TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hamid Rusdi Pejuang Asal Malang Pelopor Bahasa Walikan

Hamid Rusdi ternyata kelahiran Malang Selatan

Patung pahlawan Hamid Rusdi di Simpang Balapan Kota Malang. (IDN Times/istimewa)

Malang, IDN Times - Masyarakat Malang terkenal dengan bahasa walikan (kebalikan), ternyata bahasa tersebut memiliki koneksi yang erat dengan perjuangan Arek Malang melawan penjajahan. Sayangnya fakta ini jarang diketahui oleh generasi muda, bahwa ternyata bahasa walikan memiliki cerita yang begitu panjang.

Bahasa walikan ini diperkenalkan oleh Hamid Rusdi yang memimpin Arek Malang melawan penjajahan. Bahkan nama Hamid Rusdi masih diabadikan sebagai nama jalan, nama terminal, hingga sosoknya menjadi monumen di Jalan Simpang Balapan Malang.

Baca Juga: Kafe di Malang Berikan Diskon Spesial Bagi Pengguna Bahasa Walikan

1. Hamid Rusdi ternyata lahir di Kabupaten Malang

Foto sosok pahlawan Hamid Rusdi. (IDN Times/istimewa)

Pakar Sejarah Kota Malang, Agung Buana menceritakan jika Hamid Rusdi lahir pada tahun 1911. Ia lahir dari keluarga kaya raya di wilayah Desa Sumbermanjing Kulon, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Segala kebutuhannya tercukupi karena keluarganya yang merupakan tuan tanah di sana.

Hamid Rusdi tumbuh pada lingkungan religius karena desanya merupakan basis Organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan saat remaja ia bergabung pada Pandu Ansor, dari sinilah jiwa patriotismenya tumbuh.

"Banyak juga masyarakat yang belum tahu kalau saat remaja Hamid Rusdi pernah bekerja di Lapas (Lembaga Permasyarakatan) Lowokwaru sebagai sopir. Di sana juga ia dilatih oleh tentara Jepang sebagai serdadu," terang Agung saat dikonfirmasi pada Rabu (9/8/2023).

2. Hamid Rusdi dilatih serdadu Jepang sejak 1943

Ilustrasi pasukan pejuang kemerdekaan Indonesia. (IDN Times/istimewa)

Hamid Rusdi mendapatkan kepelatihan militer dari sedadu Jepang sejak 1943. Ia mendapat pendidikan dasar-dasar militer hingga taktikal. Dari sanalah jiwa kepemimpinannya tumbuh sehingga mampu memimpin pasukan dari elemen masyarakat pribumi.

Ketika Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat pada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Momentum ini dimanfaatkan Hamid Rusdi dan Arek-arek Malang untuk melucuti senjata Jepang.

"Hamid Rusdi saat itu menjadi komandan dengan gagah berani melucuti senjata Jepang. Pelucutan ini bukan hal mudah, karena pasukan Jepang terkenal memiliki harga diri yang tinggi," bebernya.

Baca Juga: Gowes Malang-Jakarta untuk Kanjuruhan, Midun Ngaku Sempat Dihalangi

Verified Writer

Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya