TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejumlah Wilayah di Jatim Hujan Saat Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Ada gangguan atmosfer

ilustrasi tetesan hujan di atap rumah (pexels.com/Jean Marc Bonnel)

Surabaya, IDN Times - Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memberi penjelasan soal turunnya hujan di sejumlah wilayah Jawa Timur saat musim kemarau. Fenomena ini disebut karena adanya gangguan atmosfer. 

Prakirawan BMKG Juanda, Siska Anggraeni mengatakan, hujan yang terjadi belakangan ini di beberapa wilayah Jawa Timur, terutama Surabaya dan Sidoarjo karena adanya gangguan atmosfer berupa konvergensi. Selain itu, suhu muka air laut di Selat Madura juga cukup hangat. 

“(hujan terjadi karena) terpantau gangguan atmosfer antara lain berupa konvergensi dan suhu muka laut perairan Selat Madura yang cukup hangat,” ujarnya, Sabtu (28/9/2024). 

Menurut Siska, gangguan atmosfer ini bakal terjadi selama dua hari ke depan. Setelah itu, intensitas hujan bakal mengalami penurunan. “Setelah itu diprakirakan akan menurun intensitasnya,” katanya. 

Sementara itu, dikutip dari BMKG Iklim Jatim, wilayah Jawa Timur kini sedang mengalami fase peralihan musim kemarau ke hujan. Sejumlah wilayah bahkan mulai mengawali musim hujan pada Oktober 2024 nanti. 

"BMKG menghimbau Pemerintah Daerah/Kota di Provinsi Jawa Timur, Institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem pada masa peralihan dan selama periode musim hujan 2024/2025 yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologis seperti banjir bandang, longsor, sedimentasi waduk, serta perlunya kesiapan inspeksi struktur bangunan dan jaringan," tulis BMKG melalui akun Instagram.

Pemerintah daerah diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi resiko bencana yang berpotensi terjadi selama periode musim hujan, juga pentingnya memperhatikan peringatan dini.

"Pemerintah Daerah dan sektor terkait juga diharapkan dapat menjadikan informasi Prediksi Musim Hujan 2024/2025 ini sebagai acuan untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action) dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan akibat bencana hidrometeorologi," tulis BMKG. 

Berita Terkini Lainnya