TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kunjungan Jokowi ke Malang Disambut Spanduk Sindiran

Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan pengin ketemu Jokowi

Spanduk sindiran saat kedatangan Jokowi di Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Malang, IDN Times - Kunjungan rombongan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo ke Malang dimanfaatkan oleh Aremania yang menuntut peran aktif pemerintah pusat untuk menyelesaikan peradilan Tragedi Kanjuruhan. Tampak banner panjang berisikan pesan sindiran membentang di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Spanduk yang membentang panjang tersebut berwarna putih dengan tulisan berwarna hitam. Tertulis dalam bahasa inggris 'World Only Just Quiescent While Human Massacred, Happen In Kanjuruhan 2 Is Getting Blurry, Whats Happen?' Kalau diartikan kurang lebih adalah 'Dunia Hanya Sepi saat Manusia Dibantai, Yang Terjadi di Kanjuruhan pada Abad 21 Semakin Buram. Apa yang Terjadi?

Baca Juga: Suara Parau Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Memanggil Jokowi

1. TGA dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan sebenarnya ingin bertemu dengan Jokowi

Spanduk sindiran saat kedatangan Jokowi di Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dyan Berdinandri mengatakan jika sebenarnya TGA dan Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan ingin bertemu dengan Jokowi. Mereka ingin mencurahkan kegalauan mereka atas proses peradilan Tragedi Kanjuruhan yang menemui jalan buntu. Sehingga mereka ingin Jokowi bisa mengabulkan permintaan mereka untuk menegakkan keadilan untuk korban Tragedi Kanjuruhan.

"Sebenarnya kita ingin bertatap muka dengan Pak Jokowi. Tapi beliau tidak memiliki agenda untuk menemui kami dan keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan," terangnya saat dikonfirmasi pada Senin (24/07/2023).

Dyan juga ingin meminta Jokowi masukkan Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat. Pasalnya hingga saat ini Komisi Nasional (Komnas) HAM dinilai lambat dalam menetapkan hal tersebut. "Tragedi Kanjuruhan adalah pelanggaran HAM berat," tegasnya.

2. Perhatian pada korban Tragedi Kanjuruhan yang selamat juga dirasakan kurang

Aremania saat melakukan aksi di Perempatan Kacuk, Kota Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Dyan juga menyampaikan jika pemerintah sudah tidak lagi memberikan perhatian korban Tragedi Kanjuruhan yang selamat. Padahal sebelumnya mereka juga sempat mengalami masa kritis dan menghadapi pertaruhan hidup san mati. Mereka hanya sebatas diberikan santunan dan dibiarkan begitu saja selanjutnya.

Padahal masih banyak korban selamat yang membutuhkan perawatan selanjutnya. Misalnya ada yang membutuhkan biaya untuk operasi tulang belakang, ada yang membutuhkan nutrisi untuk otak, dan membutuhkan biaya untuk obat-obatan.

"Masih banyak korban yang membutuhkan pemantauan serius, misalnya ada yang baru sadar dari koma mengalami masalah pada otak. Dia harus belajar lagi dari nol seperti anak kecil, harus belajar menulis, berucap, sampai membaca. Padahal ekonomi keluarganya tidak mencukupi," bebernya.

Baca Juga: Sunyi, 12 Foto Kondisi Terkini di Dalam Stadion Kanjuruhan

Verified Writer

Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya