naik, tapi banyak petani yang baru tanam cabai

Banyuwangi, IDN Times - Harga cabai rawit dan cabai merah di Kabupaten Bayuwangi, Jawa Timur, terus merangkak naik. Sejumlah pedagang memprediksi kenaikan harga saat ini akan bertahan cukup lama. Bahkan dari petani memprediksi harga akan terus merangkak naik dikarenakan faktor cuaca dan kondisi tanam di Banyuwangi saat ini.

1. Lonjakan drastis

Harga Cabai di Banyuwangi Melonjak, Diprediksi Bakal Terus NaikToko sembako. (IDN Times/ Agung Sedana)

Ratnawati (39), salah satu pedagang di pasar Kampungbaru, Kecamatan Sempu, menyatakan kenaikan harga ini berlangsung sekitar satu bulan terakhir. Menurutnya, lonjakan harga ekstrem terjadi sekitar satu pekan lalu. Ratna mengatakan, di akhir Juni lalu harga cabai rawit di kisaran Rp18 ribu. Harga merangkak naik hingga Rp28 ribu pada awal Juli.

"Dari 28 itu naik drastis di 40. Harga itu terus naik sampai di angka tertinggi 75 untuk di pasaran. Lalu turun lagi di 65 ribu perkilo. Bertahan sampai sekarang," kata Ratna, Senin (5/8/2024).

Sementara untuk harga cabai merah, Ratna mengatakan masih stabil di angka Rp28 ribu perkilogram. Harga ini mengalami sedikit kenaikan dari sebelumnya yang seharga Rp26 ribu. Meskipun tak se-labil harga cabai rawit, namun menurut Ratna harga cabai merah besar ini tergolong stabil hampir sepanjang tahunnya.

"Cabai besar stabil. Masih di bawah 30 harganya. Andaipun naik tidak bisa bertahan lama seperti cabai rawit, dan itupun jarang sekali naik sampai tinggi harganya," kata Ratna.

Baca Juga: Penunggu Misterius Alas Purwo Banyuwangi, Mitos Sosok Gayatri

2. Diprediksi bakal mahal hingga lebaran 2025

Harga Cabai di Banyuwangi Melonjak, Diprediksi Bakal Terus NaikCabai busuk. (IDN Times/ Agung Sedana)

Ratna memprediksi, kenaikan harga untuk cabai rawit ini akan bertahan hingga tahun baru mendatang. Setelah itu kemungkinan akan menurun dan kembali merangkak naik menjelang lebaran tahun 2025. Sementara untuk harga kebutuhan bumbu dapur lainnya seperti bawang merah dan putih, tomat serta aneka kebutuhan lainnya masih di harga normal.

"Kalau sudah naik di bulan 7 dan 8, biasanya terus bertahan sampai tahun baru. Setelah itu turun dan kembali naik lagi harganya pas mau lebaran," ungkap Ratna.

3. Populasi penyakit meningkat

Harga Cabai di Banyuwangi Melonjak, Diprediksi Bakal Terus NaikVirus kuning pada cabai/ bulai gemini. (IDN Times/ Agung Sedana)

Yogik (28), salah satu petani di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, mengakui kenaikan harga tersebut disambut senang oleh petani. Dia memprediksi, kenaikan harga cabai tersebut akan bertahan hingga bulan Februari 2025 mendatang. Menurutnya, harga cabai rawit akan stabil seiring dengan banyaknya tanaman cabai yang siap panen dalam 6 bulan kedepannya.

Yogik mengatakan, kondisi cabai di Desa Jambewangi dan desa-desa sekitarnya saat ini sedang tidak bagus. Mayoritas tanaman cabai diserang virus kuning. Di mana virus ini membuat tanaman tidak bisa melakukan fotosintesis secara sempurna.

"Yang jelas produktivitas tidak bisa maksimal. Misal satu pohon bisa dipanen sampai 2 ons, ini bahkan di bawah satu ons. Kuning ini biasa disebut bulai gemini kata petani, tidak ada obatnya penyakit ini," kata Yogik.

Selain itu, Yogik menyebut kenaikan harga cabai juga dipicu oleh sedikitnya lahan cabai yang siap panen. Di Desa Jambewangi contohnya, menurutnya mayoritas petani cabai baru saja melakukan tanam. Sesuai kalender, butuh waktu sekitar 90 hari setelah tanam untuk para petani dapat melakukan panen pertama.

"Banyak yang baru tanam. Ada yang masih 2 mingguan, ada yang baru berbunga. Ya untuk harga mahal sekarang dirasa jadi rejeki petani yang sudah tanam sebelumnya lah," ujar Yogik.

Baca Juga: Lapas Banyuwangi Punya Galeri Karya Warga dari Balik Jeruji

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya