TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dampak Serius Gas Air Mata Bagi Pernapasan

Polisi menembakkan gas air mata di tribun Kanjuruhan

Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pasca laga Arema FC kontra Persebaya. IDN Times/Alfi Ramadana

Surabaya, IDN Times - Rata-rata korban meninggal dalam insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang mengalami sesak napas. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede Nasrullah membeberkan dampak serius paparan gas air mata air mata pada pernapasan.

Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Kanjuruhan yang Tewaskan 127 Orang

1. Kandungan gas air mata bahayakan pernapasan, penglihatan dan kulit

Gas air mata dan gas pemadam kebakaran melayang sekitar demonstran saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, Selasa (2/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/rwa. Sumber: antaranews.com

Dede mengatakan, ada tiga kumpulan bahan kimia salah satunya yang sering digunakan adalah chloroacetophenone yang disingkat dengan CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau yang disingkat CS. Paparan bahan kimia tersebut secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan dan kulit.

"Senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa," ujarnya, Minggu (2/10/2022).

Senyawa CS ini berhubungan dengan reseptor syaraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri. Ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih. Selain itu, gas air mata dapat juga menimbulkan rasa gatal pada kulit, panas, dan penglihatan kabur. Juga sulit bernapas, batuk, mual dan muntah.

2. Sebut penggunaan gas air mata sudah langgar aturan

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya. (IDN Times/Alfi Ramadana)

Karena ada kandungan itu, Dede menyayangkan adanya pengamanan kerusuhan di dalam pertandingan sepak bola dengan gas air mata. Menurut dia, penggunaan gas air mata dalam pertandingan sepak bola, merupakan pelanggaran kode etik keamanan FIFA.

Apalagi dampak dari akibat gas air mata tersebut dengan kondisi stadion yang sangat penuh sesak dan tidak kondusif. Seharusnya, kata Dede, pihak berwajib dalam hal ini kepolisian dapat melakukan tindakan pengamanan yang lainnya. 

"Semoga dengan kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semuanya sehingga sepak bola di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan tidak ada kejadian kejadian yang serupa karena pada hakikatnya nyawa harus lebih dipentingkan dari segala-galanya," tegasnya.

Baca Juga: Insiden Berdarah Kanjuruhan Jadi Sorotan Media Asing

Berita Terkini Lainnya