Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Batik merupakan salah satu ikon penting Indonesia dan warisan seni adiluhung untuk motif pakaian. Unesco sendiri telah mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda.
Setiap daerah memang memiliki motif batik sesuai ekspresi kearifan lokalnya. Kabupaten Banyuwangi, juga memiliki motif batik yang menjadi ciri khas.
Bahkan motif batik seperti Gajah Uling, menjadi ikon untuk pakaian batik resmi pemerintah, seragam sekolah dan baju adat. Dari segi warna sebagian besar batik di Banyuwangi memiliki ciri khas perpaduan warna yang cerah dan kuat.
Batik khas Banyuwangi sendiri terdapat lebih dari 40 motif. Berikut 7 motif batik khas Banyuwangi yang cukup populer dan memiliki filosofi yang mendalam.
Baca Juga: 5 Desa Wisata di Banyuwangi yang Layak Kamu Kunjungi
1. Gajah Oling
Motif Batik Gajah Oling/Instagram.com @batik_gajaholing Gajah Oling jadi motif batik yang paling tertua di Kabupaten Banyuwangi. Motif batik ini memiliki ciri khas gambar menyerupai belalai gajah yang sedang terlipat menyerupai bentuk tanda tanya.
Sementara pada bagian tepi, terdapat pengkayaan motif bergambar bunga kelapa dan kupu-kupu.
Gajah merupakan simbol hewan yang besar, sementara kata Oling dalam masyarakat Suku Using, diambil dari kata Eling atau yang bermakna pengingat.
Bila digabung, antara simbol kebesaran dan pengingat, motif tersebut jadi pengingat kepada yang maha besar atau Tuhan sang pencipta.
Sementara bunga kelapa yang ada di bagian tepi motif juga bermakna agar manusia bisa bermanfaat seperti pohon kelapa. Semua bagian pohon kelapa memang tidak terbuang, atau bermanfaat untuk beragam kebutuhan, dari daun, buah hingga bagian kayunya.
2. Kangkung Setingkes
Motif batik Kangkung Setingkes/Instagram.com @osingdeles Motif batik Kangkung Setingkes merupakan ekspresi masyarakat agraris di Banyuwangi yang menggambarkan sayur kangkung dalam satu ikatan (setingkes).
Motif ini memang serupa dedaunan kangkung yang sedang diikat. Meski sederhana, motif ini memiliki filosofi yang mendalam.
Kangkung merupakan tanaman liar yang sangat mudah tumbuh dengan subur. Rasanya pun enak bila dimasak, serta memiliki banyak kandungan untuk kesehatan.
Kemudian ikatan kangkung menggunakan seutas tali bermakna agar setiap orang yang sedang membangun hubungan rumah tangga dengan orang yang dicintai, agar tetap bersatu tidak sampai bercerai.
Sementara makna yang lebih luas, agar rasa persatuan di Banyuwangi terus tumbuh subur mulai dari unsur agama, budaya, suku yang ada di Banyuwangi.
3. Kopi Pecah
Motif kopi pecah/Instagram.com @phillipiswardono Sebagai daerah penghasil kopi robusta, motif batik Kopi Pecah juga memiliki makna yang mendalam. Meski tampak sederhana, goresan batik bergambar kopi yang pecah menggambarkan makna perjuangan dan pengorbanan.
Sebelum kopi digiling dan diseduh menggunakan air panas untuk dinikmati, ada banyak perjuangan yang harus ditempuh. Kopi yang pecah justru akan mengeluarkan rasa harum.
Kopi Pecah juga menjadi ekspresi para perempuan Suku Using yang menumbuk kopi dengan lesung. Sebelum ditumbuk, tentu sudah ada perjuangan memetik, penjemuran, sangrai dan rela dipecah untuk menghasilkan rasa harum.
4. Batik Galaran
Motif batik Galaran/Instagram.com @tahtabatik Motif batik Galaran juga memiliki makna filosofis yang cukup kuat. Motif ini memang sederhana, hanya menggambarkan bambu yang dipecah-pecah namun serat seratnya tetap menyatu.
Galaran bagi orang Banyuwangi merupakan tempat untuk alas duduk atau tidur. Motif ini menunjukkan bahwa orang-orang Banyuwangi memiliki kreativitas tinggi. Salah satunya tercermin dari masyarakat Gintangan yang menjadi sentra perajin bambu.
5. Paras Gempal
Motif batik Paras Gempal/Instagram.com @irmalumiga Motif Paras Gempal diambil dari kata Paras yang sangat keras. Paras merupakan bagian kasar dan keras yang ada di dasar sumur atau sungai. Tekstur keras ini menggambarkan kerja keras untuk mencapai harapan yang diinginkan.
Sementara gempal, artinya terpecah. Paras yang keras pun bisa pecah bila masyarakat tidak saling menguatkan dan mempertahankan kerukunan.
6. Manuk Kecaruk
Batik manuk Kecaruk/Instagram.com @gallery_batik_banyuwangi Manuk Kecaruk menggambarkan dua ekor burung yang sedang bertemu. Pertemuan burung ini mengandung banyak makna, di antaranya kasih sayang, persahabatan, keindahan dan kelestarian lingkungan.
Manuk yang berarti burung, sementara kecaruk dalam Bahasa Using memiliki makna bertemu dengan tidak sengaja.
Baca Juga: 6 Wisata Alam Terbaik di Banyuwangi, Panorama Instagrammable!