TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Liburan Sambil Belajar, Ini 5 Destinasi Wisata Budaya di Bangkalan

mulai dari budaya, sejarah, hingga religi

Koleksi di Museum Cakraningrat/ Instagram @huwairizmi

Pulau Madura dikenal memiliki banyak wisata alam seperti bukit kapur dan pantai yang indah. Tapi taukah kalian bahwa Pulau Garam ini juga memiliki destinasi wisata budaya yang wajib untuk dikunjungi? Jadi selain berlibur, kalian juga bisa mendapatkan ilmu loh! Berikut adalah 5 destinasi wisata budaya di Bangkalan, Madura.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Cafe dengan Spot Instagramable di Bangkalan

1. Mercusuar Sembilangan yang menyuguhkan indahnya langit sore hari

Mercusuar Sembilangan/ Instagram @maduraholic

Wisata budaya Bangkalan yang pertama adalah Mercusuar Sembilangan, yang mana merupakan peninggalan Belanda yang terletak di Desa Ujung Piring. Mercusuar tinggi dan mempesona ini juga termasuk saksi bisu atas penjajahan Belanda di Indonesia. Menurut sejarah, mercusuar dengan tinggi 78 meter ini didirikan pada tahun 1879 oleh Z.M. William III, seorang pimpinan kolonial Belanda. Fungsinya digunakan sebagai titik pengawasan.

Hingga saat ini, Mercusuar Sembilangan masih eksis digunakan sebagai pengatur lalu lintas kapal yang berada di sekitar Selat Madura dan dijadikan tempat wisata. Sebab, bangunan yang didominasi dengan warna putih ini  memiliki nilai sejarah dan memiliki beberapa spot instagramable. Terlebih jika sore hari, kalian akan disuguhkan keindahan matahari terbenam yang cantik. Jangan khawatir, wisata yang satu ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti tempat pakir, kamar mandi, tempat ibadah, dan warung. Hanya dengan membayar parkir sebesar Rp 3 ribu saja, kalian dapat menikmati pesona laut yang indah.

2. Banyak koleksi benda antik di Museum Cakraningrat

Koleksi di Museum Cakraningrat/ Instagram @huwairizmi

Museum Cakraningrat adalah salah satu peninggalan Keraton Bangkalan yang terletak di Jalan Soekarno Hatta. Kalian dapat melihat banyak koleksi benda antik peninggalan keratin, seperti gamelan, gong, alat perang, dan lain-lain. Tak hanya itu, kalian juga dapat menilik sejarah Kota Bangkalan dan juga seni serta kebudayaan masyarakatnya.

Kalian yang berasal dari luar kota tak perlu khawatir karena museum ini terletak di pusat kota, tepatnya di deretan kantor Pemerintah Kabupaten Bangkalan Jadi memiliki akses yang mudah dan tak sulit ditemukan. Museum ini telah ada sejak tahun 1974, namun baru diresmikan dengan nama Museum Cakraningrat pada tahun 2008. Harga tiket masuk di museum ini hanya seribu rupiah untuk biaya pemeliharaan. Wah, cukup terjangkau bukan?

3. Stadion Kerapan Sapi R.P Moh. Noer, tempat untuk menonton karapan sapi

Karapan Sapi/ Instagram @sapurata.1991

Bangkalan, Madura memiliki kesenian budaya berupa perlombaan pacuan sapi yang disebut Karapan Sapi. Sangat disayangkan bagi kalian wisatawan luar daerah yang berkunjung ke Bangkalan tapi melewatkan kesenian budaya khas Madura yang sangat terkenal seantero tanah air ini. Namun tidak setiap waktu kalian bisa melihat pertunjukannya, karena hanya digelar pada bulan Agustus hingga Oktober saja. Tapi tenang, karena tempatnya tidak berpindah-pindah, yakni di Stadion Kerapan Sapi R.P Moh. Noer.

Stadion ini terletak di daerah Kelurahan Bancaran, Kecamatan Bangkalan. Masyarakat sekitar menyebut daerah ini dengan sebutan Daerah Skeep atau Lapangan Skeep. Untuk namanya sendiri, R.P Moh. Noer, diambil dari nama seorang Mantan Gubernur Jawa Timur yang menggagas dibangunnya Jembatan Suramadu pada tahun 2003 silam.

4. Benteng Erfprins, saksi bisu masa penjajahan Belanda

infobudayaindonesia.com

Wisata budaya di Bangkalan yang selanjutnya adalah Benteng Erfprins, yang mana merupakan sebuah peninggalan zaman kolonial Belanda. Benteng ini adalah bukti bahwa Pulau Madura pernah menjadi basis pertahanan tentara Belanda, sekaligus sebagai gudan persenjataan VOC untuk menyerang berbagai pemberontakan di Cirebon, Bone, Jambi, Bali, dan Jawa. Namun pada Perang Dunia 2, benteng ini berhasil berpindah tangan kepada rakyat Indonesia. Dan digunakan sebagai basis pertahanan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah. Benteng ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Willem 1 yaitu pada tahun 1817 hingga  1848 silam.

Benteng yang berlokasi di Daerah Pejagan, Bangkalan ini terbuat dari batu putih yang denahnya berbentuk bujur sangkar. Temboknya memilikiketebalan 60 cm dan tinggi 3,5 m. pintu masuknya berada di sisi timur benteng. Benteng Erfprins ditetpkan sebagai benda cagar budaya pada taanggal 12 Desember 2003.

Baca Juga: 7 Oleh-oleh Khas Bangkalan yang Wajib Banget Dicicipi

Berita Terkini Lainnya