TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tradisi Lebaran yang Unik di Jawa Timur

Ada yang pernah kamu ikuti?

Ilustrasi Merayakan Momen Lebaran. Pexels/Musa Alzanoun

Indonesia memiliki keberagaman budaya dan suku bangsa yang tersebar di berbagai wilayah. Oleh karena itu, Indonesia memiliki banyak tradisi unik, salah satunya adalah tradisi yang hanya ada saat lebaran. Perbedaan tradisi hari raya idul fitri membuat perayaan hari raya umat Islam di Indonesia semakin meriah hingga sekarang.

Lalu, apa saja tradisi lebaran yang ada di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Timur? Nah, kalian bisa simak rangkumannya di bawah ini.

1. Nyabis

Ilustrasi nyabis atau bersilaturahmi pada kyai. Pixabay/SCY

Jangan heran jika orang Madura kerap melibatkan tokoh agama untuk urusan sosial mereka. Sejak kecil, orang Madura sudah diajarkan ilmu agama, sehingga tokoh agama atau kyai memiliki posisi yang tinggi di Pulau Madura.

Oleh karena itulah, ada yang dinamakan tradisi Nyabis saat Idul Fitri. Tradisi ini mirip dengan sowan dalam bahasa Jawa. Nyabis menjadi cara untuk bersilaturahmi dengan tokoh agama atau kyai. Ketika melakukan Nyabis, orang biasanya akan meminta nasihat serta doa restu kepada kyai.

Baca Juga: Asal Usul Tradisi Sungkeman Lebaran

2. Bibien

Bibien. (memoindonesia.com)

Di Desa Kasemek, Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, terdapat tradisi yang masih dilakukan warganya sampai saat ini untuk menyambut Lebaran. Tradisi berburu nasi bungkus ini disebut dengan Bibien. Biasanya, sejumlah warga akan menyediakan nasi bungkus di depan rumah.

Nasi bungkus tersebut boleh diambil oleh siapapun, tidak memandang usia maupun status sosial. Pemburu nasi bungkus kerap kali didominasi anak-anak kecil. Mereka datang dari rumah ke rumah, untuk mencari nasi bungkus yang tersedia di teras rumah tetangga. 

3. Tompokan

Ilustrasi Daging Sapi Tompokan. Pixabay/Waldrebell

Tiap-tiap daerah memiliki cara uniknya sendiri dalam rangka menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri. Warga Kabupaten Jember, Jawa Timur memiliki tradisi sambut lebaran yang disebut dengan Tompokan. Tompokan ini berasal dari Bahasa Madura yang artinya tumpukan.

Tradisi Tompokan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konsep arisan. Warga akan menyetor uang dengan nominal yang telah ditetapkan untuk kemudian dikumpulkan menjadi satu. Hasil dari uang tersebut kemudian dibelikan sapi yang dagingnya akan dibagi secara merata dan diolah ketika Lebaran tiba.

4. Balon Lebaran

Balon Lebaran. Facebook/SEMUA Tentang Ponorogo

Setiap tahun festival ini tidak pernah absen digelar di wilayah Ponorogo, Jawa Timur. Tradisi yang telah menjadi kegiatan turun-menurun ini masih terus dilestarikan oleh warga di sana. Penyelenggaraan festival ini dimaksudkan sebagai sarana edukasi kepada masyarakat agar tidak menerbangkan balon udara secara liar.

Sejak tahun 2018, penyelenggaraan festival balon udara di Ponorogo melalui pengawasan ketat dari pihak yang berwenang. Tujuannya supaya pelaksanaan tradisi tetap berlangsung dan tidak menimbulkan risiko yang merugikan pihak lain.

5. Barong Ider Bumi

Barong Ider Bumi. (kemenkopmk.go.id)

Di Desa Adat Osing Kemiren, Banyuwangi terdapat satu budaya yang unik untuk menyambut Lebaran yang biasa dikenal dengan sebutan Barong Ider Bumi. Ider Bumi ini biasa dilakukan pada hari kedua Lebaran. Tradisi dilakukan dengan tujuan untuk menolak bala.

Seperti kebanyakan ritual-ritual di Banyuwangi, Tradisi Ider Bumi juga melibatkan sajian seni pertunjukan yang diwujudkan dalam sebuah arak-arakan. Semacam festival atau karnaval dengan rute telah ditentukan yakni dimulai dari ujung timur hingga ujung barat Desa Kemiren.

Verified Writer

Kayla Jasmine Yasmara

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya