Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Malang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Malang sudah menyiapkan rencana untuk pengembangan kawasan Situs Srigading. Pemkab Malang berencana untuk menjadikan Situs Srigading sebagai tujuan wisata sejarah. Terlebih proses eskavasi telah berhasil membuka keseluruhan bangunan yang dahulunya merupakan candi itu.
Baca Juga: BPCB Sebut Situs Srigading Mirip Candi Badut
1. Akan dilakukan penataan sekitar situs
Bupati Malang, M Sanusi saat melihat langsung Candi Srigading usai eskavasi tahap tiga. Dok/istimewa Bupati Malang, M Sanusi saat melakulan tinjauan ke lokasi situs menjelaskan bahwa secara bentuk Situs Srigading sudah tampak jelas. Hal itu menurutnya bakal memudahkan prpses pengembangannya. Termasuk juga penyelesaian terkait lahan tempat situs berada. Pasalnya saat ini lahan tersebut masih milik salah satu warga.
"Saat ini bentuknya sudah terlihat. Jadi nanti akan kami tata sekitarnya. Rencana akan kami jadikan destinasi wisata sejarah," paparnya Rabu (16/3/2022).
2. Akan dibentuk Bumdes untuk mengelola
Profil tangga menuju pintu utama candi di Candi Srigading. IDN Times/Alfi Ramadana Sanusi menyebut nantinya sebagai pengelola akan dibentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di kawasan tersebut. Tugas BUMDes itu nantinyabsebagai pengelola kawasan Situs Srigading. Menurutnya ada potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari pengembangkan Situs Srigading yang memiliki kaitan erat dengan era Mataram Kuno tersebut. Dalam waktu dekat, Pemerintah Kabupaten Malang juga bakal memberikan lampu penerangan di lokasi itu.
"Dalam waktu dekat akan segera kami pasanh lampu penerangan dengan tenaga surya. Agar situs ini tetap terpelihara dengan baik," imbuhnya.
Baca Juga: Banyak Temuan di Situs Srigading, Patok hingga Tembikar
3. Perlu koordinasi lanjutan untuk penggalian berikutnya
Eskavasi tahap tiga Candi Srigading berfokus untuk mencari temuan benda bersejarah. IDN Times/Alfi Ramadana Sementara itu, Ketua Tim Ekskavasi situs Srigading sekaligus Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur , Wicaksono Dwi Nugroho menyebut bahwa untuk saat ini proses eskavasi bisa dikatakan selesai. Tetapi dirinya menyebut bahwa ada kemungkinan bahwa eskavasi bisa dilanjutkan lagi dengan target melihat luasan halaman situs. Namun, untuk menuju ke penggalian tersebut diperlukan koordinasi lanjutan dengan pemilik lahan.
"Kebutuhan teknis berkaitan dengan kawasan ini sudah kami laporkan. Kebutuhan lain yang paling penting adalah pengatapan dan pemagaran. Agar tidak ada kerusakan. Sebab, kondisi batu bata yang sudah lapuk," katanya.