TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Warga Asing yang Fasih Ngomong Bahasa Jawa Medok

Bahkan mereka lebih lancar ngomong Jawa ketimbang Indonesia

Ilustrasi orang Jawa. (id.pinterest.com)

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan kearifan lokalnya. Banyak suku dan budaya di Indonesia ini, termasuk agama serta bahasa yang menyertainya. Di pulau Jawa misalnya, banyak suku yang tinggal di tanah yang katanya merupakan peradaban paling tua di nusantara ini.

Namun, meski tinggal di Jawa faktanya tidak semua penduduknya bisa berbahasa Jawa. Mayoritas, bahasa Jawa digunakan oleh penduduk di Jawa Timur dan Jawa Tengah saja. Tetapi tahukah kamu, banyak warga negara asing yang justru mahir berbahasa Jawa. Saking fasihnya, bahasa Jawa mereka lebih lancar ketimbang saat berbahasa Indonesia. Siapakah mereka? Berikut 6 warga negara asing yang memiliki ketrampilan berbahasa Jawa. 

Baca Juga: 25 Inspirasi Caption Jowo, Dijamin Nancep di Hati!

1. Dave Jephcott

Dave Jephcott. (Instagram/ londokampung)

Dave Jephcott atau lebih dikenal dengan sapaan Cak Dave.Dia adalah bule Australia yang sudah lama tinggal di Indonesia. Cak Dave pertama kali ke Indonesia bersama keluarga dan keluarganya pun sudah erat dengan budaya Indonesia. Maka tak heran jika ketertarikan terhadap Indonesia membuat keluarga Cak Dave memutuskan untuk menetap di Indonesia tepatnya di kota Surabaya.

Tinggal di Surabaya, Cak Dave ini kerap menamai dirinya sebagai Londo Kampung. Aksen bahasa Jawa yang digunakan pun lebih ke arah 'wong Suroboyoan'. Seringkali dia dan istrinya yang asli Indonesia juga mengajarkan Bahasa Jawa kepada anaknya yang dinamakan Jago. Selain itu, Cak Dave juga sering membagikan video prank di kanal YouTubenya mengenai kebiasaannya dalam berbahasa Jawa.

2. Naohiro Katsumata

Naohiro Katsumata. (Instagram/ naohiro_katsumata)

Naohiro Katsumata atau lebih akrab disapa Mas Nao adalah warga asli Jepang. Awal Mas Nao bisa berbahasa Jawa karena ia pernah belajar di Jogjakarta dari sekolah dasar hingga kuliah mulai tahun 1998. Saat kuliah, Mas Nao mengambil jurusan Sastra Indonesia di Universitas Gajah Mada dan juga mengikuti Komunitas Sastra Budaya di UGM yang menggunakan Bahasa Jawa halus saat berkomunikasi.

Tidak heran jika Mas Nao bisa berbahasa Jawa halus. Alasan Mas Nao ingin belajar di Indonesia dikarenakan ibunya juga mempelajari Bahasa Indonesia. Hingga kini, ibunya menetap dan tinggal di Jogjakarta untuk mengajar Bahasa Jepang ke orang-orang Indonesia.

3. Ralph Scheunemann

Ralph Scheunemann. (Instagram/ londo.jowo.kabeh)

Ralph adalah panggilan akrab dari Ralph Scheunemann. Pria ini merupakan bule asal Jerman yang telah lama menetap di Pulau Jawa tepatnya di Kota Malang. Tinggal di lingkungan yang penuh dengan orang-orang yang berbahasa Jawa selama 48 tahun, membuatnya fasih berbahasa Jawa.

Ralp abhkan sudah menganggap Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu. Meskipun istrinya orang Ambon dan tidak menggunakan Bahasa Jawa saat berbicara, Ralph tidak lupa menggunakan Bahasa Jawa karena saudara dan orangtuanya juga menggunakan Bahasa Jawa saat berbicara. Bahkan dalam setiap postingannya di Instagram, pria ini masih menggunakan Bahasa Jawa. 

4. Natan Bayo

Natan Bayo. (Instagram/ natanbayo)

Selama 19 tahun tidak mengunjungi Indonesia, namun Natan Bayo tidak lupa dengan Bahasa Jawa. Kakak Cak Dave ini menceritakan pengalamannya dalam belajar Bahasa Jawa. Mengetahui keluarganya sangat akrab dengan budaya Indonesia dan pernah tinggal lama di Jawa, Natan paham betul dengan Bahasa Jawa.

Hal ini terbukti ketika Cak Dave berbicara dengannya melalui panggilan video pada chanel youtube Cak Dave, Natan dengan sigap menjawab pertanyaan-pertanyaan Cak Dave menggunakan Bahasa Jawa. Bahkan untuk berkomunikasi dengan keluarganya di Indonesia, Natan selalu menggunakan Bahasa Jawa. 

5. Agnes Serfozo

Agnes Serfozo. (Instagram/ agnesserfozo)

Agnes Serfozo kini sudah menjadi warga negara Indonesia. Wanita dengan bahasa Jawa medok ini sudah 17 tahun tinggal di Indonesia tepatnya di Kota Solo. Awal Agnes ke Indonesia karena mendapat beasiswa dari kampusnya Budapes Hongaria untuk mempelajari budaya karawitan. 

Selanjutnya dia mengambil topik perwayangan karena sedang menyelesaikan skripsi antropologi budaya. Pada tahun 2004, ia masuk ke ISI Solo, Jawa Tengah. Disini, ia mulai mempelajari wayang. Selain itu, ia juga mendalami budaya Jawa, termasuk belajar Bahasa Jawa halus. Bahkan akhirnya ia juga menjadi sinden setelah berkenalan dengan seorang dalang dan menikah dengan anak dalang, hingga kini mempunyai dua orang anak.

Baca Juga: 5 Tips Belajar Bahasa Asing Secara Autodidak Tanpa Stres, Coba, yuk!

Verified Writer

Agung Sedana

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya