Sempat Diduga karena Santet, Ini Kronologi Kasus Antraks Tulungagung

Belum ada tambahan kasus kematian ternak

Tulungagung, IDN Times - Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung terus melakukan penelitian epidemiologi terkait kasus temuan bakteri antraks di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. Hingga saat ini, belum diketahui pasti asal muasal bakteri ini. Total, jumlah populasi ternak sapi di desa tersebut mencapai sekitar 1200 ekor. Kasus kematian sapi terakhir diketahui terjadi pada 25 Mei lalu. Dari hasil uji sampel yang dikirimkan ke laboratorium, sapi tersebut mati karena bakteri antraks.

1. Kematian ternak pertama terjadi bulan April, sempat dicurigai karena santet

Sempat Diduga karena Santet, Ini Kronologi Kasus Antraks TulungagungPeternak sapi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Kepala Dusun Toro, Agung Ari Saputra menerangkan kasus kematian ternak sapi ini terjadi di dua dusun, yakni Dusun Toro dan Bulusari. Kasus pertama kematian ternak sapi tersebut terjadi pada bulan April lalu. Warga awalnya tidak curiga dengan kematian tersebut. Namun ternyata kasus kematian terus bertambah dengan jangka waktu yang berdekatan.

Hingga saat ini terdapat total terdapat 26 ekor sapi dan 3 ekor kambing yang mati. "Awal bulan Mei lalu warga mulai resah, sempat muncul dugaan bahwa hewan ternak mati karena disantet," ujarnya, Selasa (08/6/2021).

2. Awalnya diduga mati karena gangguan pencernaan

Sempat Diduga karena Santet, Ini Kronologi Kasus Antraks TulungagungKain panjang termakan kambing.IDN Times/istimewa

Kasus kematian ternak ini kemudian terdengar hingga Dinas Peternakan. Mereka kemudian mengirimkan tim untuk mencari tahu penyebab kematian ternak tersebut. Dari hasil pemeriksaan awal, tim memperkirakan kematian ternak karena ada gangguan pencernaan.

Hal ini terbukti berdasarkan temuan sebuah kain panjang, dari dalam lambung kambing yang mati. Kain tersebut diduga ikut termakan dan menyebabkan gangguan pada pencernaan.

3. Kasus kematian terakhir terjadi 25 Mei

Sempat Diduga karena Santet, Ini Kronologi Kasus Antraks TulungagungPeternak sapi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Setelah kejadian ini, mereka kemudian mendirikan posko pemeriksaan hewan. Setiap hewan yang sakit langsung mendapatkan penanganan. Mereka lalu mendengar kabar kematian ternak pada 25 Mei. Tim mengambil sampel ternak tersebut dan dikirimkan ke laboratorium. Hasil laboratorium baru keluar pada Kamis (03/6/2021).

Sesuai hasil pemeriksaan, bakteri antraks menjadi penyebab kematian ternak tersebut. "Saat ini posko masih ada dan melayani keluhan masyarakat terutama terkait penyakit hewan," ungkapnya.

Baca Juga: Bupati Gorontalo Sebut Danau Limboto Sumber Bakteri Antraks

4. Petugas semprot kandang dengan disinfektan

Sempat Diduga karena Santet, Ini Kronologi Kasus Antraks TulungagungPeternak sapi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto menerangkan belum ada tambahan kasus kematian ternak di desa tersebut. Untuk sementara waktu, seluruh ternak yang berada di desa Sidomulyo akan menjalani karantina selama 20 hari.

Selain itu mereka juga rutin menyemprotkan disenfektan ke kandang ternak dan menyemprot formalin di lokasi kuburan ternak. "Untuk sementara seluruh ternak tidak boleh keluar desa dan dikarantina selama 20 hari sejak 25 Mei," pungkasnya.

Baca Juga: 6 Warga di Tulungagung Suspek Antraks, Mereka Langsung Diisolasi

Bramanta Pamungkas Photo Verified Writer Bramanta Pamungkas

peternak huruf

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya