Malang, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia (RI), Zulkifli Hasan menyebutkan jika masa depan Indonesia cerah. Pasalnya menurutnya tidak lama lagi Indonesia akan menjadi negara maju. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini merasa Indonesia telah memenuhi syarat menjadi negara maju.
1. Zulkifli Hasan menyebut jika IMF percaya Indonesia akan jadi negara maju
Zulkifli Hasan mengatakan jika IMF sempat mengatakan padanya jika Indonesia memiliki perekonomian yang kuat. Sehingga diprediksi Indonesia akan segera menjadi negara maju. Menurutnya, kunci menuju Indonesia menjadi negara maju adalah kerjasama.
"Kemudian PDB kita 60 persen dari UMKM, tenaga kerja 90 persen yang terserap itu dari sektor UMKM. Sehingga kolaborasi dengan YouTube, Google, dan e-commerce lainnya. Kalau e-commerce, UMKM, pemerintah, dan kampus bisa bekerja sama itu luar bisa sekali. Karena empat ini adalah pilarnya," terangnya saat acara Indonesia Startup Dialogue #GlowUp Bareng YouTube dan Google di Universitas Brawijaya (UB) pada Rabu (25/9/2024).
Baca Juga: Google dan YouTube Bikin Indonesia Dialogue di UB, Ini Kata Mendag
2. Indonesia sudah memiliki industri baja, jadi salah satu pertanda negara maju
Zulkifli Hasan juga mengatakan jika salah satu pertanda suatu negara menjadi negara maju adalah industri baja. Pria berkacamata ini menyebutkan jika industri baja di Indonesia sudah bergeliat dengan banyaknya pabrik-pabrik baja.
"Kita sudah memiliki industri baja, salah satu syarat menjadi negara maju adalah industri baja. Kita juga sudah swasembada pangan dan mendapatkan penghargaan juga. Kita juga sudah memiliki produk unggulan seperti cengkeh, cokelat, sampai kopi dari Sumatera," ujarnya.
3. Zulkifli Hasan mengatakan jika Indonesia pernah menjadi negara yang lebih maju dari Tiongkok
Lebih lanjut, Zulkifli juga menyebutkan jika pada masa Orde Baru Indonesia sudah pernah menyalip Tiongkok di sektor perekonomian hingga teknologi. Jadi menurutnya Indonesia sebenarnya mampu untuk bangkit dan sejajar dengan negara maju saat ini seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.
"Tahun 83-84 saya sudah bolak-balik ke Tiongkok untuk berdagang. Tahun itu kita sudah punya (satelit) Palapa, kita sudah bisa membuat pesawat terbang sendiri. Sementara Tiongkok belum bisa waktu itu. Dulu bandara di Beijing tidak lebih bagus dari Halim," ujarnya.
Ia juga mengatakan jika dulu Tiongkok menyambut orang-orang Indonesia karena membelanjakan banyak uangnya di sana. Tapi kini Indonesia yang menginginkan orang-orang Tiongkok berbelanja di Indonesia.
"Kalau ke Beijing dulu banyak orang pakai baju biru bersepeda. Saya senang dulu datang ke situ, karena saya dianggap bawa angpau, karena saya belanja banyak. Sekarang kebalik, ada orang Tiongkok datang ke Indonesia kita senang, karena dia yang bawa angpau. Maksudnya mereka belanja macam-macam," pungkasnya.
Baca Juga: Kata Zulkifli soal Isu 44 Kursi Menteri Prabowo
