TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fenomena Frost di Gunung Bromo, Bawa Baju Hangatmu Guys!

Cuaca di kawasan Bromo lebih dingin dan cenderung kering 

Fenomena Frost atau embun upas muncul di Bromo dan sekitarnya. Instagram/bbtnbromotenggersemeru

Malang, IDN Times - Fenomena frost atau embun upas yang muncul di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menunjukkan bahwa suhu di kawasan tersebut sangat rendah. Diperkirakan saat ini suhu di kawasan TNBTS berada pada kisaran 2-6 derajat celcius. Suhu tersebut merupakan yang terendah jika dibanding pada waktu lain. 

Baca Juga: Fenomena Frost Kembali Muncul di Gunung Bromo

1. Pengunjung diminta membawa baju hangat yang cukup

Fenomena Frost atau embun upas muncul di Bromo dan sekitarnya. Instagram/bbtnbromotenggersemeru

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas BBTNBTS, Syarif Hidayat menjelaskan bahwa fenomena embun upas memang hampir selalu terjadi setiap tahun. Biasanya fenomena ini muncul menjelang puncak musim kemarau. Selain suhu yang lebih dingin dari biasanya, kondisi juga cenderung lebih kering.

"Bagi wisatawan tentu kami menyarankan untuk membawa persiapan yang cukup. Terutama pakaian hangat, serta sebisa mungkin membawa makanan atau minuman hangat," katanya Selasa (26/7/2022). 

2. Hati-hati dalam penggunaan api

Fenomena Frost atau embun upas muncul di Bromo dan sekitarnya. Instagram/bbtnbromotenggersemeru

Lebih jauh, Syarif menambahkan bahwa dengan kondisi yang lebih kering, wisatawan juga diminta lebih berhati-hati. Terutama untuk penggunaan api. Kondisi kering memang bisa memicu munculnya kebakaran jika penggunaan api tidak diperhatikan.

"Jadi kami juga meminta pengunjung untuk bijak dalam menggunakan api. Karena bisa memicu kebakaran jika tidak diperhatikan dengan benar," imbuhnya. 

3. Fenomena frost belum berakhir

Kawasan Gunung Bromo kembali buka terbatas melalui pintu masuk Pasuruan. Instagram/bbtnbromotenggersemeru

Syarif menyebut bahwa fenomena frost di kawasan TNBTS saat ini merupakan awal. Sebab, puncak musim kemarau masih belum tiba. Namun demikian, ia menyebut bahwa secara detail pihaknya tidak bisa memastikan kapan puncak kemarau akan tiba. Tetapi jika merujuk pada pengalaman sebelum-sebelumnya, maka puncak kemarau diperkirakan pada bulan Agustus.

"Kami tidak bisa memastikan kapannya. Untuk lebih validnya tentu BMKG yang lebih tahu," sambungnya. 

Baca Juga: Menggeliatkan Bromo Lewat Kearifan Lokal Suku Tengger

Verified Writer

Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya