TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Candi Ngetos, Wisata Estetik Penghormatan Raja Majapahit

Belajar sejarah sambil hunting foto bisa banget!

Candi Ngetos. (nganjukkab.go.id)

Kabupaten Nganjuk rupanya menyimpan banyak peninggalan kerajaan Majapahit yang masih terpelihara hingga kini. Salah satu di antaranya adalah Candi Ngetos. Candi ini berlokasi di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, yang berjarak 17 kilometer pusat Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Candi Ngetos masih aktif menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi. Bangunan iconic serta cerita sejarah yang melegenda menjadi alasan kuat pengunjung untuk datang. Berikut 5 fakta menarik tentang Candi Ngetos yang wajib kamu ketahui!

1. Tempat pendharmaan abu Raja Hayam Wuruk

Relief candi. (instagram.com/arthistoryindonesia)

Dikutip dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Candi Ngetos merupakan tempat yang digunakan untuk meletakkan sebagian abu kremasi atau pendharmaan Raja Hayam Wuruk. Hayam Wuruk merupakan salah satu Raja Majapahit yang berhasil menyatukan sebagian besar wilayah nusantara.

Hal inilah yang menjadi daya tarik utama para pecinta sejarah untuk datang. Kunjungan wisatawan ini bertujuan menilik langsung tempat pendharmaan Raja bergelar Rajasa Negara ini.

2. Candi Ngetos dibangun pada abad ke-15

Ngatas Angin. (instagram.com/noeha.creation)

Candi Ngetos dibangun oleh paman dari Raja Hayam Wuruk, yakni Raja Ngabei Siloparwoto dan patihnya Raden Bagus Condrogeni dari Kerajaan vassal Majapahit, Ngatas Angin. Candi ini dibangun tepat di lereng Gunung Wilis yang merupakan gunung suci di Pulau Jawa.

Candi Ngetos dibangun di dataran tinggi dengan tujuan agar lebih dekat dengan kediaman para dewa. Candi Ngetos sengaja dibangun sesuai dengan permintaan Raja Hayam Wuruk yang ingin abu kremasinya disimpan di sana.

3. Candi Ngetos pertama kali diteliti pada tahun 1817

Bangunan Candi Ngetos. (instagram.com/nganjuknyawiji)

Candi Ngetos dibangun dengan pondasi batu bata merah, khas bangunan era Majapahit. Sayangnya candi yang dibangun dengan megah kala itu, kini diketahui telah rusak dan hilang beberapa sisinya.

Empat buah relief yang ada, hanya menyisakan satu relief saja. Pigura yang tersedia pada saubasemennya juga telah tiada. Beruntung masih terdapat tubuh candi yang berdiri kokoh, dan menjadi icon hingga kini. 

Sementara cagarbudayajatim.com menyebut bahwa Candi Ngetos pertama kali diteliti pada tahun 1817 oleh Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles. Secara berturut-turut candi ngetos dicatat dalam laporan belanda pada tahun 1868, 1898, 1913, 1914 dan 1917.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Warung Nasi Pecel Pincuk di Nganjuk, Mulai Rp5 Ribuan

4. Candi Ngetos hingga saat ini masih menjadi tempat peribadatan umat Hindu

Umat Hindu di Candi. (instagram.com/wi_cha)

Candi Ngetos menjadi pusat peradaban agama Hindu di wilayah Majapahit. Candi Ngetos bahkan masih sering dikunjungi oleh umat Hindu, dari dalam maupun luar wilayah Nganjuk hingga kini.

Umat Hindu biasa datang pada hari-hari besar keagamaan seperti Nyepi dan Kuningan, untuk berdoa di candi ini.

Baca Juga: 5 Toko Oleh-oleh Paling Populer di Nganjuk, Yuk Buruan Borong!

Verified Writer

EGYDIA ARTAMEVIA

Check @egydiard on instagram

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya