Harga Bawang Merah di Jatim Sekilo Tembus Rp60 Ribu

Padahal pemerintah sebut surplus

Surabaya, IDN Times - Harga bawang merah terus merangkak naik di Jawa Timur (Jatim). Bahkan harganya di pasaran kini mencapai Rp60.000 per kilogram (kg). Hal itu diungkap sejumlah pembeli di kawasan Surabaya Raya.

"Iya kemarin beli itu seperempat Rp15 ribu, kalau dihitung ya sekilonya Rp60 ribu," ujar penjual nasi pecel di kawasan Ketintang Surabaya, Liana, Minggu (28/4/2024).

Tak hanya di Surabaya, mahalnya harga bawang merah juga dirasakan di Desa Mojosarirejo, Kecamatan Driyorejo, Gresik. Seorang warga perumahan, Yurike pun bilang harga bawang merah tembus Rp15.000 untuk seperempat kilogramnya.

"Tadi pagi beli seperempat Rp15 ribu. Dari kemarin ya segitu harganya. Itu pun kondisi bawangnya kurang bagus," ungkap dia.

Sementara berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, harga rata-rata bawang merah per 28 April 2024, harga rata-rata adalah Rp49.014

Lebih lanjut, harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Gresik Rp60.000. Sedangkan harga rata-rata terendah di Kabupaten Mojokerto Rp31.700.

Khusus di sejumlah pasar besar di Surabaya, harga komoditas ini mencapai Rp50.000 per kg. Misalnya di Pasar Genteng, Pasar Keputran dan Pasar Pucanganom. Kemudian di Pasar Tambahrejo harganya Rp54.000 per kg, Pasar Soponyono Rp42.000 per kg dan di Pasar Wonokromo Rp47.000 per kg.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Dydik Rudy Prasetya mengatakan ketersediaan komoditas bawang merah pada bulan Maret surplus sebesar 16.211 ton walaupun terjadi penurunan luas panen dan produksi dibanding bulan sebelumnya. 

“Sedangkan potensi bulan April berdasar pertanaman bulan sebelumnya diperkirakan surplus sebesar 37.992 ton,” ujarnya.

Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim menunjukkan luas tanam pada Februari luas panen mencapai 4.845 hektare dengan jumlah produksi 40.422 ton dan konsumsi 10.893 ton sehingga surplus 29.529 ton. 

Kemudian Maret, luas panen mencapai 3.478 ton dengan jumlah produksi 27.104 ton dan konsumsi 10.893 ton sehingga susrplus 16.211 ton. Luas panen April berpotensi 5.086 hektare dengan jumlah produksi 48.885 ton dan konsumsi 10.893 ton, sehingga diperkirakan surplus 37.992 ton.

Sementara itu, petani bawang Kecamatan Papar, Kediri mengatakan kenaikan harga bawang meraah ini merupakan hal biasa terjadi saat musim hujan. Menurutnya, menanam bawang merah saat musim hujan lebih sulit dan berisiko. 

“Tidak banyak petani yang berani menanam bawang merah saat musim hujan karena memang sulit dan membutuhkan ketelatenan,” ungkap Sutikno.

Sutikno menjelaskan, tanaman bawang merah idealnya ditanam saat musim kemarau. Pada musim kemarau, tantangannya rentan terhadap hama ulat. “Kalau hama ulat bisa diatasi dengan menggunakan obat ulat,” jelasnya.

Jika menanam bawang merah saat musim hujan maka risikonya tidak umbi yang tidak bisa tumbuh maksimal. “Biasanya umbi tidak mau beranak, sehingga berat produksinya tidak bisa maksimal,” jelasnya.

Menurut Sutikno, saat ini belum banyak petani bawang merah yang panen. Meskipun ada yang sudah panen, hasilnya belum bisa memuaskan karena curah hujan yang masih tinggi. “Kami berharap harga jual bawang merah tetap tinggi. Hal itu karena perawatannya yang sulit,” pungkasnya.

Baca Juga: PPDB Jatim, SMA 36 Rombel, SMK 72 Rombel

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya