Miris, Harga Cabai Rawit Hijau di Petani Jember Rp2.500 per Kg

Petani berharap tengkulak tidak ambil untung terlalu besar

Jember, IDN Times - Harga cabai rawit hijau di tingkat petani anjlok hingga Rp 2.500 per kilogram. Harga tersebut dirasakan petani cabai di kawasan Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember sejak sepekan terakhir. Kondisi tersebut juga berdampak pada upah buruh petik.

1. Padahal biasanya masih Rp 17 ribu per kilogram

Miris, Harga Cabai Rawit Hijau di Petani Jember Rp2.500 per KgTanaman cabai jenis panen hijau di Lojejer, Jember. IDN Times/Istimewa

Salah satu petani cabe di Lojejer, Suwarno mengaku sejak turun-temurun warga di desanya selalu menanam cabai jenis panen hijau. Petani memang tidak menunggu cabai berwarna merah untuk panen.

"Cabainya kalau dibiarkan ya bisa merah, sama saja. Cuma dari dulu petani sini nanam panennya masih hijau, memang jenisnya. Sekarang harganya di tengkulak, turun anjlok Rp 2.500. Kalau di pasar Rp10 ribu," ujar Suwarno saat dihubungi, Rabu (28/7/2021).

Sebelumnya, kata Suwarno, harga cabai masih di angka Rp17 ribu pada akhir Juni 2021. Kondisi tersebut berangsur turun saat musim panen. Suwarno sendiri menanam cabai seluas seperempat hektar, dan membutuhkan setidaknya empat buruh petik untuk menghasilkan 120 kilogram.

"Kemarin pas masuk panen puncak, harganya anjlok. Terpaksa upah buruh petik juga turun, karena tradisinya memang menyesuaikan harga panen. La mau diupah harian harganya gak nutut," kata Suwarno.

2. Upah petik ikut turun

Miris, Harga Cabai Rawit Hijau di Petani Jember Rp2.500 per KgIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Suwarno mengatakan, saat kondisi harga anjlok seperti saat ini, buruh petik cabai hanya diberi upah Rp1.000 per kilogramnya. Sementara, buruh petik, rata rata hanya bisa mendapatkan 25-30 kilogram petik cabai per hari, mulai pagi hingga sore.

"Ada yang sistem per kilogram kalau harga murah. Tapi kalau harga mahal, upah buruh petik langsung dihitung harian, Rp50.000 per hari," jelasnya.

Menurut Suwarno, standar minimal petani bisa merasakan untung bila harga cabai di atas Rp5.000 per kilogramnya. Sebab, perawatan cabai terhitung mahal untuk pemberian pestisida.

"Harga Rp5.000 itu sebenarnya sudah ngepas banget, tapi kalau sekarang lebih anjlok. Dipanen harga murah, belum ongkos buruh petik. Kalau gak dipanen ya eman," ujarnya.

Suwarno berharap, harga cabai tidak dimainkan para tengkulak. Sebab, di kawasan Mayang, Jember harga cabai masih di angka Rp7.000 per kilogram. "Harganya sekarang beda beda. Kalau daerah Lojejer sini, di tengkulak besar harganya memang Rp2.500, gak tahu kenapa," jelasnya.

Baca Juga: Mendag Lutfi Jamin Harga Cabai Tak Lagi 'Pedas' Bulan Depan

3. Kerja pagi pulang sore

Miris, Harga Cabai Rawit Hijau di Petani Jember Rp2.500 per KgCabai hijau yang sudah dipanen. IDN Times/Istimewa

Sementara itu, salah satu buruh petik cabai, Anjar mengatakan, untuk upah biasanya sudah dibicarakan di awal bersama petani pemilik cabai, sebelum panen. Kendati demikian, buruh petik juga bakal mengikuti ketentuan harga dari tengkulak.

"Kalau harga jualnya murah, kami juga merasakan dampak. Pekerja kalu cepet dan lebat buahnya kisaran 27 kilogram per hari. Kalau murah dibayar hitungan kiloan, kalau mahal dibayar itungan harian," jelasnya. Per kilogram dihargai Rp 1.000, kalau pas mahal Rp 40.000 sampai 50.000 per hari," ujar Anjar.

Saat jadi buruh petik, Anjar berangkat ke sawah mulai pukul 06.00 WIB dan selesai sampai pukul 16.00 WIB. Harga upah buruh tersebut, umumnya masih mendapat kiriman makan saat pagi hari dan istirahat di siang hari.

"Kalau dikirim makan ya mulai pagi. Sarapan. Kadang siang kalau sempet dikirim sayur bening," ujarnya.

Baca Juga: Viral Jenazah di Pinggir Jalan Jember, Kapolsek: Tidak Ditelantarkan

Mohamad Ulil Albab Photo Verified Writer Mohamad Ulil Albab

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya