Marak Pencurian Data Pribadi, Simak Tips dari Pakar IT Unair Ini
Salah satunya harus bijak menggunakan media sosial
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Kasus pencurian data pribadi secara digital kian marak. Tak hanya warga Indonesia yang jadi korban, baru-baru ini pencurian data juga menimpa warga Amerika Serikat. Modus pencurian data beraneka ragam. Bisa lewat media sosial, pesan singkat atau sms hingga website.
Melihat kondisi tersebut, dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Badrus Zaman membagikan tips supaya terhindar dari tindak pencurian data terutama di media sosial. Karena selama ini, kasus pencurian data terbanyak terjadi di berbagai platform media sosial.
1. Data dicuri melalui medsos bisa berdampak akuisisi atau pembajakan akun
Menurut Badrus, warganet harus sadar bahwa informasi yang telah dibagikan di media sosial mengandung konsekuensi. Konsekuensi tersebut bergantung seberapa detail informasi yang dibagikan. Semakin rinci, maka semakin rentan curian data yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Bahkan, banyak kebocoran data pribadi juga terjadi bukan hanya karena pencurian saja. Banyak pengguna media sosial secara sadar atau tidak sadar membagikan informasi miliknya.
"Pemanfaatan informasi ini juga dapat berdampak pada hal yang paling krusial, yakni akuisisi akun pengguna sehingga pegguna tidak bisa masuk ke akun media sosial miliknya," ujarnya, Kamis (22/4/2021).
Baca Juga: 5 Cara Lindungi SIM Card dari Pencurian Data Pribadi
Baca Juga: Selama COVID-19 Terjadi Tren Pencurian Data Melalui Malware